Berantas Impor Pakaian Bekas, Menteri Teten: Upaya Melindungi UMKM
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki blak-blakan terkait larangan terhadap pakaian bekas impor . Impor pakaian bekas termasuk penyelundupan yang melanggar undang-undang dampaknya memukul pelaku UMKM.
"Ini memukul betul-betul produk produk lokal yang memang untuk market lokal menengah ke bawah. Nah, ini justru segmen utamanya melindungi para pelaku UMKM pakaian jadi lokal," ujar Teten dalam acara Konspirasi Prabu bertajuk Tampil Sederhana, Menteri Teten Buka Suara yang disiarkan live di channel YouTube SINDOnews, malam ini, Rabu (12/4/2023).
Teten menambahkan larangan tersebut karena berdampak besar terhadap banyaknya korban yang berasal dari masyarakat lokal yang memang besar dan hidup dari produk UMKM.
"Saya kan menteri koperasi UMKM, saya harus melindungi para pelaku UMKM, terutama kadang ditekankan para pedagang ini juga UMKM, betul tapi kalau kita membunuh industrinya, yang terbunuh itu lebih banyak," imbuhnya.
"Misalnya, konveksi-konveksi kecil ini kan katakanlah di Bandung itu ada 3.000 anggotanya. Lalu satu anggota itu ada yang memiliki 5 mesin jahit, katakanlah lima pegawai, sampai 50 mesin jahit," sambungnya.
Teten mengatakan akibat dari penjualan pakaian bekas impor ilegal tersebut dalam dua tahun terakhir ini banyak UMKM yang gulung tikar. Sebab itu, pemerintah mencari jalan keluar untuk menyelamatkan pelaku UMKM.
"Ini memukul betul-betul produk produk lokal yang memang untuk market lokal menengah ke bawah. Nah, ini justru segmen utamanya melindungi para pelaku UMKM pakaian jadi lokal," ujar Teten dalam acara Konspirasi Prabu bertajuk Tampil Sederhana, Menteri Teten Buka Suara yang disiarkan live di channel YouTube SINDOnews, malam ini, Rabu (12/4/2023).
Teten menambahkan larangan tersebut karena berdampak besar terhadap banyaknya korban yang berasal dari masyarakat lokal yang memang besar dan hidup dari produk UMKM.
"Saya kan menteri koperasi UMKM, saya harus melindungi para pelaku UMKM, terutama kadang ditekankan para pedagang ini juga UMKM, betul tapi kalau kita membunuh industrinya, yang terbunuh itu lebih banyak," imbuhnya.
"Misalnya, konveksi-konveksi kecil ini kan katakanlah di Bandung itu ada 3.000 anggotanya. Lalu satu anggota itu ada yang memiliki 5 mesin jahit, katakanlah lima pegawai, sampai 50 mesin jahit," sambungnya.
Teten mengatakan akibat dari penjualan pakaian bekas impor ilegal tersebut dalam dua tahun terakhir ini banyak UMKM yang gulung tikar. Sebab itu, pemerintah mencari jalan keluar untuk menyelamatkan pelaku UMKM.
(nng)