Dua sektor itu diyakini penting bagi pertumbuhan, lapangan kerja, daya saing internasional, dan 4IR. ADB menyarankan Indonesia perlu mempertimbangkan untuk membuat peta transformasi industri di sektor-sektor penting.
Baca Juga: Hadapi Revolusi Industri 4.0, Pendidikan Profesi Peksos Akan Disiapkan
Hal itu guna memungkinkan transisi ke revolusi industri 4.0 melalui investasi yang memadai dalam pengembangan keterampilan, agar dapat mengakomodasi kebutuhan pekerjaan baru dan pekerjaan yang akan berubah.
Temuan ini adalah salah satu dari tujuh rekomendasi utama dari kajian berjudul, Reaping the Benefits of Industry 4.0 Through Skills Development in Indonesia. Kajian ini merupakan bagian dari riset di empat negara yaitu Filipina, Indonesia, Kamboja dan Vietnam.
Baca Juga:
"Kajian tersebut mendapati bahwa teknologi 4IR akan menyebabkan hilangnya beberapa jenis pekerjaan dalam industri F&B dan otomotif, tetapi kehilangan ini akan diimbangi oleh permintaan tenaga kerja dengan keterampilan baru yang lebih besar. Sehingga menghasilkan peningkatan lapangan kerja bersih, masing-masing sebesar 41% dan 30%," kata Spesialis Sektor Sosial ADB, Sameer Khatiwada di Jakarta, Rabu (20/1/2021).
Namun agar dapat mengakses pekerjaan baru tersebut, investasi dalam pengembangan keterampilan akan menjadi sangat penting. Pada kedua industri tersebut, akan terjadi penurunan jumlah pekerjaan yang bersifat rutin dan memanfaatkan tenaga fisik, sebagai akibat dari penggunaan teknologi robotik dalam lini perakitan otomotif dan teknologi otomasi dalam produksi makanan dan minuman.
"Sebaliknya, akan terjadi peningkatan jumlah kebutuhan tenaga dengan keterampilan yang lebih tinggi terutama dalam melakukan evaluasi, penilaian, dan pengambilan keputusan," bebernya.
Studi ini juga mendapati bahwa perusahaan yang menggunakan teknologi 4IR lebih berpeluang untuk pulih lebih cepat pasca Covid-19 dan lebih mampu bertahan di masa mendatang.