Sri Mulyani: Kita Perlu Memensiunkan Energi Berbasis Fosil
loading...
A
A
A
NUSA DUA - Menteri Keuangan atau Menkeu, Sri Mulyani Indrawati menekankan, pentingnya memensiunkan energi berbasis fosil di tengah upaya transisi energi . Ia juga bercerita bagaimana Mekanisme Transisi Energi (ETM) mulai diimplementasikan di Indonesia.
"Pertama, kita perlu memensiunkan energi berbasis fosil yang tentu akan menimbulkan konsekuensi dan implikasi, seperti biaya kompensasi dan juga kerugian penutupan aset yang harus ditanggung, juga dampak secara sosial dan ekonomi yang ditimbulkan," ujar Menkeu Sri Mulyani melalui akun Instagram resminya @smindrawati di Nusa Dua, Kamis (30/3/2023).
Hal itu disampaikan ketika berdiskusi dalam seminar transisi keuangan ASEAN kemarin 29 Maret, bersama Menteri Keuangan Singapura, Lawrence Wong, Menteri Keuangan Thailand, Arkhom Termpittayapaisith dan dimoderatori oleh Eugene Wong, CEO Sustainable Finance Institute Asia.
Di saat yang bersamaan pula, Menkeu mengungkapkan sumber daya energi terbarukan perlu dibangun karena kebutuhan akan energi terus berjalan.
"Saat ini, kita juga sedang melakukan uji coba dengan memensiunkan salah satu 660 megawatt power plan Indonesia untuk mengukur berapa banyak implikasi biaya yang akan ditimbulkan. Ini area yang sedang difokuskan dalam ETM Indonesia untuk mengukur penerapan prinsip keterjangkauan dalam transisi energi," jelas Sri.
Dalam pelaksanaannya, tentu Indonesia menemukan banyak tantangan dan hal baru yang ternyata perlu didiskusikan lebih lanjut dengan banyak pihak. Indonesia sendiri sangat aktif baik secara nasional dan internasional dalam mendiskusikan implementasi transisi energi ini.
"Indonesia akan terus fokus membuat progres karena dampak bencana dari perubahan iklim ini tidak bisa kita tunda ataupun kita hindari," pungkas Sri.
"Pertama, kita perlu memensiunkan energi berbasis fosil yang tentu akan menimbulkan konsekuensi dan implikasi, seperti biaya kompensasi dan juga kerugian penutupan aset yang harus ditanggung, juga dampak secara sosial dan ekonomi yang ditimbulkan," ujar Menkeu Sri Mulyani melalui akun Instagram resminya @smindrawati di Nusa Dua, Kamis (30/3/2023).
Hal itu disampaikan ketika berdiskusi dalam seminar transisi keuangan ASEAN kemarin 29 Maret, bersama Menteri Keuangan Singapura, Lawrence Wong, Menteri Keuangan Thailand, Arkhom Termpittayapaisith dan dimoderatori oleh Eugene Wong, CEO Sustainable Finance Institute Asia.
Di saat yang bersamaan pula, Menkeu mengungkapkan sumber daya energi terbarukan perlu dibangun karena kebutuhan akan energi terus berjalan.
"Saat ini, kita juga sedang melakukan uji coba dengan memensiunkan salah satu 660 megawatt power plan Indonesia untuk mengukur berapa banyak implikasi biaya yang akan ditimbulkan. Ini area yang sedang difokuskan dalam ETM Indonesia untuk mengukur penerapan prinsip keterjangkauan dalam transisi energi," jelas Sri.
Dalam pelaksanaannya, tentu Indonesia menemukan banyak tantangan dan hal baru yang ternyata perlu didiskusikan lebih lanjut dengan banyak pihak. Indonesia sendiri sangat aktif baik secara nasional dan internasional dalam mendiskusikan implementasi transisi energi ini.
"Indonesia akan terus fokus membuat progres karena dampak bencana dari perubahan iklim ini tidak bisa kita tunda ataupun kita hindari," pungkas Sri.
(akr)