Dorong Tenaga kerja Lokal Jadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri
Senin, 13 Juli 2020 - 10:20 WIB
Dari data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi kuartal I/2020 mencapai Rp210,7 triliun, naik 8% dari tahun sebelumnya yakni Rp195,1 triliun. Kemudian, ada beberapa negara ASEAN yang realisasi investasi terbesar di Indonesia pada kuartal I/2020.
Seperti Singapura dengan nilai investasi USD2,7 miliar, lalu disusul China dengan nilai investasi USD1,2 miliar, Hong Kong dengan nilai investasi USD624,1 juta, Jepang dengan investasi USD604,2 juta, dan Malaysia dengan investasi USD480 juta. (Baca juga: FBI DIlaporkan 'Culik' Selebgram Asal Nigeria di Dubai)
Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia mengatakan kondisi pandemi Covid-19 mendorong pemerintah untuk tidak lagi mengandalkan sektor-sektor yang sebelumnya menjadi primadona. Sektor yang menjadi prioritas investasi yaitu manufaktur, hilirisasi, dan alat kesehatan. “Kita dorong sektor yang menciptakan lapangan pekerjaan,” ujar Bahlil dalam keterangannya.
Dihubungi terpisah, Department Head Industry & Regional Research Bank Mandiri Dendi Ramdani menilai solusi ketenagakerjaan cukup sederhana, yaitu dengan menaati regulasi yang ada. Menurutnya, integritas melaksanakan aturan adalah keharusan. Dengan demikian, aturan main adil dan bisa dipercaya seluruh kalangan. “Persoalan investasi asing hanya soal aturan harus ditegakkan. Jangan sampai disiplin di level bawah saja,” ujar Dendi.
Dia mengingatkan, pada masa lalu ada masanya investasi Jepang dan AS menjadi prioritas seperti China sekarang. Karena itu, menurut dia, proses China hingga berperan penting berjalan cukup alamiah. “Level teknologinya sepadan dengan sumber daya di Indonesia. Beda dengan teknologi Jepang yang masuk biasanya akan butuh kualifikasi SDM tinggi,” terangnya. (Lihat videonya: Penjaga Masjid Lakukan Aksi Heroik Selamatkan Kotak Amal)
Pengamat bisnis dari Inventure Indonesia, Yuswohady, juga memiliki proyeksi tren ketenagakerjaan di tengah kondisi kenormalan baru. Menurutnya, satu hal yang paling menentukan ke depan adalah arus manusia yang semakin terbatas dibandingkan masa sebelumnya. Ini karena kondisi pandemi berlawanan dengan globalisasi.
Setiap negara akan membatasi keluar-masuk orang bahkan hingga empat tahun ke depan. Semua itu demi memantau penyebaran. “Karena itu, seharusnya jadi potensi menguntungkan SDM lokal. Ini juga termasuk brand lokal karena brand asing terkendala masuk Tanah Air,” ujar Yuswohady. (Hafid Fuad)
Seperti Singapura dengan nilai investasi USD2,7 miliar, lalu disusul China dengan nilai investasi USD1,2 miliar, Hong Kong dengan nilai investasi USD624,1 juta, Jepang dengan investasi USD604,2 juta, dan Malaysia dengan investasi USD480 juta. (Baca juga: FBI DIlaporkan 'Culik' Selebgram Asal Nigeria di Dubai)
Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia mengatakan kondisi pandemi Covid-19 mendorong pemerintah untuk tidak lagi mengandalkan sektor-sektor yang sebelumnya menjadi primadona. Sektor yang menjadi prioritas investasi yaitu manufaktur, hilirisasi, dan alat kesehatan. “Kita dorong sektor yang menciptakan lapangan pekerjaan,” ujar Bahlil dalam keterangannya.
Dihubungi terpisah, Department Head Industry & Regional Research Bank Mandiri Dendi Ramdani menilai solusi ketenagakerjaan cukup sederhana, yaitu dengan menaati regulasi yang ada. Menurutnya, integritas melaksanakan aturan adalah keharusan. Dengan demikian, aturan main adil dan bisa dipercaya seluruh kalangan. “Persoalan investasi asing hanya soal aturan harus ditegakkan. Jangan sampai disiplin di level bawah saja,” ujar Dendi.
Dia mengingatkan, pada masa lalu ada masanya investasi Jepang dan AS menjadi prioritas seperti China sekarang. Karena itu, menurut dia, proses China hingga berperan penting berjalan cukup alamiah. “Level teknologinya sepadan dengan sumber daya di Indonesia. Beda dengan teknologi Jepang yang masuk biasanya akan butuh kualifikasi SDM tinggi,” terangnya. (Lihat videonya: Penjaga Masjid Lakukan Aksi Heroik Selamatkan Kotak Amal)
Pengamat bisnis dari Inventure Indonesia, Yuswohady, juga memiliki proyeksi tren ketenagakerjaan di tengah kondisi kenormalan baru. Menurutnya, satu hal yang paling menentukan ke depan adalah arus manusia yang semakin terbatas dibandingkan masa sebelumnya. Ini karena kondisi pandemi berlawanan dengan globalisasi.
Setiap negara akan membatasi keluar-masuk orang bahkan hingga empat tahun ke depan. Semua itu demi memantau penyebaran. “Karena itu, seharusnya jadi potensi menguntungkan SDM lokal. Ini juga termasuk brand lokal karena brand asing terkendala masuk Tanah Air,” ujar Yuswohady. (Hafid Fuad)
(ysw)
tulis komentar anda