3 Efek Positif Malaysia Gabung BRICS
loading...
A
A
A
Kepala penelitian Institut Riset Ekonomi Malaysia (MIER) dan peneliti senior Dr Shankaran Nambiar mengatakan, masuk akal bagi Malaysia untuk bergabung dengan BRICS, ketika aliansi tersebut saat ini makin berkembang.
"Rencana Malaysia untuk bergabung dengan BRICS mencerminkan upaya negara itu untuk menjadi 'sangat independen' dalam hal kebijakan luar negerinya," katanya.
Nambiar mengatakan, Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim sebelumnya telah berbicara tentang dedolarisasi dan kebutuhan untuk membentuk Dana Moneter Asia.
"Ini adalah ide-ide yang dekat dengan filosofi BRICS dan yang membahas gagasan kemandirian finansial lebih besar untuk negara berkembang. Perdana menteri tidak melihat perlunya pembayaran internasional terikat pada dolar AS dan dia telah mengambil beberapa langkah ke arah itu, termasuk menyelesaikan perdagangan dengan India dalam mata uangnya sendiri," ungkapnya
"Jika beberapa dari ide-ide ini dilakukan, kita akan melihat negara-negara berkembang kurang terikat dengan keanehan kebijakan ekonomi AS. Selain itu, raksasa ekonomi baru akan menjadi China dan India," sambungnya.
Ekonom Profesor Dr Geoffrey Williams mengatakan, penting bagi Malaysia untuk memiliki portofolio seluas mungkin untuk perdagangan dan investasi dan memiliki akses ke blok perdagangan konvensional dan non-konvensional.
"Jadi fleksibilitas itu penting dan BRICS menawarkannya. Namun, masalah geopolitik akan selalu penting juga, karena beberapa negara mungkin tidak suka penyelarasan dengan Rusia. Akan tetapi Malaysia tidak selaras dan independen yang berarti dapat memilih sendiri dengan siapa yang bisa atau tidak akan berbisnis," jelas Geoffrey Williams.
"Rencana Malaysia untuk bergabung dengan BRICS mencerminkan upaya negara itu untuk menjadi 'sangat independen' dalam hal kebijakan luar negerinya," katanya.
Nambiar mengatakan, Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim sebelumnya telah berbicara tentang dedolarisasi dan kebutuhan untuk membentuk Dana Moneter Asia.
"Ini adalah ide-ide yang dekat dengan filosofi BRICS dan yang membahas gagasan kemandirian finansial lebih besar untuk negara berkembang. Perdana menteri tidak melihat perlunya pembayaran internasional terikat pada dolar AS dan dia telah mengambil beberapa langkah ke arah itu, termasuk menyelesaikan perdagangan dengan India dalam mata uangnya sendiri," ungkapnya
"Jika beberapa dari ide-ide ini dilakukan, kita akan melihat negara-negara berkembang kurang terikat dengan keanehan kebijakan ekonomi AS. Selain itu, raksasa ekonomi baru akan menjadi China dan India," sambungnya.
Ekonom Profesor Dr Geoffrey Williams mengatakan, penting bagi Malaysia untuk memiliki portofolio seluas mungkin untuk perdagangan dan investasi dan memiliki akses ke blok perdagangan konvensional dan non-konvensional.
"Jadi fleksibilitas itu penting dan BRICS menawarkannya. Namun, masalah geopolitik akan selalu penting juga, karena beberapa negara mungkin tidak suka penyelarasan dengan Rusia. Akan tetapi Malaysia tidak selaras dan independen yang berarti dapat memilih sendiri dengan siapa yang bisa atau tidak akan berbisnis," jelas Geoffrey Williams.
(akr)