Seblak Tasik 3 Putra, Merintis Berjualan dari Pinggir Jalan hingga Punya 7 Cabang
loading...
A
A
A
BEKASI - Usaha berdagang seblak yang dirintis Ari Abdul Muksit (29) sejak tahun 2019 mulai berbuah manis. Dia memulai berjualan seblak di pinggir jalan, saat ini sudah punya 7 cabang dan 2 di antaranya membuka kedai di ruko.
Ari menceritakan usaha Seblak Tasik 3 Putra yang dikelola ditekuni dengan telaten sejak awal pandemi Covid-19. Dia memulai berjualan seblak di pinggir jalan karena dagangan bakso di salah satu sekolah ditutup akibat pandemi.
“Ada sekitar satu tahun saya berjualan seblak pakai gerobak di pinggir Jalan BKKBN, Mustika Jaya, Bekasi. Setelah cukup ramai dan laris, saya bisa berjualan di ruko sekitar Mustika Jaya,” ungkap Ari saat acara Panen Hadiah Simpedes di Kantor Cabang BRI Bekasi Juanda, Jalan Insinyur H Juanda No.93, Bekasi Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Sabtu (24/6/2023).
Ternyata usaha berjualan seblak yang dijalani Ari semakin laris sehingga dua tahun kemudian membuka kedai di ruko kedua. Bahkan sampai tahun 2023 dia sudah mempunyai 7 cabang kedai seblak.
“Ada sekitar 16 orang karyawan yang membantu saya berjualan seblak. Mereka berasal dari sekitar Bekasi dan beberapa teman dari Tasik. Untuk gaji karyawan besarnya disesuaikan omzet hasil berjualan,” katanya.
Ari mengatakan, hasil kotor penjualan seblak dari 7 lokasi yang dikelola dalam satu bulan sekitar Rp120 juta. “Pendapatan penjualan seblak dari setiap lokasi berbeda-beda, yang paling ramai di ruko bilangan Zamrud sekitar Rp40 juta sebulan,” ucapnya.
Ari berjualan seblak belajar dari pengalaman yang diperoleh hasil berjualan jajanan yang dilakoni sejak tahun 2011. Ketika pertama kali datang ke Bekasi dia berdagang cilok, kemudian berjualan bakso, dan terakhir menyajikan makanan seblak.
Pengalaman berjualan yang diperoleh selama bertahun-tahun membuat Ari mengerti jenis makanan yang sedang banyak disukai masyarakat dan lokasi berjualan yang ramai. Dia pun mengajukan pinjaman kredit usaha rakyat (KUR) ke Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk membuka ruko kedai seblak sebesar Rp200 juta.
“Saya dapat kredit dari BRI untuk tambah modal usaha dengan masa pengembalian selama 3 tahun. Sekarang semua sudah lunas dan tinggal mengelola penjualan biar tetap bagus,” katanya.
Ari menceritakan usaha Seblak Tasik 3 Putra yang dikelola ditekuni dengan telaten sejak awal pandemi Covid-19. Dia memulai berjualan seblak di pinggir jalan karena dagangan bakso di salah satu sekolah ditutup akibat pandemi.
“Ada sekitar satu tahun saya berjualan seblak pakai gerobak di pinggir Jalan BKKBN, Mustika Jaya, Bekasi. Setelah cukup ramai dan laris, saya bisa berjualan di ruko sekitar Mustika Jaya,” ungkap Ari saat acara Panen Hadiah Simpedes di Kantor Cabang BRI Bekasi Juanda, Jalan Insinyur H Juanda No.93, Bekasi Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Sabtu (24/6/2023).
Ternyata usaha berjualan seblak yang dijalani Ari semakin laris sehingga dua tahun kemudian membuka kedai di ruko kedua. Bahkan sampai tahun 2023 dia sudah mempunyai 7 cabang kedai seblak.
“Ada sekitar 16 orang karyawan yang membantu saya berjualan seblak. Mereka berasal dari sekitar Bekasi dan beberapa teman dari Tasik. Untuk gaji karyawan besarnya disesuaikan omzet hasil berjualan,” katanya.
Ari mengatakan, hasil kotor penjualan seblak dari 7 lokasi yang dikelola dalam satu bulan sekitar Rp120 juta. “Pendapatan penjualan seblak dari setiap lokasi berbeda-beda, yang paling ramai di ruko bilangan Zamrud sekitar Rp40 juta sebulan,” ucapnya.
Ari berjualan seblak belajar dari pengalaman yang diperoleh hasil berjualan jajanan yang dilakoni sejak tahun 2011. Ketika pertama kali datang ke Bekasi dia berdagang cilok, kemudian berjualan bakso, dan terakhir menyajikan makanan seblak.
Pengalaman berjualan yang diperoleh selama bertahun-tahun membuat Ari mengerti jenis makanan yang sedang banyak disukai masyarakat dan lokasi berjualan yang ramai. Dia pun mengajukan pinjaman kredit usaha rakyat (KUR) ke Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk membuka ruko kedai seblak sebesar Rp200 juta.
“Saya dapat kredit dari BRI untuk tambah modal usaha dengan masa pengembalian selama 3 tahun. Sekarang semua sudah lunas dan tinggal mengelola penjualan biar tetap bagus,” katanya.
(akr)