Krisis Properti China Belum Usai, 48 Juta Rumah Mangkrak Belum Dibangun

Kamis, 15 Agustus 2024 - 11:14 WIB
loading...
Krisis Properti China...
Sedikitnya 48 juta rumah di China telah terjual tapi pembangunannya belum selesai. FOTO/iStock Photo
A A A
JAKARTA - Sedikitnya 48 juta rumah di China telah terjual tapi pembangunannya belum selesai. Hal itu mengisyaratkan krisis properti di negara ini tidak akan selesai dalam waktu dekat.

Berdasarkan laporan Bloomberg, data pra-penjualan dari 2015 hingga paruh pertama tahun ini lebih besar dari total stok perumahan di Jerman tahun 2021. Persoalan tersebut menjadi ancaman langsung bagi pendapatan pengembang karena masyarakat dapat mulai menghindari pra-penjualan pembangunan baru dan lebih memilih untuk membeli rumah yang sudah jadi atau rumah bekas.

Sektor properti China menghadapi banyak tantangan. Para pengembang mengalami kekurangan likuiditas meskipun ada paket penyelamatan negara yang mencakup program pemberian pinjaman senilai 300 miliar yuan atau USD55 miliar. Penjualan rumah baru tetap merosot lebih jauh pada bulan Juli sebesar 19,7%.



Persoalan demografi dengan penduduk yang mendua juga menjadi tantangan bagi China yang berakibat pada berkurangnya pekerja konstruksi. Usia rata-rata pekerja migran meningkat menjadi 43 tahun pada 2023 dari 38 tahun pada 2014 dengan usia rata-rata di atas 50 tahun melonjak menjadi 31% dari 17%.

Pekerja yang lebih muda di bawah 30 tahun telah menurun menjadi 17% dari 34%, sebagian karena bayaran yang lebih rendah dari upah rata-rata negara. Ada korelasi antara penyelesaian rumah tahunan dan jumlah pekerja konstruksi, yang mencapai puncaknya sebesar 61 juta pada 2014 dan telah menurun 25% sejak saat itu.



Menurut sejumlah analis, penyelesaian rumah kurang dari 8,4 miliar meter persegi untuk penjualan yang dilakukan dari tahun 2000 hingga paruh pertama tahun ini sekitar 38% dari total kumulatif. Rasio tidak selesai melonjak dari rata-rata 17% dari penjualan tahunan sebelum tahun 2015 menjadi 47% pada 2015 hingga 2023.

China mengalami pergeseran mendasar dalam preferensi pembeli, dengan penjualan rumah yang sudah jadi menyalip rumah baru berdasarkan wilayah untuk pertama kalinya tahun lalu. Melansir dari The Economis Times, rumah yang sudah jadi menyumbang 27% dari penjualan baru di semester pertama, dibandingkan dengan 10% untuk seluruh tahun 2021.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1068 seconds (0.1#10.140)