Komitmen Satu Dekade Astra Life Melindungi Masa Depan Masyarakat

Sabtu, 31 Agustus 2024 - 15:25 WIB
loading...
Komitmen Satu Dekade...
Industri asuransi jiwa nasional terus mendorong peningkatan literasi berasuransi masyarakat. Salah satunya dilakukan oleh Astra Life, anak usaha PT Astra International, Tbk. (ASII). Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Musibah maupun masalah kesehatan bisa menimpa siapa saja dan kapan saja. Selain berpengaruh terhadap kualitas hidup, masalah kesehatan, juga kerap menghadirkan beban keuangan terutama bagi masyarakat yang tak memiliki proteksi berupa asuransi kesehatan maupun jiwa.

Banyak alasan yang membuat seseorang sadar pentingnya berasuransi atau memiliki polis asuransi. Berangkat dari pengalaman banyak orang bahwa kejadiaan yang tidak diinginkan dan tak terduga bisa terjadi kapan saja. Bahkan, kejadian yang tak diinginkan bisa mengubah arah kehidupan seseorang.

Beragam alasan pentingnya memiliki asuransi itulah yang menjadi pertimbangan M. Chalil, 55, memutuskan untuk memiliki perlindungan berupa polis asuransi baik asuransi jiwa, kesehatan, maupun asuransi kerugian saat usianya masih relatif muda. "Pertimbangannya, musibah bisa menimpa siapa saja dan kapan saja. Karena itu saya menganggap perlu punya asuransi," ujar pria yang bermukim di Kompleks Hankam, Joglo, Jakarta Barat, itu kepada SINDOnews, kemarin.



Sudah dua dekade, Chalil menjaga dirinya dan keluarganya dengan “payung” asuransi. Bagi dia, asuransi tak hanya memberikan perlindungan atas dirinya, tetapi juga masa depan buah hatinya, termasuk aset-aset yang dimilikinya. Karena saat terjadi musibah risiko tak dia tanggung sendiri, tetapi ada risiko yang juga ditanggung oleh perusahaan asuransi.

Dia berkisah, empat tahun silam. mengalami kecelakaan di Cianjur, Jawa Barat, saat mengendarai motor. Kecelakaan yang sama sekali tak dia duga itu menyebabkan tangan kanannya patah. Dia harus menjalani serangkain tindakan di rumah sakit. Jika saja tak memiliki asuransi tentu dia akan menguras tabungan yang disiapkan untuk masa tuanya. Biaya pengobatan hingga sembuh ditanggung seluruhnya oleh perusahaan asuransi. “Andai saja saya tak memiliki jaminan kesehatan asuransi tentu harus menjual aset atau menguras tabungan,”kenang pria yang menjabat Publisher Oto Group itu.

Kesadaran Chalil untuk memiliki produk asuransi juga dipicu pengalaman teman-temannya yang meskipun memiliki gaji besar, namun kurang memperhatikan pentingnya memiliki tabungan dan asuransi. "Saat sakit mereka harus jual semua aset yang dikumpulkan pelan-pelan, bertahun-tahun. Sebab, tidak semua biaya berobat ditanggung perusahaan tempat bekerja," urainya.

Dia pun bercerita, beberapa sahabatnya mengidap penyakit kritis. Karena tak memiliki asuransi, aset yang dikumpulkan selama 35 tahun habis dalam beberapa bulan untuk berobat. Chalil pun menyayangkan masih banyak orang yang tidak memiliki asuransi, padahal banyak pilihan asuransi yang bisa disesuaikan dengan kemampuan keuangan seseorang. "Minimal dianggarkan 10% dari penghasilan sebulan. Tidak besar, tapi manfaatnya di masa depan sangat besar,”katanya.

Pendapat yang sama disampaikan Eka Cahya, wanita yang memiliki satu anak ini menyadari pentingnya berasuransi saat melihat beberapa orang dekatnya sakit dan tak memiliki biaya untuk berobat. Karenanya, pekerja industri kreatif yang berkantor di Space Q, jalan Duren Tiga Jakarta Selatan itu memiliki beragam produk asuransi jiwa dan kesehatan.

Meskipun perusahaan tempatnya bekerja memberikan coverage berupa asuransi kesehatan, namun dirinya menilai perlu untuk memiliki asuransi jiwa. “Saya pernah dirawat karena penyakit tertentu. Karena memiliki asuransi kesehatan dari kantor, pikiran tenang saat menjalani perawatan,”katanya.

Dia pun menyarankan agar anak-ana usia muda perlu memiliki perlindungan berupa jaminan asuransi kesehatan maupun asuransi jiwa. “Kita tak pernah tahu apa yang terjadi di masa depan, bahkan esok hari. Jangan kemudian menyesal karena harus menjual aset yang dikumpulkan bertahun-tahun untuk biaya berobat,” sarannya.

Chalil dan Eka hanyalah segelintir masyarakat yang sadar akan pentingnya asuransi. Namun tidak semua orang berpikir demikian. Buktinya penetrasi industri asuransi jiwa masih rendah. Berdasarkan data Roadmap Perasuransian atau Peta Jalan Pengembangan dan Penguatan Industri Perasuransian 2023 – 2027 yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada November 2023 lalu, tingkat pertumbuhan premi asuransi jiwa hanya 1,89% per tahun. Sedangkan pertumbuhan premi asuransi jiwa konvensional hanya bertumbuh 0,9%.

Tingkat pendidikan, kesadaran dan pendapatan yang rendah, masih memengaruhi minat masyarakat dalam berasuransi. Kondisi tersebut menjadi tantangan seluruh komponen industri asuransi nasional. Stakeholder asuransi nasional perlu memacu kolaborasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menyiapkan masa depan yang lebih baik. Juga menyiapkan perlindungan diri dan aset-asetnya di tengah kondisi perekonomian yang tak menentu.

“Perusahaan asuransi jiwa perlu mengintensifkan edukasi untuk meningkatkan literasi asuransi masyarakat,”ujar Perencana Keuangan Safir Senduk kepada SINDOnews.

Safir mengatakan, memiliki polis asuransi kesehatan dan jiwa sangat penting. Tak sekadar untuk melindungi diri, tetapi juga melindungi aset dan masa depan. “Sekarang anak usia SMA pun bisa terserang penyakit kritis. Kejadian seperti itu tentu harus dimitigasi dengan memiliki asuransi,”paparnya.

Dia pun menyarankan agar masyarakat memiliki perlindungan asuransi kesehatan, asuransi penyakit kritis, asuran jiwa, dan asuransi kerugian.

Asuransi penyakit kritis, lanjut dia, di masa sekarang sangat penting, mengingat beragam penyakit serius bisa menyerang usia muda. “Tentu penting, karena coverage-nya lebih spesifik yakni penyakit kritis. Penting, karena anak muda pun bisa mengidap penyakit kritis,”paparnya.

Sedangkan asuransi jiwa, akan memberikan perlindungan terhadap masa depan keluarga. “Misalnya, seseorang meninggal, maka ada dana yang bisa dicairkan dan menjadi bekal untuk kehidupan anak-anak atau ahli waris yang ditinggalkan,”urainya.

Dengan adanya mitigasi terhadap beragam risiko kesehatan dan jiwa yang akan dihadapi oleh seseorang, lanjut dia, kehidupan seseorang menjadi lebih tenang. “Premi dan jenis produk tentunya bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan keuangan seseorang,”katanya.



Tantangan untuk meningkatkan literasi berasuransi adalah mindset masyarakat yang berbeda-beda di setiap daerah. Ada yang menilai asuransi sebagai beban,padahal fungsi dari asuransi adalah risk mitigation. Untuk melindungi diri dari ketidakpastian, seperti kecelakaan, penyakit kritis, bencana alam yang bisa terjadi kapan saja dan di mana saja.

Menyodorkan Beragam Solusi untu Masa Depan

Edukasi untuk meningkatkan literasi berasuransi masyarakat terus dilakukan oleh stakeholder perasuransian di Tanah Air. Salah satunya PT Asuransi Jiwa Astra (Astra Life) yang merupakan anak usaha PT Astra International, Tbk. Bagi perusahaan asuransi ini, merdeka secara finansial menjadi harapan semua orang terutama bagi para pekerja atau pencari nafkah yang berjuang untuk memiliki keadaan finansial yang stabil.

Marketing, Alternate & Direct Business Group Head Astra Life Windy Riswantyo dikutip dari keterangan resmi Astra Life menegaskan, sebagian masyarakat mungkin memiliki pemikiran bahwa merdeka finansial sulit terjadi.

Namun,sejatinya merdeka finansial bisa tercapai dengan tekad yang kuat. “Kami mengajak para pekerja untuk optimistis bisa memperbaiki arus keuangan dengan disiplin mengontrol keuangan keluarga dan hal penting lainnya seperti investasi dan proteksi diri yang perlu dimulai sejak awal untuk menuju merdeka finansial versi keluarga masing-masing,”katanya.

Dengan tema #AstraLifeSedekatde, Astra Life terus menggelorakan edukasi untuk mencapai merdeka finansial bagi masyarakat. Menurut Windy, proteksi dan investasi adalah kunci agar terhindar dari tekanan finansial di masa depan. Proteksi berperan melindungi aset yang susah payah dikumpulkan oleh para pekerja atau pencari nafkah.

Memproteksi diri dari berbagai risiko di masa depan adalah sebuah keharusan. “Karenanya, dana untuk risiko kesehatan, risiko kematian, bahkan untuk dana ketika sudah masuk usia pensiun harus disiapkan dari sekarang,”katanya. Untuk mengakomodir kebutuhan para pekerja, Astra Life, dengan salah satu produknya yaitu ASLI Ultimate Protection, para pekerja atau pencari nafkah dapat terproteksi dengan perlindungan jiwa seumur hidup hingga usia 99 tahun. Dengan perlindungan jiwa sebesar 125% dari uang pertanggungan mulai tahun polis ke-15. Hingga adanya kepastian manfaat akhir kontrak 125% dari uang pertanggungan.

Komitmen Astra Life untuk melindungi masa depan masyarakat diakui oleh salah satu keluarga nasabahnya. Salah satu keluarga nasabah Astra Life Faizal berkisah mengenai penyakit kanker yang diduga menjadi penyakit turun menurun di keluarganya. Dalam unggahan video di akun resmi Astra Life, Faizal berkisah, adiknya memutuskan membeli polis asuransi yang memberikan manfaat perlindungan terhadap penyakit kritis, salah satunya kanker.

Tak disangka sang adik meninggal karena serangan jantung. Pihak Astra Life pun menghubungi keluarganya untuk keperluan dokumen klaim. Proses pencairan nilai manfaat diperkirakan tiga bulan. “Kurang lebih sebulan sudah selesai dan mendapatkan nilai (manfaat) yang signifikan dan sangat bermanfaat,”paparnya. Dia menilai asuransi sangat dibutuhkan oleh masyarakat. “Untuk layanan, saya ucapkan terima kasih kepada Astra Life,”tegasnya.

Selain edukasi terkait merdeka secara finansial melalui asuransi, Astra Life juga gencar mengedukasi masyarakat terhadap pentingnya perencanaan keuangan pendidikan anak. Head of Bancassurance Astra Life Heckhel, CFP mengatakan, perencanaan keuangan untuk pendidikan anak merupakan rencana keuangan jangka panjang. Dalam mewujudkannya, orang tua sebaiknya melakukan investasi pada instrumen keuangan dengan risiko rendah dan imbal balik hasil yang pasti.

Idealnya, dalam mempersiapkan dana pendidikan ini, orang tua wajib memiliki proteksi khususnya asuransi jiwa bagi pencari nafkah. “Baik proteksi jiwa maupun kebutuhan untuk mengembangkan dana untuk pendidikan anak, terdapat pada manfaat produk asuransi dwiguna dari Astra life, yaitu AVA Proteksi Pasti,”katanya. Dengan manfaat utama, proteksi untuk pencari nafkah, AVA Proteksi Pasti juga menyediakan manfaat tahapan yang bisa digunakan sebagai dana pendidikan anak, karena manfaat tahapan tersebut dijamin untuk cair pada periode yang telah dipilih oleh orang tua, misalnya ketika anak bersiap masuk kuliah.

Bermodalkan pencapaian yang baik selama 2023, Astra Life pun berkomitmen untuk mencapai profitabilitas yang kuat dan berkesinambungan dengan melanjutkan inovasi produk, pertumbuhan bisnis dengan kualitas portofolio yang baik di semua jalur distribusi yang ada, serta meningkatkan layanan nasabah. Termasuk layanan berbasis digital di seluruh lini untuk nasabah kumpulan maupun individu.

Dengan demikian, selain membantu merencanakan masa depan masyarakat, Astra Life dapat meningkatkan pertumbuhan premi seperti pada tahun-tahun sebelumnya, yaitu di atas rata-rata industri.

“Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kepercayaan seluruh nasabah dan mitra bisnis yang telah membawa Astra Life berhasil mencapai profitabilitas yang meningkat secara signifikan. Kami berkomitmen untuk tetap terus berinovasi agar bisa menghadirkan ketenangan pikiran di setiap rumah keluarga Indonesia,”ujar Presiden Direktur Astra Life Nico Tahir.



Astra Life, lanjut dia, memiliki komitmen kuat untuk melindungi lebih banyak masyarakat di Tanah Air. Sejak didirikan pada 2014 silam, Astra Life telah telah melindungi 3,6 juta tertanggung. Astra Life juga memiliki Employee Benefit Group Business yang telah melayani hampir 800 perusahaan. Ada juga juga DPLK Astra Life sebuah Layanan Program Pensiun Iuran Pasti bagi perorangan, baik peserta individu maupun peserta kelompok dengan total lebih dari 55.000 peserta berasal dari 150 klien.

Nico mengungkapkan, sebagai rangkaian dari perayaan HUT ke-10 Astra Life, melalui tema #AstraLifeSedekade pihaknya percaya bahwa perusahaan tidak hanya berorientasi kepada profit tetapi juga aktif berkontribusi dalam memberikan manfaat kepada masyarakat luas. Sejalan dengan komitmen grup Astra, Astra Life turut bersinergi mendukung Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai ibukota dengan sumber daya manusia yang memiliki karakter berdasarkan nilai-nilai agama, memiliki kecakapan hidup yang dapat meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan, serta mencintai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sinergi tersebut diwujudkan melalui program donasi peralatan sholat, kelas literasi keuangan, dan donasi laptop untuk sejumlah sekolah di IKN. Program Corporate Social Responsibility (CSR) itu digelar di sekolah binaan Yayasan Pendidikan Astra – Michael D. Ruslim (YPA-MDR) di wilayah IKN.

Ekonom Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Nailul Huda menilai, saat ini literasi masyarakat terhadap pentingnya berasuransi masih rendah. “Karena itu, kita perlu meningkatkan literasi masyarakat. Sehingga masyarakat semakin paham, literasi sangat krusial,”tegasnya.

Dia melihat, penetrasi asuransi kesehatan dan asuransi jiwa perlu ditingkatkan. Karenanya, edukasi harus dilakukan secara masif oleh stakeholder perasuransian nasional. “Semakin banyak masyarakat yang sadar bahwa asuransi kesehatan dan asuransi jiwa itu penting, maka ekosistem asuransi jiwa akan bertumbuh,”urainya.

Nailul pun menyarankan agar sosialisasi digencarkan pada manfaat dan risiko, dengan memberikan informasi yang simetris. “Perusahaan asuransi tetap harus prudent, agar jangan sampai mendapatkan nasabah dengan tingkat risiko tinggi. Perlu ada kriteria terhadap premi dan manfaat,”tutupnya.
(fch)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0922 seconds (0.1#10.140)