Telkom Diminta Berpihak Pada Konten dan Game Lokal, Erick Thohir: Ini Menarik

Selasa, 09 Februari 2021 - 18:51 WIB
loading...
Telkom Diminta Berpihak...
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menginginkan, agar PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. menjadi agregator bagi konten dan game lokal. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menginginkan, agar PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. menjadi agregator bagi konten dan game lokal . Langkah itu untuk mewujudkan sinergitas antara perseroan pelat merah dan swasta.

"Juga Telkom , bagaimana Telkom ini bisa menjadi agregator atau infrastruktur konten dan game lokal. Dan tentu menganalisis data atau big data yang apakah advertising, apakah yang lain, tetapi ini menjadi sebuah akses yang menarik," ujarnya dalam diskusi virtual, Selasa (9/2/2021).

Telkom sebagai emiten pelat merah dengan jumlah aset sebesar Rp221,20 triliun per 30 September 2020, cukup menjanjikan untuk menggandeng sejumlah platform atau media lokal Indonesia. Mantan Bos Inter Milan menilai langkah itu penting dilakukan.

Melalui anak usahanya seperti Indihome atau Telkomsel, emiten bisa menunjukan sikap keberpihakan pada konten dan game karya anak bangsa. Meski begitu, BUMN Telekomunikasi itu tidak bisa menutup diri dengan konten asing.

"Kalau kita lihat Telkom menjadi sangat penting. Telkom punya perusahaan yang invest kepada startup-startup dan juga yang sudah didiskusikan cukup lebar bersama Tim Telkom, Indihome ataupun Telkomsel bisa ada keberpihakan dengan konten lokal ataupun game lokal. Walaupun kita tidak bisa juga anti daripada konten-konten lainnya, tapi keberpihakan itu harus ada," tuturnya.

Merespon permintaan Erick, Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah menjelaskan, pihaknya tengah menggandeng sejumlah swasta untuk menggarap platform digital. Karena itu, manajemen berharap ada regulasi baru yang menjadi landasan hukum untuk dijalankan bersama.

"Kita kembangkan suatu, katakanlah platform lokal begitu, yang melibatkan dari para platform iklan, publisher, media, para agensi, dan tentunya kita membutuhkan support dari pemerintah untuk mengatur regulasi yang memang memungkinkan ini untuk dijalankan," ujar Ririek.

Platform itu disusun tidak hanya membantu media, namun juga sebagai upaya membendung penyebaran berita palsu atau hoaks. "Kalau kita bisa pasang rating di berita-berita itu tidak hanya judulnya yang bombastis, tapi kita juga rating, itu juga membantu masyarakat untuk hanya membaca media atau berita yang memang dianggap kredibel atau rating-nya bagus," katanya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1816 seconds (0.1#10.140)