Vaksin Massal Jadi Sentimen Positif Sektor Pariwisata
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 berdampak sangat serius terhadap industri pariwisata , khususnya kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke berbagai negara. Hal ini terkonfirmasi dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS), di mana sektor penunjang pariwisata seperti transportasi pada kuartal II kemarin minus hingga 30% diikuti sektor akomodasi, makanan & minuman yang terkontraksi hingga minus 22%.
Secara year-on-year (yoy), jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada Juli 2020 turun hingga 89,12% dibandingkan Juli 2019. Sementara tingkat okupansi hotel di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan dari 56,73% menjadi 28,07% selama periode Juli 2019-Juli 2020 atau turun sebesar 28,66 poin.
(Baca Juga: Pulihkan Ekonomi, Sektor Pariwisata Jadi Perhatian)
Pengamat pemasaran dari Inventure Yuswohady mengatakan, pemulihan sektor pariwisata akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Setidaknya sampai kabar vaksin diproduksi, dan baru akan pulih total saat vaksin sudah terdistribusi massal baik di skala nasional maupun global.
"Dengan adanya vaksin nanti sentimen konsumen akan mulai bangkit dan confident untuk liburan," ujarnya pada webinar Tourism Industry Outlook 2021, Jumat (25/9/2020).
Yuswohady melanjutkan, sinyal kabar baik vaksin Covid-19 telah disampaikan Presiden Joko Widodo yang menyatakan bahwa mulai Januari tahun depan vaksin segera diproduksi. Diperkirakan produksi massal vaksin pada bulan Maret 2021.
"Dengan sinyal ini ada optimisme di tahun 2021. Kita harapkan tahun depan sektor pariwisata bisa win back. Makanya harus kita siapkan agar terbiasa dalam era next normal," ungkapnya.
(Baca Juga: Jelang Hari Pariwisata Dunia, Pelaku Parekraf Diajak Perkuat Protokol CHSE)
Menurut dia, kabar baik ini secara bertahap akan berdampak pada pemulihan industri pariwisata terutama untuk destinasi lokal. Meski begitu, peran pemerintah dalam menekan jumlah kasus positif pasien Covid-19 juga sangat diperlukan. Sebab, jika pasien positif terus bertambah masyarakat juga tidak akan mau untuk berlibur.
"Kalau kita tidak serius menangani pandemi ini maka turis pun tidak akan berani datang ke Indonesia. Untuk itu perlu keseriusan dari pemerintah juga," tandasnya.
Secara year-on-year (yoy), jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada Juli 2020 turun hingga 89,12% dibandingkan Juli 2019. Sementara tingkat okupansi hotel di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan dari 56,73% menjadi 28,07% selama periode Juli 2019-Juli 2020 atau turun sebesar 28,66 poin.
(Baca Juga: Pulihkan Ekonomi, Sektor Pariwisata Jadi Perhatian)
Pengamat pemasaran dari Inventure Yuswohady mengatakan, pemulihan sektor pariwisata akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Setidaknya sampai kabar vaksin diproduksi, dan baru akan pulih total saat vaksin sudah terdistribusi massal baik di skala nasional maupun global.
"Dengan adanya vaksin nanti sentimen konsumen akan mulai bangkit dan confident untuk liburan," ujarnya pada webinar Tourism Industry Outlook 2021, Jumat (25/9/2020).
Yuswohady melanjutkan, sinyal kabar baik vaksin Covid-19 telah disampaikan Presiden Joko Widodo yang menyatakan bahwa mulai Januari tahun depan vaksin segera diproduksi. Diperkirakan produksi massal vaksin pada bulan Maret 2021.
"Dengan sinyal ini ada optimisme di tahun 2021. Kita harapkan tahun depan sektor pariwisata bisa win back. Makanya harus kita siapkan agar terbiasa dalam era next normal," ungkapnya.
(Baca Juga: Jelang Hari Pariwisata Dunia, Pelaku Parekraf Diajak Perkuat Protokol CHSE)
Menurut dia, kabar baik ini secara bertahap akan berdampak pada pemulihan industri pariwisata terutama untuk destinasi lokal. Meski begitu, peran pemerintah dalam menekan jumlah kasus positif pasien Covid-19 juga sangat diperlukan. Sebab, jika pasien positif terus bertambah masyarakat juga tidak akan mau untuk berlibur.
"Kalau kita tidak serius menangani pandemi ini maka turis pun tidak akan berani datang ke Indonesia. Untuk itu perlu keseriusan dari pemerintah juga," tandasnya.
(fai)