Wawancara Dubes RI untuk Inggris Raya, Dr Desra Percaya: Hubungan Ekonomi RI-Inggris Masuki Babak Baru
Rabu, 05 Oktober 2022 - 16:51 WIB
Beliu juga punya perhatian terhadap kepentingan di Indonesia seperti lingkungan hidup dan pemuda. Raja Charles III juga pernah bertemu dengan Presiden Jokowi, terakhir selama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Roma, Italia pada Oktober tahun lalu. Saya yakin ke depannya hubungan kedua negara akan meningkat.
Sebagai negara sahabat yang sudah menjalin hubungan diplomatik lebih dari 73 tahun, bagaimana Anda melihat perkembangan hubungan Indonesia dan Inggris saat ini?
Hubungan ini berlangsung menguat, stabil, kokoh, dan berkembang. Namun, saya perlu terangkan bahwa Indonesia tidak dikenal di kalangan warga lokal seterkenal negara bekas jajahan Inggris lainnya seperti Malaysia, Singapura, India, Pakistan, atau Bangladesh. Sejauh ini, kita tidak ada di dalam mata indeks mereka.
Perkembangan hubungan ini terjadi di level pemerintah, bisnis, dan warga. Selama menghadiri Konferensi Perubahan Iklim di Glasgow, Skotlandia, pada 2021, Jokowi juga akrab saat bertemu PM Boris Johnson. Maklum, keduanya pernah bertemu saat Jokowi masih menjadi Gubernur Jakarta dan Johnson Walikota London.
Sebagai Dubes yang kini bertugas di Inggris, saya sendiri bertugas untuk menjaga dan memperjuangkan kepentingan nasional Indonesia di berbagai bidang. April lalu, Ibu Menlu Retno Marsudi berkunjung ke London untuk menandatangani Partnership Roadmap 2022-2024 untuk memperkuat hubungan kedua negara.
Apa inti dari Partnership Roadmap 2022-2024 tersebut? Apakah ada bidang utama yang akan diprioritaskan?
Partnership Roadmap ini disepakati kedua negara supaya kerja sama yang dibangun lebih sistematis dan memiliki target serta parameter yang jelas. Jadi kita dapat melakukan koordinasi dan komunikasi yang teratur. Kita tentu menginginkan kerja sama yang saling menguntungkan dan didasari oleh rasa saling menghormati.
Partnership Roadmap ini mencakup berbagai bidang, mulai dari kerja sama ekonomi, perdagangan, investasi, politik, keamanan, pertahanan, perubahan iklim, energi terbarukan, lingkungan, pendidikan, kesehatan, penelitian, inovasi, hingga sistem multilateral yang akan melibatkan lebih banyak pihak di kawasan.
Dengan adanya kemitraan ini, kita secara bersama-sama dapat menganalisis potensi kedua negara dan fokus memprioritaskan apa yang dapat kita “panen” lebih dulu dalam dua tahun ke depan. Saat ini, kita terdampak pandemi Covid-19. Kita juga memiliki 3.000 pelajar ke Inggris. Jadi isu seperti ini pasti akan dibahas.
Menlu RI dan Inggris juga akan terus memantau perkembangan kemitraan ini. Sejauh ini, rencana investasi Inggris ke Indonesia ialah di bidang energi terbarukan. Bantuan teknis terkait perubahan iklim juga banyak diberikan. Bidang ini memang menjadi kekuatan terbesar yang dimiliki Inggris bagi negara-negara berkembang.
Sebagai negara sahabat yang sudah menjalin hubungan diplomatik lebih dari 73 tahun, bagaimana Anda melihat perkembangan hubungan Indonesia dan Inggris saat ini?
Hubungan ini berlangsung menguat, stabil, kokoh, dan berkembang. Namun, saya perlu terangkan bahwa Indonesia tidak dikenal di kalangan warga lokal seterkenal negara bekas jajahan Inggris lainnya seperti Malaysia, Singapura, India, Pakistan, atau Bangladesh. Sejauh ini, kita tidak ada di dalam mata indeks mereka.
Perkembangan hubungan ini terjadi di level pemerintah, bisnis, dan warga. Selama menghadiri Konferensi Perubahan Iklim di Glasgow, Skotlandia, pada 2021, Jokowi juga akrab saat bertemu PM Boris Johnson. Maklum, keduanya pernah bertemu saat Jokowi masih menjadi Gubernur Jakarta dan Johnson Walikota London.
Sebagai Dubes yang kini bertugas di Inggris, saya sendiri bertugas untuk menjaga dan memperjuangkan kepentingan nasional Indonesia di berbagai bidang. April lalu, Ibu Menlu Retno Marsudi berkunjung ke London untuk menandatangani Partnership Roadmap 2022-2024 untuk memperkuat hubungan kedua negara.
Apa inti dari Partnership Roadmap 2022-2024 tersebut? Apakah ada bidang utama yang akan diprioritaskan?
Partnership Roadmap ini disepakati kedua negara supaya kerja sama yang dibangun lebih sistematis dan memiliki target serta parameter yang jelas. Jadi kita dapat melakukan koordinasi dan komunikasi yang teratur. Kita tentu menginginkan kerja sama yang saling menguntungkan dan didasari oleh rasa saling menghormati.
Partnership Roadmap ini mencakup berbagai bidang, mulai dari kerja sama ekonomi, perdagangan, investasi, politik, keamanan, pertahanan, perubahan iklim, energi terbarukan, lingkungan, pendidikan, kesehatan, penelitian, inovasi, hingga sistem multilateral yang akan melibatkan lebih banyak pihak di kawasan.
Dengan adanya kemitraan ini, kita secara bersama-sama dapat menganalisis potensi kedua negara dan fokus memprioritaskan apa yang dapat kita “panen” lebih dulu dalam dua tahun ke depan. Saat ini, kita terdampak pandemi Covid-19. Kita juga memiliki 3.000 pelajar ke Inggris. Jadi isu seperti ini pasti akan dibahas.
Menlu RI dan Inggris juga akan terus memantau perkembangan kemitraan ini. Sejauh ini, rencana investasi Inggris ke Indonesia ialah di bidang energi terbarukan. Bantuan teknis terkait perubahan iklim juga banyak diberikan. Bidang ini memang menjadi kekuatan terbesar yang dimiliki Inggris bagi negara-negara berkembang.
Lihat Juga :
tulis komentar anda