Bertemu PM Palestina, KADIN Indonesia Siap Tingkatkan Kerja Sama Dagang dengan Palestina
Selasa, 25 Oktober 2022 - 21:35 WIB
Kendati demikian, prospek kerja sama bilateral antara Indonesia-Palestina dapat ditingkatkan karena rata-rata lima komoditas besar. Antara lain bahan bakar mineral, komoditas pertanian, komoditas makan industri, dan pakan ternak siap saji yang dibutuhkan Palestina saat ini harusnya dapat diserap oleh Indonesia.
Sebaliknya, Indonesia dapat meningkatkan permintaan untuk kurma dan minyak zaitun, juga berkembang ke produk lainnya. “Kadin akan terus mendorong hubungan yang kuat dan mendukung rakyat Palestina melalui keterlibatan ekonomi yang sifatnya non blok, inklusif, dan berkelanjutan. Perdamaian di Palestina harus terus didorong dan pengembangan ekonomi menjadi salah satu persyaratan kunci untuk mencapai perdamaian tersebut,” ujar dia.
Arsjad menegaskan, selain produk pertanian, prospek lain yang dapat dikembangkan dari kerja sama bilateral tersebut adalah ekonomi digital, industri pariwisata, dan kerja sama pengembangan SDM. KADIN terus mengikuti pertumbuhan startup di seluruh wilayah Palestina, khususnya di Rammalah.
Pertumbuhan digital itu ditopang oleh penduduk usia muda dan lulusan baru sekitar 3.000 orang muda Palestina yang unggul dan siap kerja setiap tahunnya di bidang teknologi informasi dan komunikasi.
Riva menambahkan, Indonesia memiliki kemudahan untuk meningkatkan kerja sama bilateral dengan Palestina karena telah memiliki pengalaman dan dasar kesepahaman bersama. Sejak 2018, melalui Perpres No 34/2018, Indonesia-Palestina sepakat untuk meningkatkan hubungan persahabatan dan persaudaraan kedua negara, penguatan kerja sama dagang, dan peningkatan dukungan Indonesia untuk kehidupan sosial dan kemandirian ekonomi Palestina. Salah satu kesepakatan konkrit adalah penghapusan tarif bea masuk produk kurma dan minyak zaitun dari Palestina.
“Fasilitas dagang tersebut telah memberikan daya tarik tersendiri bagi wujud konkrit kerja sama dagang kedua belah pihak. Mudah-mudahan dapat diberlakukan juga untuk produk-produk lain dalam rangka meningkatkan hubungan dagang antara kedua negara,” katanya.
Seperti diketahui, dalam catatan USComtrade, Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan bersama Palestina sebesar USD8,7 juta dalam 20 tahun terakhir. Nilai ekspor Indonesia ke Palestina sepanjang 20 tahun terakhir mencapai USD20,2 juta, sedangkan impor sebesar USD11,5 juta. Hingga Juli 2022, nilai perdagangan kedua negara naik 21,28% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Riva menegaskan, pihaknya mendukung berbagai inisiatif pemerintah Indonesia dalam mengupayakan dan memperjuangkan solusi demi terciptanya stabilitas politik dan meningkatkan kerja sama dagang dengan Palestina.
“Kami berkomitmen mendukung solusi dua negara yang sedang bertikai dan semua kebijakan yang diambil oleh pemerintah Indonesia untuk mempromosikan perdamaian jangka panjang. Perdamaian global tidak hanya soal Rusia-Ukrania dan mengabaikan masalah yang ada di Palestina,” kata dia.
Sebaliknya, Indonesia dapat meningkatkan permintaan untuk kurma dan minyak zaitun, juga berkembang ke produk lainnya. “Kadin akan terus mendorong hubungan yang kuat dan mendukung rakyat Palestina melalui keterlibatan ekonomi yang sifatnya non blok, inklusif, dan berkelanjutan. Perdamaian di Palestina harus terus didorong dan pengembangan ekonomi menjadi salah satu persyaratan kunci untuk mencapai perdamaian tersebut,” ujar dia.
Arsjad menegaskan, selain produk pertanian, prospek lain yang dapat dikembangkan dari kerja sama bilateral tersebut adalah ekonomi digital, industri pariwisata, dan kerja sama pengembangan SDM. KADIN terus mengikuti pertumbuhan startup di seluruh wilayah Palestina, khususnya di Rammalah.
Pertumbuhan digital itu ditopang oleh penduduk usia muda dan lulusan baru sekitar 3.000 orang muda Palestina yang unggul dan siap kerja setiap tahunnya di bidang teknologi informasi dan komunikasi.
Riva menambahkan, Indonesia memiliki kemudahan untuk meningkatkan kerja sama bilateral dengan Palestina karena telah memiliki pengalaman dan dasar kesepahaman bersama. Sejak 2018, melalui Perpres No 34/2018, Indonesia-Palestina sepakat untuk meningkatkan hubungan persahabatan dan persaudaraan kedua negara, penguatan kerja sama dagang, dan peningkatan dukungan Indonesia untuk kehidupan sosial dan kemandirian ekonomi Palestina. Salah satu kesepakatan konkrit adalah penghapusan tarif bea masuk produk kurma dan minyak zaitun dari Palestina.
“Fasilitas dagang tersebut telah memberikan daya tarik tersendiri bagi wujud konkrit kerja sama dagang kedua belah pihak. Mudah-mudahan dapat diberlakukan juga untuk produk-produk lain dalam rangka meningkatkan hubungan dagang antara kedua negara,” katanya.
Seperti diketahui, dalam catatan USComtrade, Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan bersama Palestina sebesar USD8,7 juta dalam 20 tahun terakhir. Nilai ekspor Indonesia ke Palestina sepanjang 20 tahun terakhir mencapai USD20,2 juta, sedangkan impor sebesar USD11,5 juta. Hingga Juli 2022, nilai perdagangan kedua negara naik 21,28% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Riva menegaskan, pihaknya mendukung berbagai inisiatif pemerintah Indonesia dalam mengupayakan dan memperjuangkan solusi demi terciptanya stabilitas politik dan meningkatkan kerja sama dagang dengan Palestina.
“Kami berkomitmen mendukung solusi dua negara yang sedang bertikai dan semua kebijakan yang diambil oleh pemerintah Indonesia untuk mempromosikan perdamaian jangka panjang. Perdamaian global tidak hanya soal Rusia-Ukrania dan mengabaikan masalah yang ada di Palestina,” kata dia.
(dar)
tulis komentar anda