Restrukturisasi Rampung, Menperin: Sritex Bangkitkan Optimisme Industri Tekstil
Kamis, 10 Februari 2022 - 12:49 WIB
JAKARTA - PT Sri Rejeki Isman Tbk ( Sritex ) mendapatkan apresiasi dari pemerintah seusai sukses merampungkan restrukturisasi dengan kreditur hingga homologasi.
Kementerian Perindustrian ( Kemenperin ), Kamis (10/2/2022), menilai Sritex membangkitkan optimisme industri tekstil, terutama di tengah pandemi yang memiliki dampak besar terhadap dunia usaha. Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan, keberhasilan restrukturisasi hingga homologasi Sritex menjadi angin segar bagi industri tekstil dalam negeri.
"Kami mengapresiasi Sritex atas keberhasilannya dalam restrukturisasi. Ini menjadi angin segar bagi industri tekstil di tanah air," kata Agus, Kamis (10/2/2022).
Terlebih, lanjut Menperin, Sritex adalah salah satu industri tekstil terbesar yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Karena itu, keberhasilan Sritex dalam menghadapi tantangan restrukturisasi menurutnya juga mengindikasikan kepercayaan para pemangku kepentingan global atas kemampuan industri TPT nasional.
Agus menambahkan, pemerintah pun selama ini melakukan berbagai langkah agar dunia industri dapat bertahan dikala pandemi. "Pemerintah terus menjaga iklim investasi dan usaha industri TPT melalui kebijakan strategis. Baik berupa insentif fiskal maupun non-fiskal, untuk mengurangi dampak pandemi Covid-19," tandasnya.
Hal ini pula yang menjadi alasan Kemenperin sangat antusias dengan hasil perjuangan Sritex yang dapat mempertahankan operasionalnya di tengah restrukturisasi.
Menurut Agus, efek dari keberhasilan Sritex berdamai dengan kreditur berdampak positif lebih luas. Keberhasilan Sritex ini menurutnya juga menumbuhkan optimisme terhadap sektor padat karya yang berorientasi ekspor. "Dengan selesainya proses restrukturisasi, industri TPT pantas disebut sebagai sunrise industry, bukan sunset," tegasnya.
Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) juga merespons positif pencapaian Sritex. API menilai hal ini menjadi titik balik bagi dunia industri di tengah pandemi. "Titik balik Industri TPT di tahun 2022 akan ditandai dengan meningkatnya investasi di industri tekstil yg bisa mencapai USD900 juta dalam periode 2022-2023," ujar Ketua API Jemmy Kartiwa Sastraatmaja.
Menurutnya, komitmen investasi tersebut menunjukkan keyakinan terhadap sektor tekstil, dan besarnya dukungan dari sektor perbankan. API juga menyambut baik rampungnya restrukturisasi Sritex sebagai satu dari beberapa perusahaan tekstil yang melantai di bursa. "Karena ini menandakan kepercayaan para kreditur terhadap prospek industri tekstil ke depan," tuturnya.
Dia berharap ke depan sinergi antarpengusaha tekstil pun akan semakin baik. Dengan sinergi dan kolaborasi antarpengusaha tekstil, kata Jemmy, industri ini dapat bangkit lebih kuat lagi menuju ketahanan dan kemandirian sandang nasional.
Kementerian Perindustrian ( Kemenperin ), Kamis (10/2/2022), menilai Sritex membangkitkan optimisme industri tekstil, terutama di tengah pandemi yang memiliki dampak besar terhadap dunia usaha. Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan, keberhasilan restrukturisasi hingga homologasi Sritex menjadi angin segar bagi industri tekstil dalam negeri.
"Kami mengapresiasi Sritex atas keberhasilannya dalam restrukturisasi. Ini menjadi angin segar bagi industri tekstil di tanah air," kata Agus, Kamis (10/2/2022).
Terlebih, lanjut Menperin, Sritex adalah salah satu industri tekstil terbesar yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Karena itu, keberhasilan Sritex dalam menghadapi tantangan restrukturisasi menurutnya juga mengindikasikan kepercayaan para pemangku kepentingan global atas kemampuan industri TPT nasional.
Agus menambahkan, pemerintah pun selama ini melakukan berbagai langkah agar dunia industri dapat bertahan dikala pandemi. "Pemerintah terus menjaga iklim investasi dan usaha industri TPT melalui kebijakan strategis. Baik berupa insentif fiskal maupun non-fiskal, untuk mengurangi dampak pandemi Covid-19," tandasnya.
Hal ini pula yang menjadi alasan Kemenperin sangat antusias dengan hasil perjuangan Sritex yang dapat mempertahankan operasionalnya di tengah restrukturisasi.
Menurut Agus, efek dari keberhasilan Sritex berdamai dengan kreditur berdampak positif lebih luas. Keberhasilan Sritex ini menurutnya juga menumbuhkan optimisme terhadap sektor padat karya yang berorientasi ekspor. "Dengan selesainya proses restrukturisasi, industri TPT pantas disebut sebagai sunrise industry, bukan sunset," tegasnya.
Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) juga merespons positif pencapaian Sritex. API menilai hal ini menjadi titik balik bagi dunia industri di tengah pandemi. "Titik balik Industri TPT di tahun 2022 akan ditandai dengan meningkatnya investasi di industri tekstil yg bisa mencapai USD900 juta dalam periode 2022-2023," ujar Ketua API Jemmy Kartiwa Sastraatmaja.
Menurutnya, komitmen investasi tersebut menunjukkan keyakinan terhadap sektor tekstil, dan besarnya dukungan dari sektor perbankan. API juga menyambut baik rampungnya restrukturisasi Sritex sebagai satu dari beberapa perusahaan tekstil yang melantai di bursa. "Karena ini menandakan kepercayaan para kreditur terhadap prospek industri tekstil ke depan," tuturnya.
Dia berharap ke depan sinergi antarpengusaha tekstil pun akan semakin baik. Dengan sinergi dan kolaborasi antarpengusaha tekstil, kata Jemmy, industri ini dapat bangkit lebih kuat lagi menuju ketahanan dan kemandirian sandang nasional.
(fai)
tulis komentar anda