Perang Israel vs Hamas Jadi Pukulan Telak Ekonomi Global
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pecahnya konflik di Timur Tengah membuat para gubernur bank sentral semakin keras berjuang melawan tren inflasi baru serta memberikan pukulan telak terhadap ekonomi global di tengah perjuangan menahan lonjakan harga yang dipicu pandemi dan invasi Rusia ke Ukraina.
Pejuang Hamas menyerbu dari daerah kantong Gaza dan Israel merespons dengan kekuatan menambah kemungkinan konflik Timur Tengah yang lebih luas pada ketidakstabilan ekonomi global.
Dampaknya mungkin butuh waktu lebih jelas, dan akan bergantung pada berapa lama konflik berlangsung, seberapa intens konflik tersebut, dan apakah konflik tersebut menyebar ke bagian lain di wilayah tersebut.
"Masih terlalu dini untuk mengatakan apa implikasinya, meskipun pasar minyak dan ekuitas mungkin akan segera terkena dampaknya," kata Agustin Carstens, manajer umum Bank for International Settlements, dalam sebuah presentasi di National Association for Business Economics, dikutip Reuters, Senin (9/10/2023).
Namun perang ini setidaknya berpotensi untuk menambah risiko yang tidak dapat diprediksi pada ekonomi global yang sudah melambat. Ditambah lagi pasar AS yang masih beradaptasi dengan kemungkinan bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga yang tinggi dan lebih lama dari yang diperkirakan banyak investor.
"Setiap sumber ketidakpastian ekonomi menunda pengambilan keputusan, meningkatkan premi risiko, dan terutama mengingat wilayah tersebut ada kekhawatiran tentang di mana minyak akan dibuka," kata Carl Tannenbaum, kepala ekonom di Northern Trust.
"Pasar juga akan mengikuti seperti apa skenario-skenario ini," ujarnya. "Dan apakah, setelah beberapa dekade ketidakstabilan di Timur Tengah, wabah kekerasan ini akan berevolusi secara berbeda."
"Pertanyaannya adalah apakah ini adalah sesuatu yang akan membuat keseimbangan jangka panjang menjadi tidak seimbang."
Konflik Timur Tengah dan isu-isu terkait kemungkinan besar akan menjadi agenda utama para pemimpin keuangan global yang berkumpul minggu ini di Maroko untuk pertemuan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia guna membahas ekonomi global yang masih dalam kondisi yang sangat terpengaruh oleh pandemi dan meningkatnya ketegangan perdagangan.
Pejuang Hamas menyerbu dari daerah kantong Gaza dan Israel merespons dengan kekuatan menambah kemungkinan konflik Timur Tengah yang lebih luas pada ketidakstabilan ekonomi global.
Dampaknya mungkin butuh waktu lebih jelas, dan akan bergantung pada berapa lama konflik berlangsung, seberapa intens konflik tersebut, dan apakah konflik tersebut menyebar ke bagian lain di wilayah tersebut.
"Masih terlalu dini untuk mengatakan apa implikasinya, meskipun pasar minyak dan ekuitas mungkin akan segera terkena dampaknya," kata Agustin Carstens, manajer umum Bank for International Settlements, dalam sebuah presentasi di National Association for Business Economics, dikutip Reuters, Senin (9/10/2023).
Namun perang ini setidaknya berpotensi untuk menambah risiko yang tidak dapat diprediksi pada ekonomi global yang sudah melambat. Ditambah lagi pasar AS yang masih beradaptasi dengan kemungkinan bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga yang tinggi dan lebih lama dari yang diperkirakan banyak investor.
"Setiap sumber ketidakpastian ekonomi menunda pengambilan keputusan, meningkatkan premi risiko, dan terutama mengingat wilayah tersebut ada kekhawatiran tentang di mana minyak akan dibuka," kata Carl Tannenbaum, kepala ekonom di Northern Trust.
"Pasar juga akan mengikuti seperti apa skenario-skenario ini," ujarnya. "Dan apakah, setelah beberapa dekade ketidakstabilan di Timur Tengah, wabah kekerasan ini akan berevolusi secara berbeda."
"Pertanyaannya adalah apakah ini adalah sesuatu yang akan membuat keseimbangan jangka panjang menjadi tidak seimbang."
Konflik Timur Tengah dan isu-isu terkait kemungkinan besar akan menjadi agenda utama para pemimpin keuangan global yang berkumpul minggu ini di Maroko untuk pertemuan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia guna membahas ekonomi global yang masih dalam kondisi yang sangat terpengaruh oleh pandemi dan meningkatnya ketegangan perdagangan.