Erick Thohir Akan Negosiasi Ulang Ajang World Superbike
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gelaran balap motor bertaraf internasional di Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB), tahun 2022 lalu justru memberatkan keuangan PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation ( ITDC ). Salah satunya adalah World Superbike (WSBK) dan MotoGP.
Alih-alih menguntungkan, WSBK justru mendatang rugi signifikan bagi ITDC. Akibatnya, PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney selaku induk usaha ITDC mengusulkan agar WSBK ditiadakan.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir tidak menampik kerugian tersebut. Menurutnya, ajang internasional yang memberatkan keuangan InJourney dan ITDC akan dinegosiasi ulang. "Ada beberapa event yang saya rasa memang, misalnya memberatkan, ya kita negosiasi ulang. Itu hal yang biasa," ujar Erick saat ditemui di gedung DPR RI, Kamis (15/6/2023).
Berbeda dengan WSBK, Erick memastikan pemerintah masih mempertahankan gelaran MotoGP karena dipandang memberi dampak positif. Misalnya, menjadi wadah bagi pemerintah untuk mempromosikan sektor pariwisata di pasar global.
"Tapi kalau MotoGP-nya itu kita pertahankan karena itu sangat positif untuk branding sebuah negara. Kalau kita lihat kemarin banyak sekali kegiatan internasional itu mendukung juga pariwisata ke depan," ucapnya.
Keuntungan dari ajang MotoGP, lanjut Erick, bisa didapatkan dalam jangka waktu 2-3 tahun mendatang. Meski gelaran ini justru belum menguntungkan bagi ITDC saat ini.
"Walaupun tentu kalau jangka pendek belum terasa, tapi kalau sudah 2-3 tahun itu menjadi merek yang berkesinambungan, itu menjadi kekuatan," tutur dia.
Alih-alih menguntungkan, WSBK justru mendatang rugi signifikan bagi ITDC. Akibatnya, PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney selaku induk usaha ITDC mengusulkan agar WSBK ditiadakan.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir tidak menampik kerugian tersebut. Menurutnya, ajang internasional yang memberatkan keuangan InJourney dan ITDC akan dinegosiasi ulang. "Ada beberapa event yang saya rasa memang, misalnya memberatkan, ya kita negosiasi ulang. Itu hal yang biasa," ujar Erick saat ditemui di gedung DPR RI, Kamis (15/6/2023).
Berbeda dengan WSBK, Erick memastikan pemerintah masih mempertahankan gelaran MotoGP karena dipandang memberi dampak positif. Misalnya, menjadi wadah bagi pemerintah untuk mempromosikan sektor pariwisata di pasar global.
"Tapi kalau MotoGP-nya itu kita pertahankan karena itu sangat positif untuk branding sebuah negara. Kalau kita lihat kemarin banyak sekali kegiatan internasional itu mendukung juga pariwisata ke depan," ucapnya.
Keuntungan dari ajang MotoGP, lanjut Erick, bisa didapatkan dalam jangka waktu 2-3 tahun mendatang. Meski gelaran ini justru belum menguntungkan bagi ITDC saat ini.
"Walaupun tentu kalau jangka pendek belum terasa, tapi kalau sudah 2-3 tahun itu menjadi merek yang berkesinambungan, itu menjadi kekuatan," tutur dia.
(uka)