Negara-negara Kaya Mulai Buang Dolar, Menjauh dari Dominasi AS

Jum'at, 21 Juni 2024 - 08:52 WIB
loading...
Negara-negara Kaya Mulai Buang Dolar, Menjauh dari Dominasi AS
Negara-negara kaya mulai menjauh dari dominasi dolar Amerika Serikat (AS). FOTO/iStock
A A A
JAKARTA - Negara-negara kaya seperti China dan sekutunya telah menimbun emas untuk melakukan diversifikasi dolar Amerika Serikat (AS). Namun, mereka bukan satu-satunya penimbun emas.

Bahkan bank-bank sentral dari negara-negara kaya memilih untuk menimbun emas, demikian hasil survei World Gold Council yang dirilis pekan ini. Antusiasme terhadap logam mulia ini muncul meskipun harga emas spot berada di level rekor sekitar USD2.330 per ons setelah mencapai hampir USD2.450 bulan lalu.

Survei WGC dari Februari hingga April menemukan bahwa 29% dari 70 bank sentral porsi terbesar yang diamati WGC sejak 2019 berencana membeli emas selama 12 bulan ke depan.

Baca Juga: Putin: Musuh Dijamin Musnah Jika Rusia Lakukan Serangan Balasan Nuklir

Di antara bank-bank sentral tersebut sekitar 15% bank sentral di negara maju berencana memborong emas sebagai langkah terbesar sejak 2019. Sementara, sekitar 40% bank sentral di negara berkembang mengatakan bahwa mereka akan mengumpulkan emas tahun depan.

Alasan utama bank-bank sentral untuk melakukan lebih banyak pembelian emas termasuk menyeimbangkan kembali cadangan mereka dan melakukan lindung nilai terhadap risiko-risiko seperti kenaikan inflasi, eksposur terhadap dolar AS dan ketidakstabilan pasar.
Delapan dari 20 bank sentral mengatakan bahwa mereka berencana untuk membeli lebih banyak emas juga mengutip risiko ekonomi yang lebih tinggi di negara-negara yang menggunakan mata uang cadangan karena isu-isu seperti meningkatnya defisit anggaran Amerika Serikat (AS).

Berlawanan dengan antusiasme mereka terhadap emas, 56% bank sentral dari negara-negara maju mengatakan bahwa mereka memperkirakan pangsa dolar dalam cadangan global akan turun dalam lima tahun ke depan. Hampir dua pertiga bank sentral dari negara-negara berkembang juga memperkirakan hal yang sama.

Dominasi AS Menurun

Survei tahunan WGC mencerminkan sentimen bank-bank sentral di tengah diskusi yang intens tentang peran dominan dolar sebagai mata uang cadangan dunia. Melansir Business Insider, diskusi ini semakin menguat setelah sanksi-sanksi Barat terhadap Rusia terkait konflik dengan Ukraina sejak 2022. Negara-negara lain khawatir bahwa mereka juga dapat terkunci dari sistem keuangan berbasis dolar AS.



Namun, raja dolar begitu mengakar dan meresap dalam sistem keuangan dunia sehingga hanya sedikit orang yang berpikir bahwa dolar dapat digulingkan. Meskipun begitu, sekelompok negara berkembang besar sekarang sedang mencari cara untuk menjauh dari dominasi dolar AS.

Meskipun dolar sejauh ini masih menjadi mata uang yang paling dominan dalam cadangan devisa bank-bank sentral dunia, pangsa greenback dalam cadangan ini setelah penyesuaian nilai tukar dan suku bunga menurun dari lebih dari 70% pada tahun 2.000 menjadi sekitar 55% pada kuartal terakhir tahun 2023, menurut laporan Dana Moneter Internasional (IMF) baru-baru ini. IMF menyebut penurunan pangsa dolar AS dalam cadangan devisa global sebagai erosi diam-diam.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1121 seconds (0.1#10.140)