Gile... Harga CPO Cetak Rekor Tertinggi dalam Enam Tahun Terakhir
loading...
A
A
A
JAKARTA - Di bulan-bulan terakhir 2020, harga minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO ) meroket hingga USD880 per ton pada cif Rotterdam. Harga ini merupakan yang tertinggi sejak 6 tahun terakhir. Bahkan, menurut analis komoditas dari LMC International Ltd Inggris, James Fry, harga CPO terhadap Brent akan tetap tinggi hingga kuartal II/2021 yang disebabkan masih rendahnya stok minyak sawit dunia.
(Baca juga:Kabar Gembira bagi Pemilik Kebun Sawit, Harga CPO Tinggi hingga Pertengahan Tahun Depan)
Jika dibandingkan dengan minyak nabati lain, menurut James Fry, industri minyak sawit akan bersaing dengan minyak kedelai terutama untuk pasar India. Ia mengingatkan bahwa di awal 2020, salah satu hambatan pada peningkatan permintaan minyak sawit ialah harga minyak bunga matahari yang sama dengan minyak sawit.
“Sehingga persaingan harga ini patut untuk diwaspadai,” kata James Fry saat menjadi pembicara dalam IPOC (Indonesian Palm Oil Conference) 2020 New Normal, Kamis (3/12/2020) malam.
(Baca juga:Ada Aturan Baru Soal Ekspor Sawit, Cek Ya!)
Presiden Direktur ISTA Mielke GmbH Thomas Mielke memproyeksikan perbedaan harga minyak sawit terhadap minyak kedelai akan sangat tipis hingga Maret 2021. Faktor lainnya pada kinerja sawit 2021 ialah kebijakan reverse di China yang diprediksi akan beralih pada konsumsi minyak kedelai domestik jika harga minyak sawit sedang bullish.
Lebih lanjut, Mielke menyatakan kebijakan levy pemerintah Indonesia, menjadi salah satu faktor penentu harga di pasar global. Melalui levy, strategi self financing program mandatori biodiesel sangat berpengaruh terhadap keuntungan produsen di Indonesia.
(Baca juga:UU Ciptaker Beri Kepastian Usaha Industri Sawit)
“Dengan harga yang baru saja meningkat hingga 880 USD/mt pada cif Rotterdam, bukan tidak mungkin harga sawit bisa mencapai 1.000 USD/mt di 2021 yang mendorong program biodiesel akan tetap bertahan di 2021,” ujar Thomas Mielke.
Senada dengan Mielke, analis komoditas dari Godrej International Dorab Mistry mengatakan, program biodiesel akan berjalan di 2021 jika kenaikan levy senantiasa disesuaikan dengan harga pasar. Dorab juga mengamini peran kritikal levy terhadap penentuan harga pasar serta permintaan global.
Dorab Mistry memperkirakan harga minyak Brent di 2021 akan meningkat dari 35 USD/barel menjadi 50 USD/barel. Namun lebih, lanjut ia menyampaikan, bahwa terlalu tingginya harga hanya akan berdampak buruk terhadap permintaan pasar.
(Baca juga:Kabar Gembira bagi Pemilik Kebun Sawit, Harga CPO Tinggi hingga Pertengahan Tahun Depan)
Jika dibandingkan dengan minyak nabati lain, menurut James Fry, industri minyak sawit akan bersaing dengan minyak kedelai terutama untuk pasar India. Ia mengingatkan bahwa di awal 2020, salah satu hambatan pada peningkatan permintaan minyak sawit ialah harga minyak bunga matahari yang sama dengan minyak sawit.
“Sehingga persaingan harga ini patut untuk diwaspadai,” kata James Fry saat menjadi pembicara dalam IPOC (Indonesian Palm Oil Conference) 2020 New Normal, Kamis (3/12/2020) malam.
(Baca juga:Ada Aturan Baru Soal Ekspor Sawit, Cek Ya!)
Presiden Direktur ISTA Mielke GmbH Thomas Mielke memproyeksikan perbedaan harga minyak sawit terhadap minyak kedelai akan sangat tipis hingga Maret 2021. Faktor lainnya pada kinerja sawit 2021 ialah kebijakan reverse di China yang diprediksi akan beralih pada konsumsi minyak kedelai domestik jika harga minyak sawit sedang bullish.
Lebih lanjut, Mielke menyatakan kebijakan levy pemerintah Indonesia, menjadi salah satu faktor penentu harga di pasar global. Melalui levy, strategi self financing program mandatori biodiesel sangat berpengaruh terhadap keuntungan produsen di Indonesia.
(Baca juga:UU Ciptaker Beri Kepastian Usaha Industri Sawit)
“Dengan harga yang baru saja meningkat hingga 880 USD/mt pada cif Rotterdam, bukan tidak mungkin harga sawit bisa mencapai 1.000 USD/mt di 2021 yang mendorong program biodiesel akan tetap bertahan di 2021,” ujar Thomas Mielke.
Senada dengan Mielke, analis komoditas dari Godrej International Dorab Mistry mengatakan, program biodiesel akan berjalan di 2021 jika kenaikan levy senantiasa disesuaikan dengan harga pasar. Dorab juga mengamini peran kritikal levy terhadap penentuan harga pasar serta permintaan global.
Dorab Mistry memperkirakan harga minyak Brent di 2021 akan meningkat dari 35 USD/barel menjadi 50 USD/barel. Namun lebih, lanjut ia menyampaikan, bahwa terlalu tingginya harga hanya akan berdampak buruk terhadap permintaan pasar.
(dar)