Demi Menahan Laju Inflasi, Harga Barang Jangan Naik Serentak
Jum'at, 19 Agustus 2022 - 10:52 WIB
Ancaman inflasi yang terus meningkat bukan hanya datang dari kenaikan tarif ojol, tapi juga dari harga-harga barang dan kebutuhan pokok lainnya yang memang sudah merangkak naik sebelumnya. Dalam beberapa kesempatan baik Presiden Joko Widodo maupun Menteri Keuangan Sri Mulyani melontarkan sinyal bahwa harga BBM bakal naik. Sebab subsidi BBM dari APBN sudah sangat tinggi, lebih dari Rp500 triliun. Tiket pesawat juga bakal naik menyusul mahalnya harga avtur.
Perang Rusia-Ukraina, Pandemi yang masih ada, serta merosotnya kondisi ekonomi negara-negara lain di dunia, tampaknya memang benar-benar telah membuat tekanan yang hebat bagi kondisi perekonomian nasional. Krisis bahan pangan juga dialami didalam negeri, khususnya bahan pangan impor seperti tepung terigu. Perlahan tapi pasti harga mie instan ataupun mie yang dijual oleh pedagang kaki lima mulai merangkak naik. Bahkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, pernah menyampaikan bahwa kenaikan harga tepung terigu di pasar dunia, akan mengakibatkan harga mie instant naik hingga tiga kali lipat.
Ancaman inflasi tinggi dan kenaikan harga barang dan jasa perlu jadi perhatian serius. Sebab, masyarakat bawah itu sangat sensitif dengan kenaikan harga. Apalagi daya beli masyarakat sudah tergerus akibat pandemi Covid-19, banyak PHK, penurunan gaji, kenaikan harga-harga bahan pangan, harga barang, dan sebagainya. “Idealnya tarif ojol maksimal hanya naik di kisaran 10%”, ujar Piter.
Di tengah kondisi inflasi yang tinggi seperti saat ini memang sebuah keniscayaan harga bang-barang naik. Sri Adiningsih, Ekonom dari Universitas Gadjah Mada mengatakan kenaikan tarif ojol sebenarnya mengikuti kenaikan yang lain. Seperti Upah, BBM, kenaikan harga-harga yang lain. Jika tarif ojol tidak naik, sementara harga BBM naik, ini juga akan menjadi beban bagi sekitar 3 juta driver ojol yang ada saat ini.
Sudah pasti kenaikan harga-harga ini akan berdampak sangat luas kepada masyarakat, yang beban hidupnya sudah sangat berat akibat pandemi. Sri Adiningsih berharap pemerintah dapat mengatur agar kenaikan yang terjadi terhadap harga barang dan jasa ini tidak terlalu tinggi, dan dilakukan secara bertahap. Hal ini dilakukan agar masyarakat tidak kaget dengan kondisi ekonomi saat ini. Pemerintah juga bisa mengatur dan berkordinasi sedemikian rupa, sehingga kenaikan barang dan jasa yang terjadi tidak bersaman dan dalam waktu yang berdekatan. Upaya ini bisa menjadi alternatif untuk menahan laju inflasi agar tidak menjulang tinggi.
Seperti apa kondisi ekonomi Indonesia dalam beberapa minggu ke depan? Bagaimana dampao kenaikan ojol nanti terhadap naiknya harga barang-barang? Seberapa besar pemerintah akan mengurangi subsidi BBM? Akankah harga mie instant benar-benar naik? Informasi ini bisa dipantau langsung melalui News RCTI+ secara update. Didukung oleh 93 publisher, news aggregator dibawah MNC Group ini setiap harinya selalu menghadirkan informasi-informasi penting yang dibutuhkan pembaca, termasuk informasi mengenai harga-harga barang/jasa dan kondisi ekonomi terkini baik nasional maupun global.
‘’News RCTI+ terus berkomitmen untuk memberitakan berbagai fenomena menarik, berdampak luas dan menjadi perhatian publik,’’ kata Co-Managing Director RCTI+, Valencia Tanoesoedibjo. Dia berharap News RCTI+ bisa menambah pengetahuan, hiburan sekaligus sumber inspirasi bagi masyarakat atas informasi penting yang disampaikan setiap hari.
Sebanyak 93 publisher menyuplai ribuan berita setiap hari ke News RCTI+ dalam berbagai isu di segala bidang. Ribuan berita tersebut ditampung dalam 14 kategori atau kanal. Yaitu, Berita Utama, Terkini, Populer, Otomotif, Travel, Ekonomi, Gaya Hidup, Muslim, Seleb, Teknologi, Olahraga, Global, Nasional, dan Infografis. News RCTI+ juga sudah menyediakan Topik Menarik untuk memudahkan pembaca mencari kumpulan berita menarik yang disukainya.
Publisher-publisher yang telah berkolaborasi dengan RCTI+ diantaranya: Okezone.com, Sindonews.com, Inews.id, Republika.com, Jawapos.com, Bisnis.com, Brilio.net, Tabloidbintang.com, Katadata.co.id, Rmol.id, rm.id, Infobanknews.com, dan Inilah.com. Selain itu ada Indozone.id, Ayojakarta.com, Pojoksatu.id, Alinea.id, Gwigwi.com, dw.com, todaykpop.com, Indosport, Skor.id, dan masih banyak lagi.
Perang Rusia-Ukraina, Pandemi yang masih ada, serta merosotnya kondisi ekonomi negara-negara lain di dunia, tampaknya memang benar-benar telah membuat tekanan yang hebat bagi kondisi perekonomian nasional. Krisis bahan pangan juga dialami didalam negeri, khususnya bahan pangan impor seperti tepung terigu. Perlahan tapi pasti harga mie instan ataupun mie yang dijual oleh pedagang kaki lima mulai merangkak naik. Bahkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, pernah menyampaikan bahwa kenaikan harga tepung terigu di pasar dunia, akan mengakibatkan harga mie instant naik hingga tiga kali lipat.
Ancaman inflasi tinggi dan kenaikan harga barang dan jasa perlu jadi perhatian serius. Sebab, masyarakat bawah itu sangat sensitif dengan kenaikan harga. Apalagi daya beli masyarakat sudah tergerus akibat pandemi Covid-19, banyak PHK, penurunan gaji, kenaikan harga-harga bahan pangan, harga barang, dan sebagainya. “Idealnya tarif ojol maksimal hanya naik di kisaran 10%”, ujar Piter.
Di tengah kondisi inflasi yang tinggi seperti saat ini memang sebuah keniscayaan harga bang-barang naik. Sri Adiningsih, Ekonom dari Universitas Gadjah Mada mengatakan kenaikan tarif ojol sebenarnya mengikuti kenaikan yang lain. Seperti Upah, BBM, kenaikan harga-harga yang lain. Jika tarif ojol tidak naik, sementara harga BBM naik, ini juga akan menjadi beban bagi sekitar 3 juta driver ojol yang ada saat ini.
Sudah pasti kenaikan harga-harga ini akan berdampak sangat luas kepada masyarakat, yang beban hidupnya sudah sangat berat akibat pandemi. Sri Adiningsih berharap pemerintah dapat mengatur agar kenaikan yang terjadi terhadap harga barang dan jasa ini tidak terlalu tinggi, dan dilakukan secara bertahap. Hal ini dilakukan agar masyarakat tidak kaget dengan kondisi ekonomi saat ini. Pemerintah juga bisa mengatur dan berkordinasi sedemikian rupa, sehingga kenaikan barang dan jasa yang terjadi tidak bersaman dan dalam waktu yang berdekatan. Upaya ini bisa menjadi alternatif untuk menahan laju inflasi agar tidak menjulang tinggi.
Seperti apa kondisi ekonomi Indonesia dalam beberapa minggu ke depan? Bagaimana dampao kenaikan ojol nanti terhadap naiknya harga barang-barang? Seberapa besar pemerintah akan mengurangi subsidi BBM? Akankah harga mie instant benar-benar naik? Informasi ini bisa dipantau langsung melalui News RCTI+ secara update. Didukung oleh 93 publisher, news aggregator dibawah MNC Group ini setiap harinya selalu menghadirkan informasi-informasi penting yang dibutuhkan pembaca, termasuk informasi mengenai harga-harga barang/jasa dan kondisi ekonomi terkini baik nasional maupun global.
‘’News RCTI+ terus berkomitmen untuk memberitakan berbagai fenomena menarik, berdampak luas dan menjadi perhatian publik,’’ kata Co-Managing Director RCTI+, Valencia Tanoesoedibjo. Dia berharap News RCTI+ bisa menambah pengetahuan, hiburan sekaligus sumber inspirasi bagi masyarakat atas informasi penting yang disampaikan setiap hari.
Sebanyak 93 publisher menyuplai ribuan berita setiap hari ke News RCTI+ dalam berbagai isu di segala bidang. Ribuan berita tersebut ditampung dalam 14 kategori atau kanal. Yaitu, Berita Utama, Terkini, Populer, Otomotif, Travel, Ekonomi, Gaya Hidup, Muslim, Seleb, Teknologi, Olahraga, Global, Nasional, dan Infografis. News RCTI+ juga sudah menyediakan Topik Menarik untuk memudahkan pembaca mencari kumpulan berita menarik yang disukainya.
Publisher-publisher yang telah berkolaborasi dengan RCTI+ diantaranya: Okezone.com, Sindonews.com, Inews.id, Republika.com, Jawapos.com, Bisnis.com, Brilio.net, Tabloidbintang.com, Katadata.co.id, Rmol.id, rm.id, Infobanknews.com, dan Inilah.com. Selain itu ada Indozone.id, Ayojakarta.com, Pojoksatu.id, Alinea.id, Gwigwi.com, dw.com, todaykpop.com, Indosport, Skor.id, dan masih banyak lagi.
tulis komentar anda