Belanja Perang Terus Membengkak, Inflasi Rusia Meningkat

Senin, 12 Agustus 2024 - 18:30 WIB
loading...
Belanja Perang Terus...
Pertumbuhan ekonomi Rusia melambat pada kuartal kedua tahun 2024. Foto/ilustrasi
A A A
JAKARTA - Laju pertumbuhan ekonomi Rusia melambat pada kuartal kedua tahun 2024. Data resmi menunjukkan Produk domestik bruto (PDB) turun dari 5,4% pada kuartal pertama menjadi 4% di kuartal kedua. Hasil PDB itu menjadi yang terendah sejak awal tahun 2023.

Sementara itu, inflasi tidak menunjukkan tanda-tanda mereda di Rusia, dengan naik ke 9,13% (year on year (yoy) pada bulan Juli. Sedangkan secara bulanan, naik ke 8,59% di dari Juni.

Mengutip dari the Moscow Times, Kondisi ekonomi Rusia ini terjadi karena Kremlin telah melakukan militerisasi besar-besaran terhadap perekonomian Rusia sejak mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari 2022. Hal itu menghabiskan uang dalam jumlah yang besar untuk produksi senjata dan gaji militer.

Ledakan belanja tersebut telah mendorong pertumbuhan ekonomi, membantu Kremlin melawan prediksi awal resesi ketika Rusia terkena sanksi Barat. Namun, di sisi lainnya telah menyebabkan inflasi yang melonjak, sehingga memaksa Bank Sentral menaikkan biaya pinjaman.

Bank Sentral Rusia secara agresif menaikkan suku bunga dalam upaya untuk meredam inflasi. Sebelumnya bank sentral telah memperingatkan bahwa perekonomian Rusia tumbuh pada tingkat yang tidak berkelanjutan, akibat peningkatan besar-besaran belanja pemerintah untuk serangan Ukraina.



Bank sentral menaikkan suku bunga utamanya menjadi 18% bulan lalu, angka ini tertinggi kedua setelah kenaikan darurat pada Februari 2022 yang mencapai 20%.

Gubernur Bank Dunia Elvira Nabiullina mengatakan perekonomian menunjukkan tanda-tanda "overheating". Ia menyebutkan kesulitan dalam pembayaran internasional akibat sanksi barat sebagai faktor lain yang meningkatkan inflasi.

Rusia akan menghabiskan hampir sembilan persen PDB-nya untuk pertahanan dan keamanan tahun ini, angka yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak era Soviet.

Sementara itu, anggaran federal Moskow melonjak hampir 50% selama tiga tahun terakhir, dari 24,8 triliun rubel pada tahun 2021, menjadi 36,6 triliun rubel (USD427 miliar) yang direncanakan pada tahun ini.



Kondisi ini membuat para analis khawatir, karena begitu banyak pengeluaran yang diarahkan oleh negara, yang kurang responsif terhadap biaya pinjaman yang lebih tinggi. Analis menilai Kenaikan suku bunga mungkin bukan alat yang efektif melawan inflasi.

Saat ini, harga konsumen merupakan topik sensitif di Rusia, di mana banyak orang hampir tidak memiliki tabungan. Kenangan akan hiperinflasi dan ketidakstabilan ekonomi masih melekat erat.
(fch)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1581 seconds (0.1#10.140)