Dorong Konsumsi, Stimulus Jadi Kunci Gairahkan Ekonomi

Jum'at, 11 September 2020 - 13:56 WIB
loading...
Dorong Konsumsi, Stimulus Jadi Kunci Gairahkan Ekonomi
Stimulus yang ditebar pemerintah untuk berbagai lapisan masyarakat diyakini akan mendongkrak sisi konsumsi dan menggerakkan roda ekonomi. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah menyebabkan banyak perubahan besar di segala aspek kehidupan, terutama dalam hal dampak ekonomi yang ditimbulkannya. Banyak negara roda perekonomiannya terganggu, termasuk Indonesia yang ekonominya di triwulan II/2020 terkontraksi -5,32%.

(Baca Juga: Berubah Lagi, Menkeu Sri Patok Pertumbuhan Ekonomi 5% di 2021) Untuk menggerakkan kembali roda perekonomian, pemerintah telah meluncurkan berbagai stimulus untuk membantu berbagai lapisan masyarakat. Di antaranya adalah gaji ke-13 untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan anggaran Rp28,5 triliun, bantuan untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebesar Rp24 triliun, dan cash-back voucher dengan anggaran sebesar Rp7,6 triliun untuk mendorong masyarakat membeli produk UMKM melalui program Bangga Buatan Indonesia.

Chief Economist & Investment Strategist Manulife Aset Manajemen Indonesia Katarina Setiawan menilai, stimulus-stimulus tersebut akan bisa menggairahkan perekonomian, terutama dari sisi konsumsi di paruh kedua tahun ini.

Adapun konsumsi domestik dan penjualan ritel rumah tangga menurutnya masih menjadi salah satu kunci utama dalam menggerakkan produk domestik bruto (PDB) yang saat ini mendominasi hingga 58% dari ekonomi Indonesia.

"Karena itu pemerintah juga telah menganggarkan dana Rp37 triliun untuk memberi stimulus selama empat bulan bagi masyarakat yang berpenghasilan di bawah Rp5 juta per bulan," ujar dia di Jakarta, Jumat (11/9/2020).

Consumer Banking Director PT Bank DBS Indonesia Rudy Tandjung mengatakan dengan diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sebagian besar wilayah di triwulan II/2020, penurunan kinerja perekonomian dipastikan terjadi. Berbagai sektor menurutnya mengalami penurunan secara keseluruhan.

(Baca Juga: Stimulus Belum Mujarab, Daya Beli Masih Kritis)

Sektor pakaian, alas kaki, dan jasa pemeliharaan mislanya diperkirakan turun sebesar -5,13%, transportasi dan komunikasi turun sebesar -15,3%, serta restoran dan hotel mengalami penurunan sebesar -16,53% yang mana merupakan sektor yang paling parah terdampak.

Senada, Rudy menilai sejumlah stimulus di beberapa sektor yang telah diberikan pemerintah untuk membantu masyarakat kelas bawah, seperti bantuan langsung tunai, paket sembako, program kartu pra kerja, dan lain sebagainya akan membantu menggerakkan roda perekonomian. "Karena itu, ke depan, stimulus juga akan diberikan untuk konsumen kelas menengah," imbuhnya.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5728 seconds (0.1#10.140)