Berkembang Pesat di 2020, Vision + Optimis Makin Solid Tahun Ini

Selasa, 23 Februari 2021 - 15:24 WIB
loading...
Berkembang Pesat di...
Vision + mencatatkan pertumbuhan tercepat dan terbesar dan berkembang pesat menjadi platform streaming video online langganan terbesar di Indonesia selama setahun terakhir. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Vision + , anak perusahaan PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV) , mencatatkan pertumbuhan tercepat dan terbesar dan berkembang pesat selama satu tahun terakhir menjadi platform streaming video online langganan terbesar di Indonesia.

"Kami sangat senang dengan perkembangan dan kinerja IPTV dan unit bisnisnya. Memasuki tahun 2021, kami berharap IPTV memiliki pertumbuhan yang lebih solid mengingat kinerjanya saat ini. Melalui berbagai inisiatifnya, Vision + akan terus menjadi layanan streaming video online terkuat di pasar. IPTV telah mengubah model bisnisnya di seluruh anak perusahaannya agar lebih efektif dan efisien," ungkap Presiden Direktur IPTV Ade Tjendra, melalui siaran pers yang diterima SINDOnews, Selasa (23/2/2021).



Vision + baru-baru ini menduduki peringkat keenam situs hiburan yang paling banyak dikunjungi di Indonesia berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Comscore. Berikut situs hiburan teratas di Indonesia per Desember 2020 berdasarkan peringkat:

1 Youtube
2 Mi Music - Lagu & Daftar Putar
3 Grid.id
4 Google Play Musik
5 Brilio.net
6 Visionplus.id
7 Jaringan Viva
8 Kapanlagi.com
9 Channelthree.tv
10 Vidio.com

Saat ini, Vision + memiliki lebih dari 1,6 juta pelanggan berbayar dengan 33 juta Pengguna Aktif Bulanan (monthly active users/MAU) dan menempatkan Vision + di depan sebagian besar pesaing lokal dan internasionalnya di pasar. Baru-baru ini, Media Partners Asia (MPA) merilis laporan yang menunjukkan bahwa terdapat sekitar 5,1 juta pelanggan SVOD langsung (2020) di Indonesia. Ini mewakili pangsa pasar penetrasi pelanggan 31% untuk Vision + di tahun 2020.

Vision + terus mendominasi pasar melalui konten eksklusifnya yang komprehensif, dalam bentuk saluran berbayar yang sesuai dan VOD asli yang diproduksi oleh Vision Pictures. Selain itu, platform online juga memiliki saluran free to air (FTA) lokal terlengkap dan terlengkap, pilihan saluran premium internasional dengan fitur catch-up.

Selain itu, 4 saluran FTA yaitu RCTI, MNCTV, GTV, dan iNews (MNCN) yang rata-rata meraih pangsa pemirsa lebih dari 50% pada primetime dan TV One & ANTV (VIVA) yang sama-sama eksklusif untuk Grup IPTV. Hal ini menjadikan Vision + sebagai satu-satunya platform OTT yang secara eksklusif menyalurkan semua saluran FTA di Indonesia. Secara historis, kinerja saluran FTA pada platform berbasis pelanggan di Indonesia selalu kuat, yang menyumbang lebih dari 70% penonton TV-berbayar dan OTT pada periode tertentu.

Mulai tahun 2020, Vision + telah memasuki ruang produksi asli dan berkomitmen untuk menghasilkan hingga 20 episode baru setiap bulan yang eksklusif untuk platform tersebut. Vision + telah menghasilkan beberapa episode dalam 3 judul hingga saat ini, seperti "Disconnected", "Skripsick", dan "Twisted".

K-Vision juga terus membuat kemajuan dalam mendominasi pasar TV berbayar DTH prabayar, mencapai rekor tingkat akuisisi bulanan sebesar 514.000 pada Januari 2021 dengan total agregat pelanggan 5,74 juta pengguna pada 21 Februari 2021. Selanjutnya, K-Vision telah memulai inisiatif baru yang melibatkan kode QR di TV untuk memudahkan proses bagi pelanggan untuk membeli voucher penjualan top up menggunakan berbagai platform e-money.



Pada 2021, K-Vision menargetkan penjualan voucher bulanan bisa mencapai Rp40 miliar secara bulanan dari level Rp13 miliar di semester II/2020.

Seperti yang telah diumumkan sebelumnya, MNC Play juga terus memperluas jaringan/homepass-nya melalui berbagai kemitraan dengan penyedia jaringan netral. Terlebih, MNC Play telah mencapai kesepakatan dengan ICON +, Fiberstar dan saat ini sedang melakukan negosiasi dengan Moratelindo untuk melakukan pengaturan yang sama. Diharapkan adanya tambahan homepass pasca kemitraan untuk mencapai 1 juta.

Perluasan melalui penyewaan kelebihan kapasitas dari penyedia jaringan netral juga sejalan dengan keinginan perusahaan untuk mengurangi alokasi capex (belanja modal) dan opex (biaya operasionbal) secara signifikan di masa mendatang.
(fai)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3320 seconds (0.1#10.140)