Sejarah Penemuan Harta Karun Minyak yang Mengubah Nasib Qatar Menjadi Kaya Raya
Senin, 06 Juni 2022 - 11:57 WIB
Pada 1933, APOC mengirimkan 2 ahli geologinya, P.T Cox dan E.W Shaw ke Qatar. Usai melakukan observasi selama kurang lebih 3 bulan, mereka menemukan potensi minyak menjanjikan di Kota Dukhan. Sama persis seperti apa yang ada di Bahrain.
Memasuki tahun 1940, minyak di Qatar mulai dieksplorasi dan diproduksi secara luas. Dalam sehari, negara tersebut mampu menghasilkan 4.000 barel minyak. Sayangnya, eksportasi harus terhenti akibat Perang Dunia ke-2, dan baru bisa dilakukan lagi pada 1949.
Pasca penemuan kilang minyak yang melimpah ruah, masyarakat Qatar mulai menuai hasilnya. Negara itu berhasil mengelola minyaknya sendiri dan memperbaiki kehidupan ekonominya. Anak-anak di Qatar mulai mendapat pendidikan dengan kualitas baik dan sejahtera.
Bahkan hari ini, pendapatan dari minyak dan gas membuat pendapatan per kapita rata-rata di Qatar mencapai lebih dari USD98,800, jauh melampaui Amerika Serikat atau Inggris" tulis Harrison Jacobs dalam How Qatar got so rich so fast pada 2015.
Menurut data yang diberikan oleh Worldometer, cadangan minyak yang dimiliki Qatar per tahun 2016 adalah 25.244.000.000 barel. Negara ini memasok 1,5% dari total minyak dunia. Selain minyak, Qatar juga bertindak sebagai pemasok gas alam. Diperkirakan, kapasitas produksi gas alam Qatar mencapai 126 juta ton per tahun pada 2027 nanti.
Cadangan minyak Qatar mungkin tidak sebesar Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Kuwait. Namun dengan jumlah penduduk yang jauh lebih sedikit, membuat negara ini menjadi kaya raya.
Menurut data BP Statistical Review of World Energy 2020, Qatar memiliki cadangan minyak sebesar 25,2 miliar barrel pada 2019. Jumlah itu jauh lebih besar dibandingkan 20 tahun lalu yang hanya mencapai 13,1 miliar barrel.
Angka produksi minyak per hari Qatar mencapai 1,8 juta barrel, lebih rendah daripada produksi 2018 sebanyak 1,9 juta barrel. Sementara itu, angka konsumsi minyak di Qatar hanya mencapai 346.000 barrel per hari.
Memasuki tahun 1940, minyak di Qatar mulai dieksplorasi dan diproduksi secara luas. Dalam sehari, negara tersebut mampu menghasilkan 4.000 barel minyak. Sayangnya, eksportasi harus terhenti akibat Perang Dunia ke-2, dan baru bisa dilakukan lagi pada 1949.
Pasca penemuan kilang minyak yang melimpah ruah, masyarakat Qatar mulai menuai hasilnya. Negara itu berhasil mengelola minyaknya sendiri dan memperbaiki kehidupan ekonominya. Anak-anak di Qatar mulai mendapat pendidikan dengan kualitas baik dan sejahtera.
Baca Juga
Bahkan hari ini, pendapatan dari minyak dan gas membuat pendapatan per kapita rata-rata di Qatar mencapai lebih dari USD98,800, jauh melampaui Amerika Serikat atau Inggris" tulis Harrison Jacobs dalam How Qatar got so rich so fast pada 2015.
Menurut data yang diberikan oleh Worldometer, cadangan minyak yang dimiliki Qatar per tahun 2016 adalah 25.244.000.000 barel. Negara ini memasok 1,5% dari total minyak dunia. Selain minyak, Qatar juga bertindak sebagai pemasok gas alam. Diperkirakan, kapasitas produksi gas alam Qatar mencapai 126 juta ton per tahun pada 2027 nanti.
Cadangan minyak Qatar mungkin tidak sebesar Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Kuwait. Namun dengan jumlah penduduk yang jauh lebih sedikit, membuat negara ini menjadi kaya raya.
Menurut data BP Statistical Review of World Energy 2020, Qatar memiliki cadangan minyak sebesar 25,2 miliar barrel pada 2019. Jumlah itu jauh lebih besar dibandingkan 20 tahun lalu yang hanya mencapai 13,1 miliar barrel.
Angka produksi minyak per hari Qatar mencapai 1,8 juta barrel, lebih rendah daripada produksi 2018 sebanyak 1,9 juta barrel. Sementara itu, angka konsumsi minyak di Qatar hanya mencapai 346.000 barrel per hari.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda