Dolar AS Tetap Eksis, Ini Bukti Dedolarisasi BRICS Jalan di Tempat

Selasa, 25 Juni 2024 - 18:20 WIB
loading...
Dolar AS Tetap Eksis,...
Dolar Amerika Serikat (AS) tetap menjadi mata uang cadangan utama dunia. FOTO/iStock
A A A
JAKARTA - Dolar Amerika Serikat (AS) tetap menjadi mata uang cadangan utama dunia. Laporan baru Atlantic Council's GeoEconomics Center mengungkapkan euro maupun negara-negara BRICS belum bisa mengurangi ketergantungan dunia terhadap dolar AS.

Kelompok 'Dollar Dominance Monitor' mengatakan bahwa dolar terus mendominasi kepemilikan cadangan devisa, faktur perdagangan dan transaksi mata uang secara global dan perannya sebagai mata uang cadangan global utama aman dalam jangka pendek maupun menengah.

Peran besar dolar AS untuk ekonomi dunia telah diperkuat baru-baru ini karena ekonomi AS yang kuat, kebijakan moneter yang lebih ketat, dan risiko geopolitik yang meningkat. Bahkan ketika fragmentasi ekonomi telah memperkuat dorongan oleh negara-negara BRICS untuk beralih ke mata uang internasional dan mata uang cadangan lainnya.



Atlantic Council melaporkan, sanksi-sanksi Barat terhadap Rusia yang diberlakukan oleh G7 setelah invasi Moskow ke Ukraina telah mempercepat upaya-upaya negara-negara BRICS untuk mengembangkan sebuah serikat mata uang. Namun, kelompok ini belum mampu membuat kemajuan dalam upaya-upaya dedolarisasi.

BRICS adalah sebuah organisasi yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab (UEA). Dewan tersebut mengatakan bahwa Sistem Pembayaran Antar Bank Lintas Batas (CIPS) China menambahkan 62 peserta langsung dalam 12 bulan hingga Mei 2024, meningkat 78%, sehingga totalnya menjadi 142 peserta langsung dan 1.394 peserta tidak langsung.



Negosiasi seputar sistem pembayaran intra-BRICS masih dalam tahap awal, tetapi perjanjian bilateral dan multilateral dalam kelompok ini dapat membentuk dasar untuk platform pertukaran mata uang dari waktu ke waktu. Namun, perjanjian-perjanjian ini tidak mudah diukur karena dinegosiasikan secara individual.

Laporan tersebut mencatat bahwa China telah secara aktif mendukung likuiditas renminbi melalui jalur swap dengan mitra dagangnya, tetapi pangsa renminbi dalam cadangan mata uang asing global turun menjadi 2,3% dari puncaknya 2,8% pada 2022.

"Ini mungkin karena kekhawatiran para manajer cadangan tentang ekonomi China, posisi Beijing dalam perang Rusia-Ukraina, dan potensi invasi China ke Taiwan yang berkontribusi pada persepsi renminbi sebagai mata uang cadangan yang berisiko secara geopolitik," kata laporan itu dikutip dari Reuters, Senin (25/6/2024).
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Trump Melunak Soal Tarif,...
Trump Melunak Soal Tarif, Kurs Rupiah Balik Menguat usai Hampir Ambruk ke Rp17 Ribu
Trump Tunda Tarif ke...
Trump Tunda Tarif ke Puluhan Negara Selama 90 Hari, China Tetap Digebuk 125%
Saling Balas Perang...
Saling Balas Perang Dagang AS-China, Trump Kerek Tarif Jadi 125%
Balas Amukan Trump,...
Balas Amukan Trump, China Gebuk AS dengan Tarif 84%
Donald Trump Ngamuk,...
Donald Trump Ngamuk, AS Gebuk China dengan Tarif 104%
11 Negara yang Paling...
11 Negara yang Paling Terpukul Tarif AS, Ada China hingga Indonesia
Perang Dagang dengan...
Perang Dagang dengan AS, China Bakal Lawan Sampai Titik Darah Penghabisan
China Mengutuk Tarif...
China Mengutuk Tarif Baru Trump 54%, Sebut Bentuk Intimidasi Ekonomi
Nilai Tukar Rupiah Menuju...
Nilai Tukar Rupiah Menuju Rp17.000, Intip Dampak dan Mitigasinya
Rekomendasi
Titiek Puspa Meninggal...
Titiek Puspa Meninggal Dunia, Prabowo Ungkap Kontribusinya di Dunia Musik dan Budaya
Gempa Dangkal Bogor...
Gempa Dangkal Bogor Rusak Sejumlah Rumah, Ini Daftar Laporannya
Gibran Kenang Sosok...
Gibran Kenang Sosok Titiek Puspa: Karyanya Membentuk Kenangan Banyak Orang
Berita Terkini
Perkuat Ekosistem Pasar...
Perkuat Ekosistem Pasar Tradisional, BSI Dorong Transaksi Ritel UMKM
1 jam yang lalu
Revisi Kriteria MBR,...
Revisi Kriteria MBR, Pekerja Single Bergaji di Bawah Rp12 Juta Bisa Akses Rumah Subsidi
1 jam yang lalu
Didukung BNI Xpora,...
Didukung BNI Xpora, Produsen Permen Jahe Asal Jateng Tembus Pasar Ekspor
2 jam yang lalu
Perlunya Deregulasi...
Perlunya Deregulasi Aturan IHT demi Wujudkan Indonesia Incorporated
2 jam yang lalu
Lahan Sikam Salurkan...
Lahan Sikam Salurkan Pendanaan Rp257,89 Miliar kepada 3.591 Borrower
2 jam yang lalu
Soal Hapus Kuota Impor,...
Soal Hapus Kuota Impor, Pemerintah Disarankan Tetap Selektif
3 jam yang lalu
Infografis
Demo Menentang Presiden...
Demo Menentang Presiden AS Donald Trump Digelar di Penjuru Dunia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved