Harga Minyak Dunia Naik Tipis dari Level Terendah Tahun Ini Imbas Stok AS
Kamis, 08 Desember 2022 - 10:35 WIB
JAKARTA - Harga minyak mentah tumbuh pada Kamis (8/12), setelah sempat menetap di level terendah dalam skala tahunan. Katalis pagi ini datang dari laporan produksi dan cadangan minyak Amerika Serikat (AS) hingga kecemasan pasar terhadap potensi perlambatan ekonomi.
Data perdagangan hingga pukul 09:48 WIB di Intercontinental Exchange (ICE) menunjukkan minyak mentah berjangka Brent kontrak Februari 2023 naik 0,73% di USD77,73 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) AS pengiriman Februari 2023 menguat 0,87% menjadi USD72,91 per barel.
Secara historis Brent dan WTI sempat menyentuh area terendah mereka dalam skala tahunan. Sehingga peneguatan pagi ini merupakan rebound kedua kontrak minyak dunia tersebut. Badan Administrasi Informasi Energi (EIA) AS baru saja mengumumkan produksi minyak mentah mereka naik 12,2 juta barel pada akhir pekan lalu, yang notabene level tertinggi sejak Agustus.
Sementara itu persediaan minyak AS dilaporkan lebih rendah per minggu lalu, sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (8/12/2022).
Katalis yang juga ikut mengangkat harga minyak datang dari China yang melonggarkan pembatasan Covid-19. Dari barat, sejumlah pejabat Departemen Keuangan Inggris dikabarkan sedang berdialog ihwal antrean kapal tanker minyak Turki, setelah kelompok G7 dan Uni Eropa membatasi harga jual minyak Rusia sebesar USD60 per barel.
Secara fundamental, kekhawatiran pasar minyak terhadap perlambatan ekonomi global masih membebani harga. Tren laju suku bunga tinggi di berbagai negara juga diperkirakan masih berlanjut setidaknya hingga akhir bulan ini, mengingat Federal Reserve akan mengumumkan kebijakan suku bunga pada 14 Desember.
Data perdagangan hingga pukul 09:48 WIB di Intercontinental Exchange (ICE) menunjukkan minyak mentah berjangka Brent kontrak Februari 2023 naik 0,73% di USD77,73 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) AS pengiriman Februari 2023 menguat 0,87% menjadi USD72,91 per barel.
Secara historis Brent dan WTI sempat menyentuh area terendah mereka dalam skala tahunan. Sehingga peneguatan pagi ini merupakan rebound kedua kontrak minyak dunia tersebut. Badan Administrasi Informasi Energi (EIA) AS baru saja mengumumkan produksi minyak mentah mereka naik 12,2 juta barel pada akhir pekan lalu, yang notabene level tertinggi sejak Agustus.
Sementara itu persediaan minyak AS dilaporkan lebih rendah per minggu lalu, sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (8/12/2022).
Katalis yang juga ikut mengangkat harga minyak datang dari China yang melonggarkan pembatasan Covid-19. Dari barat, sejumlah pejabat Departemen Keuangan Inggris dikabarkan sedang berdialog ihwal antrean kapal tanker minyak Turki, setelah kelompok G7 dan Uni Eropa membatasi harga jual minyak Rusia sebesar USD60 per barel.
Secara fundamental, kekhawatiran pasar minyak terhadap perlambatan ekonomi global masih membebani harga. Tren laju suku bunga tinggi di berbagai negara juga diperkirakan masih berlanjut setidaknya hingga akhir bulan ini, mengingat Federal Reserve akan mengumumkan kebijakan suku bunga pada 14 Desember.
(nng)
tulis komentar anda