Terungkap! Asosiasi Benih Lobster Bongkar Penyelundupan Benur ke Vietnam
loading...
A
A
A
JAKARTA - Salah satu asosiasi ekportir benih lobster Indonesia, Persatuan Dunia Lobster Indonesia (Perduli) , mencatat sejumlah praktik penyeludupan benih lobster. Penyeludupan platsma nutfa tersebut dibawa ke Vietnam. Direktur PT Grahafoods Indo Pasifik sekaligus Ketua Persatuan Dunia Lobster Indonesia (Perduli) Chandra Astan mengatakan, praktik penyeludupan benih lobster merupakan bisnis lama yang sudah terjadi di sektor perikanan dan kelautan.
"Di saat kami mulai melakukan kegiatan ini, kami menyadari, ternyata ada sesuatu yang ada di dalam program ini, yang kita sadari adalah ini bisnis peninggalan. Dari para penuyeludup dan penadah, itu yang kami sadari," kata Chandra, dalam Webinar, Jakarta, Senin (30/11/2020).
Dalam proses ekspor benih lobster, carut marut atau konfilk antara eksportir pun tak bisa dihindari. Hal itu terjadi karena ada oknum atau segelintir orang yang memiliki kepentingan dibalik ekspor BBL.
"Di sini memang ada carut marut luar biasa, terlepas dari itu, saya akui bahwa ada segelintir orang, ini sebenarnya maslah lama yang perlu diketahui bahwa kenapa terjadi hal seperti ini," kata dia.
Meski demikian, dia menyebut Bea Cukai telah mengambil sejumlah langkah sterilisasi dengan memproses ekspor komoditas laut tersebut. Namun, hasil dari pengamanan itu belum diketahui hingga saat ini. "Kami tunggu juga hari ini belum ada kabar terkait hal tersebut, itulah yang kita monitor sama-sama," ujar Chandra.
Bahkan, dia mengakui, akibat polemik yang terjadi, benih lobster yang diekspor oleh Persatuan Dunia Lobster Indonesia (Perduli) sempat ditahan oleh pihak keamanan Vietnam. "Kami berhasil mengirimkan benih lobster untuk pertama kali, tapi esoknya, di Vietnam di blok lagi, jadi ada beberapa oknom yang bekerja sama dengan Bea Cukai di Vietnam untuk nge-block prodak kami, jadi customer kami gak bisa ambil," lanjut dia.
Saat ini, terjadi perubahaan besar dalam aturan tataniaga. Perubahan itu terjadi usai, pihaknya keluar dari barisan ekspor benih bening lobster dan adanya pembentukan asosiasi eksportir baru. Keluarnya Perduli dan pembentukan asosiasi baru dari sejumlah perusahaan eksportir dan menamai diri sebagai Perkumpulan Pengusaha Lobster Indonesia (Pelobi) berdasarkan permintaan Edhy Prabowo.
"Asosiasi kami yaitu Perduli, diminta untuk tidak lagi aktif, di sini saya tidak perlu menjawab atau mengungkapkan kenapa itu terjadi, jadi muncul satu asosiaai baru yaitu Pelobi, perkumpulan lobster Indonesia, yang membuat aturan tataniaga, yang menurut saya, berpihak pada pihak tertentu," kata dia.
Dari keterangan Chandra, dia bersama delapan pengusaha mendirikan Perduli setelah KKP melegalkan ekspor benur melalui Peraturan Menteri (Permen) Nomor 12 Tahun 2020. Di sini, Chandra ditunjuk sebagai ketua asosiasi. Perduli sendiri berisi sembilan perusahaan. Dua di antaranya adalah PT Tania Asia Marina dan PT Aquatic SS Lautan Rezeki Sembilan eksportir anggota Perduli merupakan pemain lama dan pemain baru di dunia lobster.
"Di saat kami mulai melakukan kegiatan ini, kami menyadari, ternyata ada sesuatu yang ada di dalam program ini, yang kita sadari adalah ini bisnis peninggalan. Dari para penuyeludup dan penadah, itu yang kami sadari," kata Chandra, dalam Webinar, Jakarta, Senin (30/11/2020).
Dalam proses ekspor benih lobster, carut marut atau konfilk antara eksportir pun tak bisa dihindari. Hal itu terjadi karena ada oknum atau segelintir orang yang memiliki kepentingan dibalik ekspor BBL.
"Di sini memang ada carut marut luar biasa, terlepas dari itu, saya akui bahwa ada segelintir orang, ini sebenarnya maslah lama yang perlu diketahui bahwa kenapa terjadi hal seperti ini," kata dia.
Meski demikian, dia menyebut Bea Cukai telah mengambil sejumlah langkah sterilisasi dengan memproses ekspor komoditas laut tersebut. Namun, hasil dari pengamanan itu belum diketahui hingga saat ini. "Kami tunggu juga hari ini belum ada kabar terkait hal tersebut, itulah yang kita monitor sama-sama," ujar Chandra.
Bahkan, dia mengakui, akibat polemik yang terjadi, benih lobster yang diekspor oleh Persatuan Dunia Lobster Indonesia (Perduli) sempat ditahan oleh pihak keamanan Vietnam. "Kami berhasil mengirimkan benih lobster untuk pertama kali, tapi esoknya, di Vietnam di blok lagi, jadi ada beberapa oknom yang bekerja sama dengan Bea Cukai di Vietnam untuk nge-block prodak kami, jadi customer kami gak bisa ambil," lanjut dia.
Saat ini, terjadi perubahaan besar dalam aturan tataniaga. Perubahan itu terjadi usai, pihaknya keluar dari barisan ekspor benih bening lobster dan adanya pembentukan asosiasi eksportir baru. Keluarnya Perduli dan pembentukan asosiasi baru dari sejumlah perusahaan eksportir dan menamai diri sebagai Perkumpulan Pengusaha Lobster Indonesia (Pelobi) berdasarkan permintaan Edhy Prabowo.
"Asosiasi kami yaitu Perduli, diminta untuk tidak lagi aktif, di sini saya tidak perlu menjawab atau mengungkapkan kenapa itu terjadi, jadi muncul satu asosiaai baru yaitu Pelobi, perkumpulan lobster Indonesia, yang membuat aturan tataniaga, yang menurut saya, berpihak pada pihak tertentu," kata dia.
Dari keterangan Chandra, dia bersama delapan pengusaha mendirikan Perduli setelah KKP melegalkan ekspor benur melalui Peraturan Menteri (Permen) Nomor 12 Tahun 2020. Di sini, Chandra ditunjuk sebagai ketua asosiasi. Perduli sendiri berisi sembilan perusahaan. Dua di antaranya adalah PT Tania Asia Marina dan PT Aquatic SS Lautan Rezeki Sembilan eksportir anggota Perduli merupakan pemain lama dan pemain baru di dunia lobster.
(nng)