Peran Kostratani Jateng Semakin Diperkuat dengan ToT CSA SIMURP
loading...
A
A
A
SEMARANG - Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) akan memperkuat peran Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) di Jawa Tengah lewat Traning on Trainer (ToT) Climate Smart Agriculture (CSA) SIMURP, 3-7 Agustus 2020.
Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo kegiatan yang dilakukan dalam Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) sejalan dengan semangat Kementan untuk menggenjot produksi.
“Kita ingin menjadikan Indonesia mandiri pangan. Kita konsumsi hasil pertanian dari hasil keringat petani kita sendiri. Oleh karena itu, peningkatan produksi menjadi fokus utama. Peningkatan produksi ini juga dilakukan proyek SIMURP, atau sejalan dengan semangat kita,” tutur Mentan SYL.
Pernyataan tersebut diperkuat Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi. Menurutnya, Kementan turut mengawal implementasi kegiatan CSA SIMURP di lapangan melalui BPP Kostratani.
“Ujung tombak untuk menjalankan program-progam Kementan ada di Kostratani. Mereka turut mengawal target pembangunan pertanian, yaitu menyediakan pangan untuk 267 juta jiwa rakyat Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani, juga meningkatkan ekspor,” terangnya.
Dedi Nursyamsi menambahkan, penguatan Kostratani menjadi salah satu progam kegiatan di BPPSDMP. “Program lainnya adalah penyuluhan, pendidikan dan pelatihan vokasi mendukung penumbuhan pengusaha pertanian milenial, juga penyuluhan, pendidikan dan pelatihan vokasi mendukung program utama Kementan,” jelasnya.
Dijelaskannya, hal ini sejalan dengan tujuan pelaksanaan ToT CSA SIMURP, yaitu Meningkatkan kapasitas SDM petugas/penyuluh (pesertaToT) dalam pelaksanaan proyek SIMURP-CSA, mempersiapkan petugas/penyuluh (pesertaToT) untuk melatih calon Training of Farmer (ToF), Mempersiapkan materi dan metode pelatihan ToF dalam bentuk bahan ajar dan Mempersiapkan peserta pelatih, pelatih atau narasumber, fasilitator pelatihan ToF.
“Kegiatan CSA SIMURP sangat positif. Karena mendukung ketahanan pangan berkelanjutan serta mengantisipasi dampak negative perubahan ekstrim iklim global. Yang tentunya mampu meningkatkan produksi pertanian juga pendapatan petani,” tuturnya.
Proyek SIMURP sendiri bertujuan untuk meningkatkan Indeks Pertanaman, meningkatkan produksi, produktivitas tanaman, serta mengurangi efek gas rumah kaca. Output dari proyek ini adalah penerapan pertanian cerdas iklim (CSA), peningkatan intensitas pertanaman, meningkatkan pendapatan petani di Daerah Irigasi wilayah proyek SIMURP.
Di Jawa Tengah, ToT CSA dilakukan secara e-Learning di tiga lokasi, yaitu Kabupaten Purworejo, Kabupaten Purbalingga, dan Kabupaten Banjarnegara.
Di Kabupaten Purworejo, ToT digelar di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Banyuurip. Sedangkan Kabupaten Purbalingga menggelar di dua lokasi, yaitu BPP Bukateja dan BPP Kemangkon, dan Kabupaten Banjarnegara melaksanakan ToT di Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan. (NF/EZ)
Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo kegiatan yang dilakukan dalam Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) sejalan dengan semangat Kementan untuk menggenjot produksi.
“Kita ingin menjadikan Indonesia mandiri pangan. Kita konsumsi hasil pertanian dari hasil keringat petani kita sendiri. Oleh karena itu, peningkatan produksi menjadi fokus utama. Peningkatan produksi ini juga dilakukan proyek SIMURP, atau sejalan dengan semangat kita,” tutur Mentan SYL.
Pernyataan tersebut diperkuat Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi. Menurutnya, Kementan turut mengawal implementasi kegiatan CSA SIMURP di lapangan melalui BPP Kostratani.
“Ujung tombak untuk menjalankan program-progam Kementan ada di Kostratani. Mereka turut mengawal target pembangunan pertanian, yaitu menyediakan pangan untuk 267 juta jiwa rakyat Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani, juga meningkatkan ekspor,” terangnya.
Dedi Nursyamsi menambahkan, penguatan Kostratani menjadi salah satu progam kegiatan di BPPSDMP. “Program lainnya adalah penyuluhan, pendidikan dan pelatihan vokasi mendukung penumbuhan pengusaha pertanian milenial, juga penyuluhan, pendidikan dan pelatihan vokasi mendukung program utama Kementan,” jelasnya.
Dijelaskannya, hal ini sejalan dengan tujuan pelaksanaan ToT CSA SIMURP, yaitu Meningkatkan kapasitas SDM petugas/penyuluh (pesertaToT) dalam pelaksanaan proyek SIMURP-CSA, mempersiapkan petugas/penyuluh (pesertaToT) untuk melatih calon Training of Farmer (ToF), Mempersiapkan materi dan metode pelatihan ToF dalam bentuk bahan ajar dan Mempersiapkan peserta pelatih, pelatih atau narasumber, fasilitator pelatihan ToF.
“Kegiatan CSA SIMURP sangat positif. Karena mendukung ketahanan pangan berkelanjutan serta mengantisipasi dampak negative perubahan ekstrim iklim global. Yang tentunya mampu meningkatkan produksi pertanian juga pendapatan petani,” tuturnya.
Proyek SIMURP sendiri bertujuan untuk meningkatkan Indeks Pertanaman, meningkatkan produksi, produktivitas tanaman, serta mengurangi efek gas rumah kaca. Output dari proyek ini adalah penerapan pertanian cerdas iklim (CSA), peningkatan intensitas pertanaman, meningkatkan pendapatan petani di Daerah Irigasi wilayah proyek SIMURP.
Di Jawa Tengah, ToT CSA dilakukan secara e-Learning di tiga lokasi, yaitu Kabupaten Purworejo, Kabupaten Purbalingga, dan Kabupaten Banjarnegara.
Di Kabupaten Purworejo, ToT digelar di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Banyuurip. Sedangkan Kabupaten Purbalingga menggelar di dua lokasi, yaitu BPP Bukateja dan BPP Kemangkon, dan Kabupaten Banjarnegara melaksanakan ToT di Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan. (NF/EZ)
(ars)