Kaleidoskop Bursa Saham: Jelang Akhir Tahun IHSG Terdepak dari Zona 7.000
Selasa, 27 Desember 2022 - 16:17 WIB
Selain itu, IHSG juga akan didorong oleh masih tingginya harga sejumlah komoditas, seperti batu bara. Pada penutupan perdagangan Jumat (23/12/2022), harga batu bara Newcastle untuk kontrak pengiriman Desember 2022 naik 0,11% menjadi USD401,1 per ton.
Diperkirakan harga batu bara masih bakal bergerak bullish (menguat) hingga akhir tahun, atau setidaknya tetap bertahan di atas USD400 per ton hingga awal 2023. Pasalnya, permintaan batu bara dunia saat musim dingin di Eropa tetap kuat, seiring masih amburadulnya pasokan gas dan minyak Rusia akibat perang.
Harga batu bara memang benar-benar menjadi primadona di tahun ini, makanya harga saham sejumlah emitennya pun bergerak naik. Saham BUMI saja yang di tahun 2020 hampir berkubang di level gocap, kini sudah melesat di Rp169 (26/12/2022).
Begitu pula saham ADRO. Di sepanjang tahun ini (year to date) saham ADRO sudah naik hampir 60%, dari Rp2.370 (3/1/2022) menjadi Rp3.790 (26/12/2022).
Dari luar negeri, sentimen positif datang dari sikap bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang dinilai tak begitu lagi agresif. Pada 15 Desember, The Fed memang menaikkan suku bunganya sebesar 50 bps menjadi 4,5%.
Meski naik, namun tak sebesar kenaikan-kenaikan sebelumnya. Secara beruntun The Fed telah menaikkan suku bunganya sebesar 75 bps.
Sikap The Fed yang tak terlalu agresif bisa menahan "birahi" modal asing untuk hengkang dari pasar modal Indonesia.
Dengan semua sentimen positif yang berkeliaran itu, makanya ada analis yang memperkirakan IHSG akan menembus lebih tinggi lagi, di atas level 7.100. Bahkan IHSG diperkirakan bisa menembus 7.200 hingga 7.250.
Meski IHSG bisa naik ke 7.250, tetap saja membuyarkan prediksi banyak kalangan saat awal tahun. Saat itu, IHSG diramal bisa menembus angka 7.400 hingga 7.500.
Bukan prediksi yang mengada-ada atau bombastis. Pasalnya, di sepanjang tahun 2021, ketika pandemi masih menerjang, bursa saham Indonesia justru membukukan kinerja positif dengan mencatatkan kenaikan sebesar 10,08% secara year-to-date (ytd). Capaian itu lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2020 yang menurun 5,09%.
Diperkirakan harga batu bara masih bakal bergerak bullish (menguat) hingga akhir tahun, atau setidaknya tetap bertahan di atas USD400 per ton hingga awal 2023. Pasalnya, permintaan batu bara dunia saat musim dingin di Eropa tetap kuat, seiring masih amburadulnya pasokan gas dan minyak Rusia akibat perang.
Harga batu bara memang benar-benar menjadi primadona di tahun ini, makanya harga saham sejumlah emitennya pun bergerak naik. Saham BUMI saja yang di tahun 2020 hampir berkubang di level gocap, kini sudah melesat di Rp169 (26/12/2022).
Begitu pula saham ADRO. Di sepanjang tahun ini (year to date) saham ADRO sudah naik hampir 60%, dari Rp2.370 (3/1/2022) menjadi Rp3.790 (26/12/2022).
Dari luar negeri, sentimen positif datang dari sikap bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang dinilai tak begitu lagi agresif. Pada 15 Desember, The Fed memang menaikkan suku bunganya sebesar 50 bps menjadi 4,5%.
Meski naik, namun tak sebesar kenaikan-kenaikan sebelumnya. Secara beruntun The Fed telah menaikkan suku bunganya sebesar 75 bps.
Sikap The Fed yang tak terlalu agresif bisa menahan "birahi" modal asing untuk hengkang dari pasar modal Indonesia.
Dengan semua sentimen positif yang berkeliaran itu, makanya ada analis yang memperkirakan IHSG akan menembus lebih tinggi lagi, di atas level 7.100. Bahkan IHSG diperkirakan bisa menembus 7.200 hingga 7.250.
Meski IHSG bisa naik ke 7.250, tetap saja membuyarkan prediksi banyak kalangan saat awal tahun. Saat itu, IHSG diramal bisa menembus angka 7.400 hingga 7.500.
Bukan prediksi yang mengada-ada atau bombastis. Pasalnya, di sepanjang tahun 2021, ketika pandemi masih menerjang, bursa saham Indonesia justru membukukan kinerja positif dengan mencatatkan kenaikan sebesar 10,08% secara year-to-date (ytd). Capaian itu lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2020 yang menurun 5,09%.
Lihat Juga :
tulis komentar anda