Kian digemarinya sepeda di masyarakat, memunculkan harapan bangkitnya industri manufaktur sepeda beserta turunannya. Ini bukan mustahil terjadi mengingat kegemaran bersepeda kini sudah menyebar di hampir seluruh daerah.
Jika lima atau sepuluh tahun lalu yang bermain sepeda boleh dibilang hanya terbatas pada komunitas-komunitas tertentu atas dasar hobi, kini penggunanya kian beragam. Tak hanya di akhir pekan, sekarang hampir setiap hari ditemukan orang-orang bersepeda. Pagi, siang, sore, bahkan malam sekalipun, kita kerap berpapasan dengan pesepeda yang mengowes sendiri maupun berkelompok.
(Baca juga: Orang RI Sedang Gila Gowes, Tapi Sayang Disayang Sepeda Masih Impor)
Baca Juga:
Maraknya penggunaan sepeda oleh masyarakat berimbas pada tingginya permintaan produk sepeda. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pernah menyebutkan, kebutuhan sepeda dalam negeri kini mencapai 8-9 juta unit. Jumlah tersebut tentu saja menjadi peluang besar bagi industri nasional untuk lebih memacu kapasitas produksinya. Kemenperin juga bahkan mengakui, penjualan sepeda domestik tumbuh 3-4 kali lipat dibanding tahun lalu.
Saat ini ada sejumlah pemain lokal yang merek sepedanya banyak dikenal di dalam maupun luar negeri. Sebut saja seperti Polygon, Element, Pacific, United, dan Wimcycle. Bahkan, ada brand baru yani Kreuz, asal bandung yang menghebohkan karena produknya mirip model sepeda lipat terkenal Brompton .
Dari merek-merek tersebut muncul sejumlah varian yang banyak digemari masyarakat. Mulai dari untuk tipe sepeda gunung, road bike, hingga untuk anak-anak.
Produksi sepeda dari pabrikan-pabrikan lokal ini diharapkan bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Jangan sampai, animo yang besar dari masyarakat terhadap sepeda justru dimanfaatkan oleh produk lain dari luar negeri.