3 Penyebab Bukalapak Tutup Beralih Jualan Pulsa hingga Bayar Tagihan

Kamis, 09 Januari 2025 - 15:19 WIB
loading...
3 Penyebab Bukalapak...
Bukalapak, salah satu platform e-commerce mengumumkan akan menutup layanan marketplace beralih menjual produk fisik. FOTO/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Bukalapak , salah satu platform e-commerce mengumumkan akan menutup layanan marketplace beralih menjual produk fisik berupa pulsa hingga membayar tagihan.

Keputusan ini mulai berlaku pada 9 Februari 2025 merupakan bagian dari transformasi besar yang dilakukan oleh perusahaan untuk lebih fokus pada produk digital dan virtual. Apa yang melatarbelakangi keputusan ini?

Berikut tiga alasan mengapa Bukalapak memilih untuk menutup layanan marketplace:


1. Strategi Fokus pada Produk Virtual

Salah satu alasan utama penutupan layanan marketplace adalah upaya Bukalapak untuk berfokus pada produk virtual. Dalam sebuah pengumuman resmi yang dirilis pada 8 Januari 2025, Bukalapak menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi transformasi mereka untuk mengalihkan perhatian dari produk fisik ke produk digital.

"Kami ingin menginformasikan bahwa Bukalapak akan menjalani transformasi untuk lebih fokus pada produk virtual, sehingga kami memutuskan untuk menghentikan operasional penjualan produk fisik di marketplace kami," demikian pernyataan pihak Bukalapak.



Dengan berfokus pada produk virtual, Bukalapak berharap dapat memperkuat posisinya di pasar digital, yang memiliki potensi pertumbuhan yang lebih besar, sekaligus meningkatkan efisiensi operasional mereka.

2. Pergeseran Pasar ke Produk Digital

Seiring dengan berkembangnya teknologi dan tren konsumsi digital, permintaan akan produk fisik di marketplace Bukalapak mulai menurun. Sebagai respons terhadap perubahan pola konsumsi ini, Bukalapak memutuskan untuk memanfaatkan potensi besar pasar produk digital dan virtual.

Produk-produk seperti pulsa, paket data, token listrik, dan berbagai layanan lainnya yang berhubungan dengan dunia digital dan online semakin diminati oleh konsumen. Oleh karena itu, Bukalapak memilih untuk fokus pada kategori ini untuk mengikuti tren pasar dan menjaga relevansi mereka dalam industri e-commerce.

3. Efisiensi Operasional dan Penyesuaian

Penutupan layanan marketplace fisik juga sejalan dengan kebutuhan Bukalapak untuk lebih efisien dalam menjalankan operasional mereka. Dengan berfokus pada produk virtual, Bukalapak dapat mengurangi kompleksitas dalam mengelola logistik dan rantai pasokan produk fisik, yang seringkali memerlukan biaya operasional yang tinggi. Langkah ini memungkinkan mereka untuk lebih fokus pada pengembangan dan pemasaran produk-produk yang tidak memerlukan pengiriman fisik, seperti layanan pembayaran, e-voucher, dan berbagai layanan digital lainnya.

Transisi Menuju Produk Virtual

Sejumlah kategori produk fisik di Bukalapak masih dapat dipesan hingga 9 Februari 2025, antara lain elektronik, fashion, makanan, games, handphone, kesehatan, dan lainnya. Setelah tanggal tersebut, seluruh transaksi di Bukalapak akan beralih sepenuhnya ke produk virtual, termasuk pulsa prabayar, paket data, token listrik, hingga voucher digital.



Untuk memudahkan transisi, Bukalapak juga akan menonaktifkan fitur pengunggahan produk baru mulai 1 Februari 2025. Selain itu, para pelapak diimbau untuk menyelesaikan semua pesanan yang telah diterima sebelum tanggal penutupan agar tidak ada pembatalan otomatis yang terjadi.

Bukalapak berkomitmen untuk mendukung pengguna selama masa transisi ini, termasuk dengan menyediakan saluran bantuan untuk pencairan dana setelah 14 Maret 2025. Dengan langkah transformasi ini, Bukalapak berharap dapat memberikan dampak positif yang lebih besar dalam pengembangan produk virtual, serta lebih mampu memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin berorientasi pada digital.

(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Raksasa Ritel Asal AS...
Raksasa Ritel Asal AS di Ambang Kebangkrutan, Ratusan Toko Terancam Tutup
Yamaha Music Tutup Pabrik,...
Yamaha Music Tutup Pabrik, 1.100 Pekerja Kena PHK
Belajar Usaha, Jakmall...
Belajar Usaha, Jakmall Tawarkan Mulai Bisnis Online dengan Sistem Otomatis
20 Bank Bangkrut Sepanjang...
20 Bank Bangkrut Sepanjang 2024, Klaim Nasabah Tembus Rp780 Miliar
Produk Impor Menguasai...
Produk Impor Menguasai Marketplace, Wamenperin Desak Beri Ruang Made in Indonesia
Babak Baru Perjalanan...
Babak Baru Perjalanan Bisnis Bukalapak, Akankah Lebih Menjanjikan?
China Mulai Kuasai Aset-aset...
China Mulai Kuasai Aset-aset Pengusaha Rusia yang Bangkrut
Tutup Marketplace Produk...
Tutup Marketplace Produk Fisik! Bukalapak Blak-blakan Soal PHK, Virtual, Gaming dan Investasi
Sejarah Berdirinya Bukalapak,...
Sejarah Berdirinya Bukalapak, Tutup Marketplace Produk Fisik usai 15 Tahun Bertahan
Rekomendasi
AS Kirim Kapal Induk...
AS Kirim Kapal Induk Kedua ke Timur Tengah, Perang Besar Akan Meletus?
Seret Dalang Teror Kepala...
Seret Dalang Teror Kepala Babi dan Bangkai Tikus di Kantor Tempo ke Meja Hijau!
Kapolri Perintahkan...
Kapolri Perintahkan Bareskrim Usut Tuntas Teror Kepala Babi dan Bangkai Tikus di Kantor Tempo
Berita Terkini
Kuasa Hukum Berikan...
Kuasa Hukum Berikan Klarifikasi Laporan J Trust Bank terhadap Crowde
4 jam yang lalu
Potret Pesona Pantura...
Potret Pesona Pantura dan Pansela, Jalur Non Tol yang Ingin Dihidupkan Kembali
5 jam yang lalu
Pertamina Patra Niaga...
Pertamina Patra Niaga Regional JBB Salurkan Bantuan Korban Banjir di Bandung
5 jam yang lalu
Danone dan PBNU Kolaborasi...
Danone dan PBNU Kolaborasi Dorong Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif
5 jam yang lalu
Fundamental Kuat, Pefindo...
Fundamental Kuat, Pefindo Pertahankan Peringkat Obligasi Lautan Luas
5 jam yang lalu
Rem Utang Jerman Blong,...
Rem Utang Jerman Blong, Ekonomi Zona Euro dalam Bahaya
5 jam yang lalu
Infografis
Solidaritas Antar Anggota...
Solidaritas Antar Anggota Retak, Ini 3 Tanda Kehancuran NATO
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved