Masa Depan Industri Sawit di Tangan Generasi Muda
Minggu, 13 November 2022 - 17:43 WIB
Tantangan kedua, kata Tofan, adalah persoalan keberlanjutan. Komitmen sektor kelapa sawit terhadap tata kelola yang berkelanjutan (sustainable palm oil) adalah mutlak.
“Terkait komitmen keberlanjutan ini, ibarat pesawat terbang yang baru lepas landas, kita sudah sampai pada titik yang tidak bisa kembali atau point of no return. Diwajibkan atau tidak, diminta Eropa atau tidak, komitmen keberlanjutan adalah mutlak,” kata Tofan yang juga menjabat sebagai Senior Vice President (SVP) of Communication, Public Affair, and Investor Relation PT Astra Agro Lestari Tbk.
Tantangan ketiga, kata dia, adalah tantangan kebijakan. Belajar dari pengalaman yang terjadi pada semester I/2022, Tofan berharap seluruh pemangku kepentingan dalam mata rantai industri sawit tetap kompak dan konsisten mendukung munculnya kebijakan yang pro terhadap industri sawit yang berkelanjutan.
“Teman-teman pelaku usaha dan petani sawit harus makin kompak dalam advokasi kebijakan apapun terkait sawit,” kata pria asal Pasuruan berusia 48 tahun ini.
(Baca juga:FJS dan GAPKI Beri Santunan Anak Yatim di Tengah Pandemi COVID-19)
Selain dilibatkan dalam kampanye positif sawit, kata Tofan, generasi muda juga harus mulai terlibat dalam advolasi kebijakan terkait sawit. “Anak muda mungkin kalah dalam pengalaman, tetapi perspektif mereka akan lebih objektif dalam melihat tantangan di industri sawit. Baik tantangan itu yang berasal dari luar negeri ataupun dalam negeri,” katanya.
Tofan Mahdi mengapresiasi program-program kampanye positif sawit yang melibatkan generasi muda seperti yang dilakukan asosiasi pelaku usaha seperti Gapki, asosiasi petani sawit, maupun pemerintah dalam hal ini Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP KS).
“Terkait komitmen keberlanjutan ini, ibarat pesawat terbang yang baru lepas landas, kita sudah sampai pada titik yang tidak bisa kembali atau point of no return. Diwajibkan atau tidak, diminta Eropa atau tidak, komitmen keberlanjutan adalah mutlak,” kata Tofan yang juga menjabat sebagai Senior Vice President (SVP) of Communication, Public Affair, and Investor Relation PT Astra Agro Lestari Tbk.
Tantangan ketiga, kata dia, adalah tantangan kebijakan. Belajar dari pengalaman yang terjadi pada semester I/2022, Tofan berharap seluruh pemangku kepentingan dalam mata rantai industri sawit tetap kompak dan konsisten mendukung munculnya kebijakan yang pro terhadap industri sawit yang berkelanjutan.
“Teman-teman pelaku usaha dan petani sawit harus makin kompak dalam advokasi kebijakan apapun terkait sawit,” kata pria asal Pasuruan berusia 48 tahun ini.
(Baca juga:FJS dan GAPKI Beri Santunan Anak Yatim di Tengah Pandemi COVID-19)
Selain dilibatkan dalam kampanye positif sawit, kata Tofan, generasi muda juga harus mulai terlibat dalam advolasi kebijakan terkait sawit. “Anak muda mungkin kalah dalam pengalaman, tetapi perspektif mereka akan lebih objektif dalam melihat tantangan di industri sawit. Baik tantangan itu yang berasal dari luar negeri ataupun dalam negeri,” katanya.
Tofan Mahdi mengapresiasi program-program kampanye positif sawit yang melibatkan generasi muda seperti yang dilakukan asosiasi pelaku usaha seperti Gapki, asosiasi petani sawit, maupun pemerintah dalam hal ini Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP KS).
(dar)
Lihat Juga :
tulis komentar anda