Konsumsi Jadi Andalan Pertumbuhan

Rabu, 06 Mei 2020 - 06:30 WIB
loading...
Konsumsi Jadi Andalan...
Foto/Koran SINDO
A A A
JAKARTA - Di tengah pandemi virus corona (Covid-19), Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I/2020 sebesar 2,97% secara year on year (yoy). Angka tersebut di bawah perkiraan sebelumnya di kisaran 4,5%.

Dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, perekonomian nasional mengalami kontraksi sebesar -2,41% di mana pertumbuhan ekonominya mencapai 4,97%. Adapun angka pertumbuhan kuartal I/2020 jauh di bawah pertumbuhan pada periode yang sama pada tahun lalu yang mencapai 5,07%.

Kendati kondisi perekonomian masih tertekan akibat corona, namun sejumlah sektor masih mengalami pertumbuhan. Data BPS yang dirilis kemarin menyebutkan, berdasarkan lapangan usahanya, pertumbuhan ekonomi kuartal I/2020 ditopang sektor konstruksi 2,9%, industri pengolahan 2,06%, pertambangan 0,43%, pertanian sebesar 0,02%, dan sektor lainnya 5,62%.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi yang melambat sudah diperkirakan sebelumnya. Hal ini disebabkan semua faktor pembentuk pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi yang sangat besar.

"Konsumsi turun sebagaimana ditunjukkan oleh indeks penjualan riil yang pada bulan Januari, Februari, dan Maret turun berturut-turut. Bahkan pada bulan Maret diprediksikan turun hingga 5% sehingga konsumsi turun menjadi sekitar 2,6% dari biasanya sekitar 5%,” kata Piter kemarin.

Piter melanjutkan, konsumsi menyumbang sekitar 56% dari pertumbuhan ekonomi sehingga wajar jika pertumbuhan ekonomi terkoreksi begitu dalam karena konsumsi juga turun sangat dalam. “Apalagi ekspor juga turun, belanja pemerintah turun,” ucapnya.

Menurut dia, untuk mempertahankan ekonomi agar tidak semakin jatuh di kuartal berikutnya adalah mempercepat penyaluran bantuan stimulus fiskal. “Perlambatan itu sudah pasti. Yang bisa dilakukan adalah penurunannya tidak terlalu dalam,” tandasnya.

CORE memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2020 di kisaran minus 1,9% sampai minus 7,5%. “Dengan melihat pertumbuhan ekonomi kuartal I/2020 yang hanya 2,97%, saya kira pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020 most likely di kisaran minus 5% sampai dengan minus 6%,” jelas Piter.

Kendati pertumbuhan ekonomi melambat, namun Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui realisasi pertumbuhan kuartal I cukup baik. Pasalnya, kondisi itu dicapai di tengah pandemi, di mana sejumlah negara lain pertumbuhan ekonominya minus.

“Prediksi-prediksi yang disampaikan oleh IMF (Dana Moneter Internasional) misalnya itu prediksi tiga negara dengan pertumbuhan masih positif, yaitu Indonesia, China, dan India,” ucap Airlangga di Jakarta kemarin.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1706 seconds (0.1#10.140)