Gaikindo Sebut Belum Ada PHK di industri Automotif

Rabu, 15 April 2020 - 10:31 WIB
loading...
Gaikindo Sebut Belum Ada PHK di industri Automotif
Industri automotif melaporkan sejauh ini belum terjadi PHK terhadap karyawan akibat dampak pandemi COVID-19. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Pandemi corona (Covid-19) berdampak terhadap masa depan para pekerja karena bisnis perusahaan terganggu. Saat ini banyak pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan ada juga pekerja yang dirumahkan tanpa digaji.

Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan, sudah lebih dari 2,8 juta orang yang terkena PHK. Jumlah itu berasal dari perkerja fomal dan nonformal. Kemenaker juga memprediksi bahwa jumlah orang yang akan di PHK akan terus bertambah.

Menanggapi hal itu, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D Sugiarto memastikan bahwa industri automotif masih menjadi salah satu yang tergolong aman bagi pekerja.

"Kami belum dapat laporan dari anggota manapun bahwa ada PHK, meski sudah ada pabrikan yang berhenti produksi " kata Jongkie kepada SINDOnews, Rabu (15/4/2020).

Jongkie menambahkan, PHK merupakan suatu langkah yang patut dihindari. Meski hal itu tergantung pada kebijakan dari masing-masing Agen Pemegang Merek (APM). "Kami berharap agar wabah ini bisa cepat berlalu dan angka penjualan dapat secepatnya kembali normal sehingga produksi bisa jalan lagi. Begitu juga pabrik-pabrik komponen dapat bekerja kembali," tuturnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengungkapkan, untuk produsen mobil yang memiliki kekuatan dana besar, wabah ini tidak akan membuat mereka tumbang. Soal PHK, kata Tauhid, para APM tentunya akan menghindari hal ini, karena para teknisi pabrik automotif itu merupakan aset yang besar.

"Biaya pelatihan untuk para perkerja itu sangat besar angkanya, jadi akan sangat rugi jika mereka di-PHK," kata Tauhid

Tauhid memprediksi bahwa industri automotif akan mengalami recovery menjelang akhir tahun. Hal itu didasari dari berbagai kajian yang mengatakan bahwa puncak pandemi akan terjadi pada bulan Mei sampai September hingga tidak ada kasus lagi.

"Maka recovery-nya mulai Oktober, November, Desember. Jadi punya waktu tiga sampai empat bulan recovery di 2020. Dan setelah itu baru industri automotif mulai leluasa. Kalau puncaknya sampai Juni akan semakin mundur," jelasnya.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1655 seconds (0.1#10.140)