PSBB 'Dadakan' Bikin Pengusaha Jumpalitan, Sampai Kapan Bisa Bertahan?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Bidang Industri Kreatif, Erik Hidayat mengatakan bahwa pelaku usaha butuh kepastian sampai kapan pelaksanaan pembatasan sosial bersekala besar (PSBB) di DKI Jakarta akan berlangsung. Pasalnya, para pelaku usaha juga perlu benar-benar berhitung sampai kapan bisnisnya bisa bertahan dalam kondisi PSBB.
"Pengusaha ini harus bisa memprediksi ke depannya. Saat ini memang kita dalam ketidakpastian. Apakah PSBB ini dua minggu, sebulan atau dua bulan," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Senin (14/9/2020). (Baca juga: PSBB Total Jakarta, Rem Darurat Pahit Anies yang Berujung Manis )
Menurut dia, jika PSBB terus berlangsung hingga bulan Desember, maka diperlukan kebijakan stimulus baru atau penambahan yang sudah ada. Tujuannya agar para pelaku usaha bisa bertahan dalam kondisi ini.
"Pemerintah harus memberikan stimulus lanjut atau relaksasi lanjut terkait hal ini, dan juga kepastian pelaksanaan PSBB," tandasnya.
Erik mengaku sudah memprediksi akan adanya pengetatan kembali PSBB di DKI Jakarta. Namun, dugaannya tidak secepat ini.
"Kami sudah prediksi akan ada PSBB lagi tapi tidak secepat ini. Karena baru diumumkan, empat hari kemudian harus dilaksanakan. Kami para pelaku usaha butuh perencanaan tentunya," katanya. (Baca juga: PSBB Jakarta Dadakan, Pengusaha: Kita Tak Ingin Serahkan Nyawa kepada Keadaan )
Meksi terkesan dadakan, pihaknya menyambut baik adanya PSBB. Sebab, kasus Covid-19 semakin melonjak setiap harinya, maka mau tidak mau dunia usaha menaati kebijakan Pemda DKI Jakarta.
"Dunia usaha mulai tumbuh kembali, Namun pada saat pada yang sama kami pun melihat bahwa Covid-19 ini tidak terkendali terutama pada masa transisi kemarin," terangnya
Dia menambahkan bahwa pihaknya mendukung operasi yustisi atau penegakan disiplin warga di DKI Jakarta untuk menertibkan masyarakat menerapkan protokol kesehatan bersamaan dengan PSBB di DKI Jakarta, resmi diterapkan per hari ini. (Lihat grafis: Kebijakan Operasional MRT Jakarta Pada Saat Jakarta PSBB Total )
"Kita sangat mendukung sekali dengan adanya operasi yustisi ini, karena mungkin akan meningkatkan lebih dari kesadaran masyarakat lagi ke depannya. Dan mungkin selain itu juga masyarakat juga akan lebih takut,” pungkasnya.
"Pengusaha ini harus bisa memprediksi ke depannya. Saat ini memang kita dalam ketidakpastian. Apakah PSBB ini dua minggu, sebulan atau dua bulan," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Senin (14/9/2020). (Baca juga: PSBB Total Jakarta, Rem Darurat Pahit Anies yang Berujung Manis )
Menurut dia, jika PSBB terus berlangsung hingga bulan Desember, maka diperlukan kebijakan stimulus baru atau penambahan yang sudah ada. Tujuannya agar para pelaku usaha bisa bertahan dalam kondisi ini.
"Pemerintah harus memberikan stimulus lanjut atau relaksasi lanjut terkait hal ini, dan juga kepastian pelaksanaan PSBB," tandasnya.
Erik mengaku sudah memprediksi akan adanya pengetatan kembali PSBB di DKI Jakarta. Namun, dugaannya tidak secepat ini.
"Kami sudah prediksi akan ada PSBB lagi tapi tidak secepat ini. Karena baru diumumkan, empat hari kemudian harus dilaksanakan. Kami para pelaku usaha butuh perencanaan tentunya," katanya. (Baca juga: PSBB Jakarta Dadakan, Pengusaha: Kita Tak Ingin Serahkan Nyawa kepada Keadaan )
Meksi terkesan dadakan, pihaknya menyambut baik adanya PSBB. Sebab, kasus Covid-19 semakin melonjak setiap harinya, maka mau tidak mau dunia usaha menaati kebijakan Pemda DKI Jakarta.
"Dunia usaha mulai tumbuh kembali, Namun pada saat pada yang sama kami pun melihat bahwa Covid-19 ini tidak terkendali terutama pada masa transisi kemarin," terangnya
Dia menambahkan bahwa pihaknya mendukung operasi yustisi atau penegakan disiplin warga di DKI Jakarta untuk menertibkan masyarakat menerapkan protokol kesehatan bersamaan dengan PSBB di DKI Jakarta, resmi diterapkan per hari ini. (Lihat grafis: Kebijakan Operasional MRT Jakarta Pada Saat Jakarta PSBB Total )
"Kita sangat mendukung sekali dengan adanya operasi yustisi ini, karena mungkin akan meningkatkan lebih dari kesadaran masyarakat lagi ke depannya. Dan mungkin selain itu juga masyarakat juga akan lebih takut,” pungkasnya.
(ind)