Sawit Kaya Gizi dan Bebas Trans Fat, Dukungan Pemerintah Sangat Dibutuhkan

Rabu, 24 Februari 2021 - 13:47 WIB
loading...
Sawit Kaya Gizi dan Bebas Trans Fat, Dukungan Pemerintah Sangat Dibutuhkan
Kelapa sawit memiliki potensi besar untuk dimaksimalkan mengisi kebutuhan gizi di Indonesia dan dunia. (Foto: Dok. Sindonews)
A A A
JAKARTA - Kelapa sawit memiliki potensi besar untuk dimaksimalkan mengisi kebutuhan gizi di Indonesia dan dunia. Ada tiga keunggulan sawit yaitu komoditas sawit bersifat versatile (produk serba guna), bebas trans fat, dan kaya fitonutrien (vitamin A dan E). Dukungan pemerintah sangat dibutuhkan untuk memaksimalkan potensi gizi minyak sawit.

Prof Purwiyatno Hariyadi, Guru Besar IPB University mengungkapkan kelapa sawit telah memberikan kontribusi tinggi bagi pemenuhan gizi di Indonesia dan dunia. Sampai sekarang, sekitar 75%-85% penggunaan minyak sawit ditujukan kepada sektor pangan. Disinilah peranan sawit untuk menjadi sumber makanan supaya mencegah kelaparan sebagaimana tertuang dalam prinsip Sustainable Development Goals (SDG’s).

(Baca juga:Buruh Serabutan Sawit di Pesisir Barat Keluhkan Bansos Pemerintah)

“Keunggulan minyak sawit punya keseimbangan saturated fats dan unsaturated fats. Tapi, keunggulan ini belum dikomunikasikan secara baik kepada masyarakat. Akibatnya, bermunculan isu negatif sawit dari aspek kesehatan. Oleh karena itu, dibutuhkan riset kuat untuk meng-counter isu tadi,” ujar Purwiyatno dalam Dialog Webinar “Kontribusi Sawit Bagi Pemenuhan Gizi Indonesia dan Dunia”, Selasa (23/2/2021).

Purwiyatno menjelaskan bahwa minyak sawit mempunyai peluang untuk menjawab kebutuhan bebas trans fat (asam lemak). WHO menetapkan larangan trans fat pada 2023 mendatang. Ini merupakan peluang bagi minyak sawit untuk mengisi kebutuhan tersebut.

(Baca juga:Pengusaha : Komoditas Ekspor RI Cuma Itu-Itu Saja di 2021, Kelapa Sawit Jadi Andalan)

“Karena secara natural, minyak sawit itu trans fat free. Untuk mencapai ini, WHO melakukan berbagai upaya lewat promosi dan menciptakan legislasi untuk menghindari lagi konsumsi trans fat,” ujar Purwayitno.

Menurut Purwiyatno, kemampuan minyak sawit untuk dijadikan produk serba guna (versatile), bebas trans fat, dan kaya fitonutrien belum menjadi perhatian pemerintah untuk didukung melalui program dan kebijakan. Sebagai contoh, para peneliti di Spanyol telah membuat konsensus bahwa tidak ada bukti mengaitkan konsumsi sawit dengan resiko kanker tinggi terhadap kematian manusia.

(Baca juga:Tekan Pemalsuan, PTPN V Siapkan 1,1 Juta Bibit Sawit Unggulan)

“Potensi sawit sangat tinggi peluangnya untuk menyelesaikan masalah SDG’s Indonesia. Syaratnya menjamin keamanan pangan. Ada program nasional bahwa minyak sawit di Indonesia mempunyai 3-MCPD dan GE rendah. Lalu, perlu mendorong riset. Dengan dukungan konsensus pakar untuk menyusun status sawit sebagai kandungan makanan dan kesehatan. Tujuannya menjadi referensi baik di dalam dan luar negeri.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1781 seconds (0.1#10.140)