Membidik Peluang Ekspor Produk Farmasi ke Negara-Negara Muslim

Jum'at, 05 Maret 2021 - 06:59 WIB
loading...
A A A
Pertumbuhan industri farmasi tidak hanya terjadi di dalam negeri saja. Di saat pandemi, hampir semua negara di dunia permintaan akan produk-produk farmasi juga tinggi. Untuk skala global, Rilis Moody memprediksi pertumbuhan EBITDA industri farmasi dunia akan meningkat 2% - 4% dalam jangka waktu 12-18 bulan ke depan. Perkiraan ini lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya yang hanya sekitar 1%-3%.

Peluang yang cukup besar untuk bisa tumbuh dengan pesat, memang harus di manfaatkan oleh para pelaku di industri farmasi. Hal itu seperti yang dilakukan oleh- PT CKD OTTO Pharmaceuticals, perusahaan farmasi Indonesia yang mengkhususkan diri untuk memproduksi obat onkologi.

Memanfatakan peluang yang cukup terbuka di saat pandemi, perusahaan yang berdiri pada September 2015 ini menjalin Kerjasama dengan perusahaan farmasi asal Aljazair, Saidal Group. Peruahan ini merupakan Badan Usaha Milik Pemerintah Aljazair. Kerja sama tersebut tertuang dalam kontrak kerja sama bisnis yang ditandantangani kedua belah pihak pada Kamis (4/3/2021).



Dalam kontrak tersebut disebutkan CKD OTTO akan mengekspor enam item obat kanker, yang diproduksi di Indonesia oleh CKD OTTO dalam bentuk bulk vial ke Aljazair. Bahan baku obat kanker ini kemudian akan mengalami pengemasan kedua di Aljazair.

Dunia Butuh Obat Kanker

Fase pertama dari kontrak bisnis ini, ekspor enam bahan baku obat tersebut akan dilakukan selama tiga tahun dengan nilai Rp250 miliar. Pada fase kedua, transfer teknologi akan dilakukan dari CKD OTTO kepada Saidal setelah pabrik onkologi Saidal grup selesai dibangun.

Dengan investasi yang telah digelontorkan CKD OTTO , lebih dari Rp400 miliar, perusahan ini dapat memproduksi obat-obat onkologi dengan standar tinggi. Untuk diketahui, pabrik onkologi CKD OTTO juga merupakan pabrik onkologi pertama di Indonesia yang telah mendapatkan sertifikat halal dari MUI, sehingga diharapkan dapat menjangkau 2 miliar orang di negara-negara Islam dan negara-negara lainnya di dunia. Pasar farmasi di Aljazair, cukup besar. Menduduki posisi ke dua di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara dengan nilai sebesar Rp56 triliun.

Penny K. Lukito, Kepala Badan POM Indonesia, yang hadir saat penandatanganan kontrak binsis anatara dua peruahan tersebut mengatakan, penyakit kanker menjadi salah satu penyakit yang terus meningkat prevalensinya, secara global. Di Indonesia, dikutip dari Riset Kesehatan Dasar Kementrian Kesehatan, menunjukan adanya peningkatan prevalensi tumor atau kanker dari 1,4 per 1.000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,8 per 1.000 penduduk di tahun 2018.


Secara global, dari data GLOBOCAN (Global Cancer Observatory), salah satu platform berbasis web interaktif yang menyajikan statistik kanker yang terkait dengan aspek pengendalian dan penelitian terkait kanker secara global, didapatkan data tahun 2020 terdapat 19,3 juta kasus baru secara global, dengan angka kematian tinggi yaitu sebanyak 10 juta kematian.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1054 seconds (0.1#10.140)