Gaji Tergerus, Masyarakat Susah Bayar Cicilan Kredit Rumah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia telah merilis hasil survei nasional bertajuk Mitigasi Dampak Covid-19 : Tarik Menarik antara Kepentingan Ekonomi dan Kesehatan. Dalam catatannya ada 2,9 responden kesulitan membayar cicilan rumahnya akibat pendapatan menurun selama pandemi Covid-19. Ada pula 10,5% responden yang kehilangan pekerjaan akibat wabah corona.
"Lebih dari separuh warga yang mengatakan kondisi ekonominya turun, jangankan soal internet untuk anak mereka sekolah online. Buat cicilan rumah, (buat) makan aja susah," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam siaran pers yang diterima, Senin (19/10/2020).
(Baca Juga: Beli Rumah Baru Bakal Bebas Biaya KPR Jadi Angin Segar Sektor Properti )
Dia juga melanjutkan dalam survei ini menunjukkan persepsi publik terhadap penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) agar diberhentikan. Pada September 2020, sebanyak 55% masyarakat ingin PSBB dihentikan agar perekonomian dapat berjalan kembali.
"Mayoritas publik tetap menghendaki PSBB dihentikan meski mengalami pelemahan, menjadi 55% dari sebelumnya 60,6% pada temuan sebelumnya," katanya.
(Baca Juga: Ingin Punya Rumah Idaman? Berikut Sederet Keuntungan Ngutang Lewat KPR )
Sebagai informasi, survei dilakukan pada 24-30 September 2020. Menggunakan sistem wawancara telepon. Alasannya karena situasi pandemi corona. Survei menggunakan metode simple random sampling, dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
Jumlah sampel sebanyak 1,200 responden dipilih secara acak, dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada rentang Maret 2018 hingga Maret 2020.
(Baca Juga: Terenyuh, Data Ini Ungkap Banyak Masyarakat Kesulitan Penuhi Makan Sehari-hari )
Sampel yang dipilih secara acak melalui telepon sebanyak 5.614 data. Sedangkan yang berhasil diwawancarai dalam durasi survei yaitu sebanyak 1200 responden. Margin of Error pada survei ini +2,9% dengan tingkat kepercayaan 95%.
"Lebih dari separuh warga yang mengatakan kondisi ekonominya turun, jangankan soal internet untuk anak mereka sekolah online. Buat cicilan rumah, (buat) makan aja susah," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam siaran pers yang diterima, Senin (19/10/2020).
(Baca Juga: Beli Rumah Baru Bakal Bebas Biaya KPR Jadi Angin Segar Sektor Properti )
Dia juga melanjutkan dalam survei ini menunjukkan persepsi publik terhadap penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) agar diberhentikan. Pada September 2020, sebanyak 55% masyarakat ingin PSBB dihentikan agar perekonomian dapat berjalan kembali.
"Mayoritas publik tetap menghendaki PSBB dihentikan meski mengalami pelemahan, menjadi 55% dari sebelumnya 60,6% pada temuan sebelumnya," katanya.
(Baca Juga: Ingin Punya Rumah Idaman? Berikut Sederet Keuntungan Ngutang Lewat KPR )
Sebagai informasi, survei dilakukan pada 24-30 September 2020. Menggunakan sistem wawancara telepon. Alasannya karena situasi pandemi corona. Survei menggunakan metode simple random sampling, dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
Jumlah sampel sebanyak 1,200 responden dipilih secara acak, dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada rentang Maret 2018 hingga Maret 2020.
(Baca Juga: Terenyuh, Data Ini Ungkap Banyak Masyarakat Kesulitan Penuhi Makan Sehari-hari )
Sampel yang dipilih secara acak melalui telepon sebanyak 5.614 data. Sedangkan yang berhasil diwawancarai dalam durasi survei yaitu sebanyak 1200 responden. Margin of Error pada survei ini +2,9% dengan tingkat kepercayaan 95%.
(akr)