Impor Mei 2020 Anjlok 32,65%, Laptop dan Bawang Asal China Naik

Senin, 15 Juni 2020 - 13:36 WIB
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, mayoritas impor Indonesia berasal dari China. Adapun beberapa barang yang diimpor dari negara Tirai Bambu -julukan China- tersebut pada bulan lalu adalah bawang putih, dan laptop. Foto/Dok
JAKARTA - Impor dari sejumlah negara tercatat mengalami peningkatan, meski secara keseluruhan angka impor pada bulan Mei 2020 lebih rendah. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor Indonesia pada Mei 2020 sebesar USD 8,44 miliar atau turun 32,65% jika dibandingkan dengan April 2020.

( )

Rincian selama bulan lalu, impor nonmigas dari Afrika Selatan, Rusia, dan Republik Cheska mencatatkan kenaikan tertinggi. Masing-masing kenaikannya adalah USD54,5 juta, USD33,5 juta, dan USD25,3 juta



Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, mayoritas impor Indonesia berasal dari China. Adapun beberapa barang yang diimpor dari negara Tirai Bambu -julukan China- tersebut pada bulan lalu adalah bawang putih, dan laptop.

"Kalau berdasarkan negara impor utama masih berasal dari Tiongkok (China). Di sana impor selama Mei 2020 kontribusinya sebesar 28,13%. Pada Mei 2020 ini impor utama dari Tiongkok adalah bawang putih, transmisi dan laptop, tapi impor buah mengalami penurunan," ujar Suhariyanto di Jakarta, Senin (15/6/2020).

Dia melanjutkan impor kedua berasal dari Amerika Serikat. Beberapa komoditas barang yang diimpor dari negara Paman Sam tersebut antara lain kacang kedelai (soybean), gandum dan kapas. "Di sisi lain, impor dari negara ASEAN masih menyumbang 19,81 persen ke Indonesia. Selanjutnya dari Uni Eropa sebesar 7,73%," imbuhnya.

Sebagai informasi berdasarkan penggunaan barangnya, seluruh impor mengalami penurunan secara tahunan maupun bulanan. Secara rinci, impor konsumsi mencapai USD930 juta, turun 39,83% (yoy).

Secara kumulatif sejak Januari-Mei 2020, impor nonmigas mencapai USD53,29 miliar, turun 14,10% (yoy). Adapun, impor bahan baku penolong mencapai USD6,11 miliar, turun 43,03% (yoy), dan impor barang modal turun 40,0% (yoy) menjadi USD 1,39 miliar.
(akr)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More