Harga Cabai Rawit Meroket, Partai Perindo: Mendag Seharusnya Beri Solusi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Juru Bicara Nasional Partai Perindo Yerry Tawalujan menanggapi Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) yang mengaku kaget dengan harga cabai rawit sudah mencapai Rp100 ribu per kilogram (kg) saat melakukan sidak di Pasar Senen, Jakarta Pusat (30/11/2023).
Yerry Tawalujan menilai rasa kaget Mendag cerminan dari kurangnya pantauan langsung ke lapangan untuk mengecek kondisi riil fluktuasi harga pangan khususnya cabai rawit di Jakarta.
"Kekagetan itu sebenarnya wujud dari Mendag kurang turun ke lapangan untuk mengecek harga pangan langsung di pasar. Karena harga cabai rawit di Jakarta sudah dalam 3 bulan terakhir berfluktuasi antara Rp85 ribu per kilogram sampai Rp105 ribu per kilogram," ujar Yerry kepada wartawan, Sabtu (2/12/2023).
Menurut Yerry, perbedaan harga cabai di Jakarta dan di daerah seperti Jawa Timur yang masih berkisar di kisaran harga Rp70.000 sampai Rp75.000 per kg karena di daerah lebih dekat dengan sentra pertanian penghasil cabai rawit.
Harga cabai rawit di Jakarta menjadi mahal karena ada biaya transportasi dari daerah dan tambahan margin keuntungan pedagang perantara. "Masalah ini yang harus diselesaikan Kemenag. Bagaimana membuat harga di daerah sentra penghasil cabai rawit tidak beda jauh dengan harga di Jakarta atau di Sumatera dan kota lainnya," jelas Yerry yang juga merupakan Caleg DPR RI Dapil Sulawesi Utara ini.
Karena itu, Yerry berharap kunjungan Mendag ke Pasar Senen untuk mengecek harga cabai rawit itu dapat menghasilkan jalan keluar berupa turunnya harga cabai rawit dan komoditas pangan lainnya seperti sayur mayur di daerah Jakarta.
"Artinya masalah distribusi dan transportasi bahan pangan bisa ditanggulangi oleh Kemendag. Jika harga cabai rawit dan sayur mayur tidak turun apalagi tambah naik, percuma Mendag turun lakukan sidak. Hanya untuk gaya-gayaan saja karena tidak berdampak pada turunnya harga," pungkas Yerry.
Yerry Tawalujan menilai rasa kaget Mendag cerminan dari kurangnya pantauan langsung ke lapangan untuk mengecek kondisi riil fluktuasi harga pangan khususnya cabai rawit di Jakarta.
Baca Juga
"Kekagetan itu sebenarnya wujud dari Mendag kurang turun ke lapangan untuk mengecek harga pangan langsung di pasar. Karena harga cabai rawit di Jakarta sudah dalam 3 bulan terakhir berfluktuasi antara Rp85 ribu per kilogram sampai Rp105 ribu per kilogram," ujar Yerry kepada wartawan, Sabtu (2/12/2023).
Menurut Yerry, perbedaan harga cabai di Jakarta dan di daerah seperti Jawa Timur yang masih berkisar di kisaran harga Rp70.000 sampai Rp75.000 per kg karena di daerah lebih dekat dengan sentra pertanian penghasil cabai rawit.
Harga cabai rawit di Jakarta menjadi mahal karena ada biaya transportasi dari daerah dan tambahan margin keuntungan pedagang perantara. "Masalah ini yang harus diselesaikan Kemenag. Bagaimana membuat harga di daerah sentra penghasil cabai rawit tidak beda jauh dengan harga di Jakarta atau di Sumatera dan kota lainnya," jelas Yerry yang juga merupakan Caleg DPR RI Dapil Sulawesi Utara ini.
Karena itu, Yerry berharap kunjungan Mendag ke Pasar Senen untuk mengecek harga cabai rawit itu dapat menghasilkan jalan keluar berupa turunnya harga cabai rawit dan komoditas pangan lainnya seperti sayur mayur di daerah Jakarta.
"Artinya masalah distribusi dan transportasi bahan pangan bisa ditanggulangi oleh Kemendag. Jika harga cabai rawit dan sayur mayur tidak turun apalagi tambah naik, percuma Mendag turun lakukan sidak. Hanya untuk gaya-gayaan saja karena tidak berdampak pada turunnya harga," pungkas Yerry.
(fjo)