Agenda Terakhir di Jerman, Sri Mulyani Bicara Soal Ancaman Berat Perubahan Iklim

Minggu, 19 Februari 2023 - 11:00 WIB
loading...
Agenda Terakhir di Jerman, Sri Mulyani Bicara Soal Ancaman Berat Perubahan Iklim
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pembicara dalam dialog Security Conference (MSC) yang berlokasi di Munich, Jerman. FOTO/Instagram/@smindrawati
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan agendanya di hari terakhir dari perjalanannya di Jerman. Dia menjadi pembicara pada dua acara di Munich Security Conference (MSC) yang berlokasi di Munchen (Munich).

Konferensi MSC berdiri sejak 1963 dengan gagasan "Peace through Dialogue", dengan fokus pada security/aspek keamanan terutama dari sisi Eropa dan Amerika Serikat (AS).

"Pembicara mayoritas adalah pimpinan negara, para diplomat, komunitas intelijen dan pejabat militer serta para aktivis pengamat militer security dan intelijen. Perang di Ukraina jelas menjadi salah satu fokus utama," ujar Sri melalui akun Instagram resminya @smindrawati di Munich, dikutip Minggu (19/2/2023).



Dia pun diundang untuk berbicara mengenai climate change, yang berpotensi menimbulkan ancaman stabilitas, keamanan dan perubahan peta geo-politik. Panel terdiri dari Menteri Federal German Robert Habech, Franz Timmerman, Menteri Lingkungan Uni Emirat Arab (UAE) Mariam bint Mohammed Saeed Almheiri (Perempuan). UAE akan menjadi tuan rumah COP28 di Dubai tahun 2023.

"Topik kedua saya bersama dua senator Amerika Serikat Lindsey Graham dan Sheldon Whitehouse membahas CBAM (Carbon Border Adjustment Mechanism) yang menjadi instrumen penting Eropa untuk mengenakan adjustment measures (termasuk pengenaan tarif) bagi produk-produk yang akan diekspor ke Eropa bila dianggap melalui proses yang menimbulkan emisi CO2," tambah Sri.

Sementara AS menerapkan kebijakan Inflation Reduction Act, sebuah kebijakan dengan tujuan menurunkan inflasi dan defisit di AS namun juga dukungan Investasi (insentif dan subsidi) untuk pengembangan clean energy/energi bersih dan electric vehicle (EV).



Berbagai kebijakan tersebut yang bertujuan mengatasi ancaman perubahan iklim namun memiliki dimensi perubahan sangat strategis dan fundamental dalam kompetisi kekuatan global dan konstelasi perimbangan ekonomi, keuangan, politik, dan keamanan dunia.

"Indonesia dianggap sebagai negara yang memiliki peran dan kontribusi penting dalam pembahasan ini dan harus ikut mampu mempengaruhi arah kebijakan dunia, untuk kepentingan Indonesia sendiri maupun dalam ikut menjaga ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, sesuai amanat konstitusi kita," pungkas Sri.

(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1311 seconds (0.1#10.140)