Dolar Makin Tersingkir oleh Yuan di Pasar Valuta Asing Rusia

Rabu, 10 April 2024 - 08:00 WIB
loading...
Dolar Makin Tersingkir...
Yuan mulai menggantikan mata uang Barat, termasuk dolar AS, di pasar valuta asing Rusia. FOTO/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Bank of Russia (CBR) melaporkan dalam tinjauan risiko keuangannya Senin (8/4) bahwa pangsa yuan di pasar valuta asing (valas) Rusia telah mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada bulan Maret lalu. Mata uang China tersebut menggantikan dolar AS (USD) di pasar valas Rusia.

Melansir Russia Today, Selasa (9/4/2024), peralihan Rusia dari mata uang utama Barat dimulai dengan sanksi AS dan UE yang dikenakan terhadap negara tersebut, terkait konflik Ukraina. Pembatasan keuangan membuat perdagangan lintas batas dalam euro dan dolar menjadi lebih sulit dan kehadiran mereka di pasar valuta asing Rusia menjadi kurang penting.



Menurut CBR, perputaran yuan yang diperdagangkan di bursa mencapai 53% bulan lalu dibandingkan dengan 46,6% pada bulan Februari. Pangsa renminbi dalam perdagangan over-the-counter juga mencatat rekor tertinggi, mencapai 39,6%.

Sementara itu, pangsa mata uang Barat, termasuk dolar AS dan euro, turun menjadi 46,4% di bursa pada bulan Maret dari 52,8% pada bulan sebelumnya. Di segmen over-the-counter, pangsa greenback dan euro juga terus merosot menjadi 54,7% dari 59,8% di bulan Februari.

Para analis mengatakan perubahan volume perdagangan yuan dan dolar mencerminkan peralihan Rusia dari bertransaksi dengan mata uang negara-negara yang dianggap 'tidak bersahabat' dengan latar belakang sanksi internasional.



Pembatasan tersebut mencakup memasukkan sejumlah bank Rusia ke dalam daftar hitam dan menghapusnya dari sistem pesan antar bank SWIFT, serta larangan transaksi dengan entitas keuangan Rusia dan pembekuan cadangan devisa.

Sementara itu, Rusia terus menetapkan persyaratan penyelesaian dalam berbagai mata uang nasional, menurut Gubernur CBR Elvira Nabiullina. Selama setahun terakhir, menurutnya, volume penyelesaian dalam mata uang selain dolar dan euro telah melonjak dari 39% menjadi 67%.

Sejumlah pejabat Rusia termasuk Menteri Keuangan Anton Siluanov, telah berulang kali mengatakan bahwa negaranya tidak lagi mempercayai mata uang AS, dan menyebutnya sebagai instrumen yang sama sekali tidak dapat diandalkan.
(fjo)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1768 seconds (0.1#10.140)