Kilas Balik Sejarah Dolar AS Menjadi Mata Uang Internasional
loading...
A
A
A
Sementara Amerika Serikat menjadi pemberi pinjaman pilihan bagi banyak negara yang ingin membeli obligasi AS berdenominasi dolar. Inggris akhirnya meninggalkan standar emas pada tahun 1931, berdampak besar terhadap rekening bank pedagang internasional yang berdagang dalam pound.
Pada saat itulah, dolar menggantikan pound sebagai mata uang cadangan internasional paling populer.
Sebagian besar negara membayar dengan emas, membuat AS menjadi pemilik mayoritas emas dunia pada akhir perang. Hal ini membuat kembalinya ke standar emas, hal yang tidak mungkin dilakukan oleh negara-negara yang menghabiskan cadangan mereka.
Delegasi dari 44 negara sekutu kemudian bertemu di Bretton Wood, New Hampshire, pada tahun 1944 untuk menghasilkan sistem yang mengelola devisa dan tidak akan merugikan negara manapun. Delegasi memutuskan bahwa mata uang dunia tidak akan lagi dikaitkan dengan emas, tetapi dipatok ke AS. Itu karena greenback itu sendiri terkait dengan emas.
Aturan tersebut kemudian dikenal sebagai Perjanjian Bretton Woods. Dimana membentuk otoritas bank sentral, yang akan mempertahankan nilai tukar tetap antara mata uang mereka dan dolar.
Kemudian kebutuhan tempat untuk menyimpan dolar mereka, negara-negara mulai membeli sekuritas Treasury AS, yang mereka anggap sebagai penyimpan uang yang aman.
Permintaan untuk sekuritas Treasury, ditambah dengan pengeluaran defisit yang diperlukan untuk membiayai Perang Vietnam dan program domestik Great Society, menyebabkan Amerika Serikat membanjiri pasar dengan uang kertas. Dengan meningkatnya kekhawatiran atas stabilitas dolar, negara-negara mulai mengubah cadangan dolar menjadi emas.
Permintaan emas meningkat sehingga Presiden Richard Nixon terpaksa campur tangan dan memutuskan hubungan dolar dari emas, yang menyebabkan nilai tukar naik turun seperti yang ada saat ini. Meskipun ada periode stagflasi, yang didefinisikan sebagai inflasi tinggi dan pengangguran tinggi, dolar AS tetap menjadi mata uang cadangan dunia.
Dolar tetap menjadi mata uang cadangan dunia saat ini. Bank-bank sentral memegang sekitar 59% dari cadangan mereka dalam dolar AS, menurut Dana Moneter Internasional (IMF).
Banyak cadangan dalam bentuk tunai atau obligasi AS, seperti Treasury AS. Utang berdenominasi dolar di luar AS terus meningkat, dengan level mencapai USD13,4 triliun pada pertengahan 2022.
Pada saat itulah, dolar menggantikan pound sebagai mata uang cadangan internasional paling populer.
Perjanjian Bretton Woods
Seperti yang terjadi dalam Perang Dunia I, AS memasuki Perang Dunia II setelah pertempuran dimulai. Sebelum memasuki perang, Amerika Serikat merupakan pemasok utama senjata dan barang-barang untuk sekutu.Sebagian besar negara membayar dengan emas, membuat AS menjadi pemilik mayoritas emas dunia pada akhir perang. Hal ini membuat kembalinya ke standar emas, hal yang tidak mungkin dilakukan oleh negara-negara yang menghabiskan cadangan mereka.
Delegasi dari 44 negara sekutu kemudian bertemu di Bretton Wood, New Hampshire, pada tahun 1944 untuk menghasilkan sistem yang mengelola devisa dan tidak akan merugikan negara manapun. Delegasi memutuskan bahwa mata uang dunia tidak akan lagi dikaitkan dengan emas, tetapi dipatok ke AS. Itu karena greenback itu sendiri terkait dengan emas.
Aturan tersebut kemudian dikenal sebagai Perjanjian Bretton Woods. Dimana membentuk otoritas bank sentral, yang akan mempertahankan nilai tukar tetap antara mata uang mereka dan dolar.
Dolar AS Jadi Mata Uang Dunia
Dolar AS secara resmi dinobatkan sebagai mata uang cadangan dunia dan didukung oleh cadangan emas terbesar di dunia berkat Perjanjian Bretton Woods. Alih-alih cadangan emas, negara-negara lain mengumpulkan cadangan dolar AS.Kemudian kebutuhan tempat untuk menyimpan dolar mereka, negara-negara mulai membeli sekuritas Treasury AS, yang mereka anggap sebagai penyimpan uang yang aman.
Permintaan untuk sekuritas Treasury, ditambah dengan pengeluaran defisit yang diperlukan untuk membiayai Perang Vietnam dan program domestik Great Society, menyebabkan Amerika Serikat membanjiri pasar dengan uang kertas. Dengan meningkatnya kekhawatiran atas stabilitas dolar, negara-negara mulai mengubah cadangan dolar menjadi emas.
Permintaan emas meningkat sehingga Presiden Richard Nixon terpaksa campur tangan dan memutuskan hubungan dolar dari emas, yang menyebabkan nilai tukar naik turun seperti yang ada saat ini. Meskipun ada periode stagflasi, yang didefinisikan sebagai inflasi tinggi dan pengangguran tinggi, dolar AS tetap menjadi mata uang cadangan dunia.
Dolar tetap menjadi mata uang cadangan dunia saat ini. Bank-bank sentral memegang sekitar 59% dari cadangan mereka dalam dolar AS, menurut Dana Moneter Internasional (IMF).
Banyak cadangan dalam bentuk tunai atau obligasi AS, seperti Treasury AS. Utang berdenominasi dolar di luar AS terus meningkat, dengan level mencapai USD13,4 triliun pada pertengahan 2022.