AS Blokir Ribuan Panel Surya Buatan China dengan Alasan Perbudakan

Jum'at, 11 November 2022 - 15:15 WIB
Amerika Serikat (AS) memblokir ribuan panel surya buatan China dengan alasan perbudakan. FOTO/Reuters
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) memblokir panel surya buatan China. Lebih dari 1.000 paket pengiriman komponen panel surya terbengkalai di pelabuhan AS sejak bulan Juni. Hal itu menyusul diberlakukannya peraturan undang-undang baru yang melarang impor dari wilayah Xinjiang, China, karena kekhawatiran tentang adanya praktik perbudakan dan kerja paksa saat proses produksi.



Mengutip Reuters, Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS menyita 1.053 paket sepanjang 12 Juni - 25 Oktober. Namun demikian tidak merinci jenis produk komponen panel surya karena kerahasiaannya dilindungi undang-undang.



Sejumlah sumber melaporkan produk yang ditahan termasuk panel dan sel polisilikon yang kemungkinan berkapasitas 1 gigawatt (GW).

Komponen panel surya tersebut sebagian besar berasal dari Longi Green Energy Technology Co Ltd, Trina Solar Co Ltd, dan JinkoSolar Holding Co. Ketiganya memang rutin memasok hingga sepertiga dari total kebutuhan panel surya AS.

Namun, ketiganya mulai menghentikan pengiriman ke AS karena khawatir paket tambahan juga akan tertahan di pelabuhan. Instalasi tenaga surya di AS melambat sebesar 23% pada kuartal ketiga tahun ini. Hampir 23 GW proyek tenaga surya tertunda. American Clean Power Association melaporkan sebagian besar proyek harus mangkrak karena pasokan komponen terhambat.

Tingginya tingkat penyitaan produk ekspor China mencerminkan ketegasan AS dalam melawan pelanggaran HAM yang dilakukan rivalnya tersebut kepada warga Uyghur di Xinjiang. China berulang kali menyangkal tuduhan tersebut dan menyebut operasi yang dilakukan adalah operasi anti-terorisme yang sudah sesuai dengan undang-undang.



Di sisi lain, China telah mengakui adanya kamp konsentrasi yang didirikan untuk para warga Uyghur. Kamp tersebut disebutnya sebagai pusat pelatihan kejuruan yang diperlukan untuk mengekang paham terorisme, separatisme, dan radikalisme agama di Xinjiang.
(nng)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More