Stop Nyinyir, Relaksasi PPnBm Diberikan Agar 1,5 Juta Orang Tidak Nganggur

Kamis, 25 Februari 2021 - 17:17 WIB
loading...
Stop Nyinyir, Relaksasi...
Relaksasi PPnBm bagi industri otomotif diklaim dilakukan agar tak terjadi PHK besar-besaran. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengungkapkan alasan pemerintah memberikan relaksasi pajak pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) pada industri otomotif. Ia mengatakan jika tidak diberikan insentif maka pabrik industri otomotif akan ditutup.



Lutfi menjelaskan bahwa pada 2020 industri otomotif hanya menjual 550 ribu unit mobil saja. Penjualan tersebut membuat stok mobil di pabrikan menjadi banyak.

"Biasanya industri otomotif menjual dari 1 sampai 1,1 juta unit mobil baru tiap tahunnya, tapi di tahun 2020 hanya menjual 550 ribu unit mobil. Karena hanya menjual setengahnya saja stok mobil yang ada di Tanah Air itu tinggi sekali," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (25/2/2021).

Untuk itu, lanjut Lutfi, pemerintah mengeluarkan kebijakan relaksasi PPnBM agar masyarakat dapat berbelanja mobil sehingga stok yang ada habis. Dengan begitu pabrik pembuatan mobil dapat bergeliat kembali.

"Seumpama kita tidak memberikan insentif dan membiarkan stok lama menumpuk, mereka(Agen Pemegang Merek/APM) akan menutup pabriknya," jelasnya.



Jika pemerintah membiarkan pabrik industri otomotif ditutup, lanjut dia, maka akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran. Industri otomotif terbilang mempekerjakan banyak pekerja.

"Kenapa kita memilih insentif diberikan ke industri otomotif, karena banyak mempekerjakan orang. ada sebesar 1,5 juta pekerja, bahkan lebih," tandasnya.
(fai)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Buntut PHK Pekerja,...
Buntut PHK Pekerja, Yamaha Music Manufacturing Asia Komit Tetap Beroperasi
Pengangguran di Singapura...
Pengangguran di Singapura Bakal Dapat Gaji Rp74 Juta per Bulan, Termasuk Korban PHK
Pemerintah Harus Fokus...
Pemerintah Harus Fokus Tarik Investasi yang Ciptakan Lapangan Kerja
PHK Menyangkut Urusan...
PHK Menyangkut Urusan Perut Ribuan Orang, Pemerintah Harus Bergerak Cepat
Susul Sritex, 2 Pabrik...
Susul Sritex, 2 Pabrik Sepatu di Tangerang PHK 3.500 Karyawan
Sektor Otomotif Jerman...
Sektor Otomotif Jerman Pesakitan, Bosch Berencana PHK 10.000 Karyawan
Tsunami PHK Gulung Indonesia,...
Tsunami PHK Gulung Indonesia, Bagaimana Kondisi Ekonomi?
Korban PHK Massal Sritex...
Korban PHK Massal Sritex Bakal Dipekerjakan Lagi, Bagaimana Prosesnya?
PHK 8.400 Karyawan Sritex...
PHK 8.400 Karyawan Sritex Disebut Ilegal, Presiden KSPI Said Iqbal Ungkap Alasannya
Rekomendasi
Nurul Arifin: Tidak...
Nurul Arifin: Tidak Ada Alasan bagi Letkol Teddy Mundur dari TNI karena Menjabat Seskab
Patrick Kluivert Efek,...
Patrick Kluivert Efek, Mees Hilgers: Kehadirannya Ciptakan Antusiasme!
Hamas Senang Trump Cabut...
Hamas Senang Trump Cabut Rencana AS Usir Warga Gaza
Berita Terkini
Transaksi Pembelian...
Transaksi Pembelian Beton Kini Lebih Mudah dengan Dompet Digital
3 menit yang lalu
Sri Mulyani Memohon...
Sri Mulyani Memohon Penurunan Penerimaan Pajak Tak Didramatisir
16 menit yang lalu
THR PNS Cair 17 Maret...
THR PNS Cair 17 Maret 2025 , Pemerintah Siapkan Anggaran Rp49,9 Triliun
38 menit yang lalu
Realisasi Program Makan...
Realisasi Program Makan Bergizi Gratis Capai Rp710,5 Miliar, Jangkau 2 Juta Penerima
1 jam yang lalu
Pabrik MinyaKita Tak...
Pabrik MinyaKita Tak Sesuai Takaran Resmi Ditutup, Ini Pemiliknya
1 jam yang lalu
TBS Energi Tumbuh Positif...
TBS Energi Tumbuh Positif di Tengah Transformasi Bisnis Berkelanjutan
2 jam yang lalu
Infografis
Alasan Mengapa Meminum...
Alasan Mengapa Meminum Kopi saat Sahur Tidak Dianjurkan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved