Big Data Solusi Kesenjangan Kompetensi Pendidikan dan Industri
Sabtu, 30 Juli 2022 - 11:27 WIB
Menurut Billy, pemanfaatan big data tidak hanya berhenti dalam perencanaan, kemampuan big data juga bisa dieksploitasi terkait dengan kebutuhan training yang dibutuhkan bisnis. Sehingga solusi kebutuhan talenta tidak sekadar hanya berujung mendapatkan SDM (hiring).
“Tetapi juga memungkinkan membekali karyawan yang ada dengan kompetensi tambahan yang menjadikan individu tersebut termotivasi untuk bertahan. Bagi generasi Z, nilai tambah atau value dari sebuah perusahaan itu adalah petimbangan mereka untuk bertahan,” tuturnya.
(Baca juga:Perkuat Bisnis TECH, IndoSterling Group Dapat Suntikan Investasi Rp600 Miliar)
Dalam hal ini, lanjutnya, kata kunci untuk seluruh implementasi solusi big data adalah analisis prediktif, monitoring dan reporting. Selain berguna untuk meramalkan apa yang mungkin terjadi ke depan, analisis juga mampu membuka wawasan dan kesadaran pemilik bisnis tentang apa yang terjadi saat ini.
PT Indosterling Technomedia Tbk (TECH) adalah emiten teknologi informasi di bawah bendera IndoSterling Group yang sejak lama menghadirkan program #hasTECH berkolaborasi dengan lembaga pendidikan tinggi.
Program ini merupakan program intership (magang) yang diberikan kepada mahasiswa untuk membantu mahasiswa yang memiliki jiwa entrepreneur. Program #hasTECH ini juga akan menempatkan mahasiswa ke dalam portofolio TECH dan penelitian dan pengembangan untuk memperkuat ekosistem-ekosistem Digital di Indonesia.
Adapun portofolio utama dalam program intership (magang) ini adalah Edufecta, PingPoint, Kawn, Renofax. Sedangkan untuk penelitian & pengembangan #hasTECH berpatokan kepada Big Data, Artificial Intelligence, dan Blockchain. Program #hasTECH intership ini juga dapat menghasilkan sertifikat keahlian bagi mahasiswa.
PT Indosterling Technomedia Tbk (TECH) gencar menjalankan program #hasTECH setelah melihat hasil penelitian McKinsey dan Bank Dunia yang menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan sekitar 9 juta talenta digital untuk tahun 2015 – 2030.
“Artinya ada kebutuhan 600.000 tenaga ahli di bidang digital setiap tahunnya. Kebutuhan yang cukup tinggi ini sayangnya masih sukar dipenuhi karena masih ada jarak cukup lebar dalam hal kompetensi. Untuk itu TECH hadir langsung menjalankan program menggandeng banyak kampus,” katanya.
“Tetapi juga memungkinkan membekali karyawan yang ada dengan kompetensi tambahan yang menjadikan individu tersebut termotivasi untuk bertahan. Bagi generasi Z, nilai tambah atau value dari sebuah perusahaan itu adalah petimbangan mereka untuk bertahan,” tuturnya.
(Baca juga:Perkuat Bisnis TECH, IndoSterling Group Dapat Suntikan Investasi Rp600 Miliar)
Dalam hal ini, lanjutnya, kata kunci untuk seluruh implementasi solusi big data adalah analisis prediktif, monitoring dan reporting. Selain berguna untuk meramalkan apa yang mungkin terjadi ke depan, analisis juga mampu membuka wawasan dan kesadaran pemilik bisnis tentang apa yang terjadi saat ini.
PT Indosterling Technomedia Tbk (TECH) adalah emiten teknologi informasi di bawah bendera IndoSterling Group yang sejak lama menghadirkan program #hasTECH berkolaborasi dengan lembaga pendidikan tinggi.
Program ini merupakan program intership (magang) yang diberikan kepada mahasiswa untuk membantu mahasiswa yang memiliki jiwa entrepreneur. Program #hasTECH ini juga akan menempatkan mahasiswa ke dalam portofolio TECH dan penelitian dan pengembangan untuk memperkuat ekosistem-ekosistem Digital di Indonesia.
Adapun portofolio utama dalam program intership (magang) ini adalah Edufecta, PingPoint, Kawn, Renofax. Sedangkan untuk penelitian & pengembangan #hasTECH berpatokan kepada Big Data, Artificial Intelligence, dan Blockchain. Program #hasTECH intership ini juga dapat menghasilkan sertifikat keahlian bagi mahasiswa.
PT Indosterling Technomedia Tbk (TECH) gencar menjalankan program #hasTECH setelah melihat hasil penelitian McKinsey dan Bank Dunia yang menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan sekitar 9 juta talenta digital untuk tahun 2015 – 2030.
“Artinya ada kebutuhan 600.000 tenaga ahli di bidang digital setiap tahunnya. Kebutuhan yang cukup tinggi ini sayangnya masih sukar dipenuhi karena masih ada jarak cukup lebar dalam hal kompetensi. Untuk itu TECH hadir langsung menjalankan program menggandeng banyak kampus,” katanya.
(dar)
tulis komentar anda