Pemanasan Global Bikin Ekonomi Rusia Bertambah Rp99,9 Triliun per Dekade

Selasa, 10 September 2024 - 15:15 WIB
loading...
Pemanasan Global Bikin...
Produk Domestik Bruto (PDB) Rusia berpotensi tumbuh sebesar 1,2 triliun rubel atau USD13 miliar jika suhu tahunan rata-rata di seluruh negeri naik satu derajat Celcius, menurut penelitian terbaru. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Produk Domestik Bruto (PDB) Rusia berpotensi tumbuh sebesar 1,2 triliun rubel atau USD13 miliar jika suhu tahunan rata-rata di seluruh negeri naik satu derajat Celcius, menurut penelitian terbaru. Sektor pertanian dan kehutanan akan mendapat manfaat paling besar dari global warming, seperti disimpulkan oleh para ahli.



Hal itu merupakan temuan dari laporan yang dikeluarkan oleh Institute of Economic Forecasting of the Russian Academy of Sciences (IEF RAS) dalam forum bertajuk “BRICS Climate Agenda in Modern Conditions” yang diadakan di Moskow.

"Rata-rata suhu di Rusia tumbuh sebesar 0,5 C setiap sepuluh tahun, menyebabkan risiko tambahan dari cuaca ekstrem serta menciptakan tantangan bagi ekonomi," kata Aleksandr Shirov, direktur IEF dan salah satu penulis penelitian.

Namun jika kebijakan adaptasi yang efisien diterapkan, efek perubahan iklim bisa menjadi positif bagi Rusia, ungkapnya dalam forum tersebut.

Sebagai informasi pemanasan global atau global warming adalah istilah yang menggambarkan peristiwa kenaikan suhu rata-rata daratan, lautan dan atmosfer bumi secara bertahap.



Penelitian ini membandingkan kemungkinan keuntungan dan kerusakan di berbagai bidang ekonomi, seperti pertanian, ekstraksi sumber daya mineral, sektor transportasi hingga konstruksi, dan lain-lain. Kerusakan akibat pemanasan sebesar satu derajat Celcius di semua sektor bernilai 2,45 triliun rubel (USD26,8 miliar). Sementara untuk manfaatnya mencapai angka 3,64 triliun rubel (USD39,8 miliar).

Para peneliti menerangkan, perubahan iklim bisa membawa dampak tambahan terhadap ekonomi Rusia mencapai USD6,5 miliar atau setara Rp99,9 triliun (Kurs Rp15,375 per USD) setiap dekade.

"Efek total perubahan iklim terhadap PDB tahunan di Rusia diperkirakan mencapai kurang lebih 1,2 triliun rubel (atau 0,7% dari PDB yang tercatat pada akhir 2023)," kata laporan itu.

"Mengingat tren perubahan iklim saat ini, kita dapat mengatakan bahwa PDB tahunan Rusia akan meningkat sekitar 0,6 triliun rubel setiap sepuluh tahun," paparnya.

Menurut tim penelitian, manfaat utamanya berasal dari pertanian dan kehutanan, dan dari pengembangan Rute Laut Utara (NSR) – jalur air pelayaran yang membentang di sepanjang pantai Arktik Rusia dari Murmansk ke Selat Bering dan Timur Jauh.

"Banyak industri terlibat dalam pekerjaan NSR – sebuah mega-proyek, yang perkembangannya terkait dengan perubahan iklim," nulis makalah itu mencatat dengan, mengacu pada penipisan dan pencairan es yang telah membuat koridor timur-barat lebih layak.

Para peneliti juga mendesak langkah-langkah untuk mengurangi potensi risiko dari perubahan iklim. Termasuk di dalamnya yakni pengembangan lebih lanjut dari sistem perawatan kesehatan dan "mekanisme untuk pembiayaan adaptasi dan asuransi," serta perlindungan ekosistem, bangunan, dan struktur dari situasi darurat.

Rusia adalah negara terbesar di dunia, tetapi sekitar dua pertiga wilayahnya diperkirakan bertumpu pada lapisan es. Hasil studi juga menyebutkan langkah-langkah prioritas utama yang ditetapkan untuk mengurangi dampak degradasi permafrost akibat perubahan iklim.

Semuan itu termasuk pengembangan "praktik stabilisasi termal tanah," dan "penyediaan fasilitas penyimpanan sementara untuk kelebihan air, pembangunan dan penguatan bendungan, (serta) penguatan bangunan dan struktur."
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2698 seconds (0.1#10.140)