Terkait Risiko Mikroplastik, Konsumen Tak Perlu Khawatir

Kamis, 19 Mei 2022 - 19:36 WIB
Berdasarkan data awal WHO, seputar kontaminasi mikroplastik pada air minum dalam wadah botol plastik banyak merujuk pada hasil riset Departemen Kimia, State University of New York at Fredonia, Amerika Serikat. Dari riset itulah kemudian bermunculan banyak penelitian sejenis, berikut gunungan pertanyaan, dan juga kecemasan, atas dampak kontaminasi mikroplastik dalam air minum pada tubuh manusia.

Riset Fredonia itu, terbit dengan judul Synthetic Polymer Contamination in Bottled Water di jurnal Frontier in Chemistry pada September 2018, mencakup uji kontaminasi mikroplastik atas 11 merek air minum kemasan botol plastik di sembilan negara, termasuk Aqua dari Indonesia.

Pada intinya, penelitian berujung temuan bahwa 93% dari total 259 botol sampel air minum kemasan yang diuji menunjukkan sejumlah tanda telah terjadi kontaminasi mikroplastik.

Bagian lain laporan menyebut kontaminasi mikroplastik pada sampel yang diuji kemungkinan bersumber dari kemasan plastik dan atau saat proses pengisian air minum di pabrik pengolahan.

Dalam bagian akhir, laporan mempertimbangkan fakta belum ada penelitian yang konklusif terkait dampak kontaminasi mikroplastik pada manusia dan fenomena masifnya konsumsi air minum kemasan di seluruh dunia. Karena itu, riset merekomendasikan pengurangan produksi dan konsumsi air minum kemasan botol plastik, utamanya untuk mereka yang tinggal di wilayah dimana masih tersedia air keran yang bersih dan sehat.

Banyak yang mengamini rekomendasi itu. Salah satunya adalah peneliti di Pusat Riset dan Kajian Obat dan Makanan Badan POM. Dalam Kajian Risiko mikroplastik pada air kemasan pada akhir Desember 2020, peneliti lembaga menyarankan tindakan pengendalian berupa pengurangan penggunaan plastik, pemetaan cemaran mikroplastik pada sampel air baku, air minum dan air yang digunakan untuk produksi obat dan makanan, dan identifikasi titik-titik kritis kemungkinan terjadinya kontaminasi pada proses pengolahan air minum kemasan.



WHO sendiri, pada 2019, dalam sebuah laporan komprehensif bertajuk Microplastic in Drinking-water, menjawab pertanyaan dan kecemasan global ihwal kemungkinan dampak mikroplastik dalam air minum pada kesehatan manusia. Setebal 124 halaman, laporan menggambarkan mikroplastik sebagai ubiquitous, ada di mana-mana, di semua lingkungan, dari perairan laut hingga makanan, dari udara hingga air minum, baik dalam botol maupun dari air keran. Hanya saja, kata lembaga itu, belum ada penelitian yang konklusif ihwal efek pada kesehatan manusia.
(nng)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More