Komitmen ESG di Tiga Pilar Medco Energi untuk Perkuat Bisnis Berkelanjutan

Rabu, 26 Juli 2023 - 06:16 WIB
loading...
A A A
Di bidang pertambangan tembaga dan emas, melalui Amman Mineral Nusa Tenggara, MedcoEnergi juga berkomitmen untuk membangun bisnis yang berkelanjutan dengan mengonversi energi dari pembangkit listrik tenaga batubara 112 MW dan diesel 45 MW menjadi PLTGU berkapasitas 450 MW dengan terminal penyimpanan dan regasifikasi LNG di Teluk Benete. Kapasitas sebesar itu didukung PLTS Sumbawa 26 MWp akan dipakai untuk mendukung kegiatan pertambangan yang nantinya akan meningkat dengan dioperasikannya smelter dan perluasan pabrik konsentrator.

Sementara di ketenagalistrikan, melalui anak usahanya PT Medco Power Indonesia, MedcoEnergi berkomitmen untuk menyediakan energi bersih dan terbarukan dengan mengembangkan pembangkit listrik tenaga gas, geothermal, surya dan mini hidro. Setelah sukses menuntaskan proyek PLTGU Riau 275 MW dan PLTS Sumbawa 26MWp pada tahun 2022, Perseroan melanjutkan pengembangan proyek geothermal 34 MW fase 1 di Blawan-Ijen, Jawa Timur dan pengembangan PLTS 2x25 MWp di Bali sehingga ditargetkan kapasitas terpasang dari energi terbarukan mencapai 26% di tahun 2025 dan 30% di tahun 2030.

Direktur Utama PT Medco Power Indonesia, Eka Satria dikutip dari keterangan resminya mengatakan, sebagai perusahaan energi bersih dan terbarukan terkemuka di Indonesia, Medco Power Indonesia melakukan studi bersama untuk mendukung strategi perubahan iklim. Medco Power Indonesia memperluas portofolio energi terbarukan dan mencapai Net Zero Emissions untuk Scope 1, Scope 2 pada 2050 dan Scope 3 pada tahun 2060, yang sejalan dengan program transisi energi pemerintah.

Medco Power telah menandatangani beberapa perjanjian yang terkait dengan studi bersama terkait implementasi Solar PV untuk Grup MedcoEnergi dan Pusat Data di Batam dengan PT PLN (Persero), kepentingan bersama di area panas bumi di Sumatera dengan MOECO, potensi penerapan teknologi maju pada proyek panas bumi dengan GreenFire Energy. Juga potensi pengembangan nergy n hijau dengan ACWA Power dan nota kesepahaman terkait studi bersama atas solusi nergy listrik hijau untuk kebutuhan pusat data PT Telkom Data Ekosistem (NEUTRADC) di Batam dan kebutuhan listrik di wilayah Indonesia dan Asia Tenggara.

Adaptif dan Strategis

Semangat MedcoEnergi dalam memperkuat bisnis berkelanjutan itu dinilai Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro menunjukkan perusahaan itu lebih siap, adaptif dalam proses transisi energi. “Langkah strategis yang dilakukan menunjukkan mereka sudah siap. Perfomanya semakin bagus. Medco ini dua langkah lebih cepat inovasinya. Dulu saat belum banyak yang membahas bahan bakar nabati, Medco sudah masuk duluan,” sebutnya.

Komaidi memperkirakan, kedepan MedcoEnergi juga sudah siap dengan visi elektrifikasi dengan mengintegrasikan tiga pilar bisnis yang dimiliki. “Sepertinya Medco sudah melihat trennya sudah kearah sana (elektrifikasi) sehingga maka mereka sudah siap,” paparnya. Hal itu akan memberikan pengaruh positif bagi kinerja perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu.
Kinerja MEdcoEnergi juga diperkirakan semakin baik karena dalam beberapa waktu ke depan saat masa transisi, penggunaan energi fosil masih diperlukan. “Terkait migas, tak melulu soal minyak dan gas. Ada produk turunannya yang bisa digunakan industri petrokimia, dan pupuk, juga industry kendaraan bermotor. Ini akan mempekuat kinerja keuangan MedcoEnergi,” katanya.

Menteri ESDM Arifin Tasrif saat membuka IPA Convex 2023 mengatakan, kebutuhan energi yang meningkat juga diiringi dengan tuntutan perbaikan kualitas lingkungan salah satunya dengan menekan emisi karbon yang dihasilkan dari kegiatan operasi produksi migas. Ketahanan energi tidak hanya tentang kepastian pasokan serta keterjangkauannya namun juga harus lebih aman dan berkelanjutan serta rendah emisi karbon.

Menurut Arifin ada beberapa cara untuk memastikan industri hulu migas tetap tumbuh untuk memenuhi kebutuhan sekaligus turut berperan dalam upaya penurunan emisi karbon. Efisiensi penggunaan energi untuk menekan emisi gas rumah kaca dalam kegiatan operasional adalah cara paling mudah yang bisa ditempuh para pelaku usaha. “Selain itu juga ada pengurangan gas buang, mengatur emisi gas metana serta secara paralel meningkatkan penggunaan pembangkit listrik rendah karbon memanfaatkan sumber energi baru terbarukan. Langkah selanjutnya adalah dengan meningkatkan penggunaan gas, menginisiasi penggunaan teknologi yang efisien, dan mengembangkan mobilitas rendah karbon, seperti penggunaan kendaraan listrik, biofuel, LNG," kata Arifin.

Arifin menjelaskan, pengembangan hidrogen juga harus terus didorong. Menurut dia, teknologi hidrogen akan menjawab tantangan industri masa depan yang rendah emisi karbon. Hal ini ditopang oleh kemampuan industri migas yang memiliki pengalaman dan kemampuan mumpuni untuk mengembangkan dan memproduksi hidrogen.



Komisaris Utama MedcoEnergi Yani Y. Panigoro dalam keterangan resminya menegaskan, MedcoEnergi akan terus membuat kemajuan dalam menerapkan kebijakan lingkungan, sosial, dan tata kelola, termasuk Strategi Perubahan Iklim, dan komitmen terhadap net zero serta transisi menuju energi yang berkelanjutan, seiring upaya perseroan membantu mengatasi krisis iklim.
Sementara Direktur & Chief Financial Officer MedcoEnergi Anthony R. Mathias dikutip dalam laporan keuangan perseroan mengungkapkan, pada 2022, kombinasi dari kinerja operasional yang kuat dan harga komoditas yang kondusif menghasilkan EBITDA dan Laba Bersih tertinggi selama dua tahun berturut-turut. EBITDA pada 2022 tercatat sebesar USD1,59 miliar, meningkat dari USD667 juta pada 2021. Sedangkan Laba Bersih mencapai USD531 juta dari sebelumnya USD47 juta.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1535 seconds (0.1#10.140)