Maksimalkan Layanan Digital
loading...
A
A
A
Perubahan-perubahan ini hanya masalah waktu. Ini sejalan dengan survei yang dilakukan Inventure-Alvara di mana hasil penelitian kedua lembaga itu menyebutkan bahwa sebanyak 68,5% responden menyatakan perbankan perlu bertransformasi menjadi cabang digital. Sebaliknya, hanya 31% yang tidak setuju berubah.
Dalam catatan Inventure, adopsi digital yang masif selama pandemi terutama untuk aktivitas keuangan, menjadikan kantor cabang kurang relavan. Ini didasarkan pada terbatasnya mobilitas masyarakat karena khawatir terpapar Covid-19. Model layanan digital diperkirakan akan menjadi kebutuhan sehingga ke depan nasabah harus terbiasa melakukan self service guna mengurangi kontak fisik.
Ikhwal pengurangan fasilitas kantor cabang perbankan, diakui oleh Corporate Secretary PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Aestika Oryza Gunarto. Menurutnya, secara umum jumlah Unit Kerja BRI pada 2020 berjumlah 9.538 Unit Kerja. Jumlah tersebut berkurang 134 Unit Kerja dari sebelumnya 9.672 Unit Kerja pada 2019.
Aestika mengatakan, pengurangan terbanyak berasal dari Teras BRI yang berkurang 63 unit dan Kantor Kas berkurang sebanyak 62 kantor.
"Penurunan jumlah Unit Kerja BRI tersebut salah satunya dikarenakan tren peningkatan transaksi digital cukup signifikan. Salah satunya adalah meningkat pesatnya penggunaan BRIMo (mobile banking BRI) yang meningat lebih dari 660% sepanjang 2020 atau mencapai lebih dari 765 juta transaksi," kata Aestika kepada KORAN SINDO, di Jakarta, Sabtu (13/3) lalu.
Namun demikian, tutur Aestika, Kantor Cabang BRI tetap masih diperlukan. Pasalnya, kata dia, masih banyak aktivitas perbankan lain yang dilakukan di kantor/outlet BRI. Hal ini menjadi bagian strategi pelayanan service excellence BRI, sehingga perpaduan keduanya yakni jaringan fisik dan digital tetap dibutuhkan dalam memenuhi karakter nasabah Indonesia.
"Di samping itu, layanan perbankan BRI di pelosok negeri tetap terus meningkat dengan meluasnya jaringan BRILink BRI hingga mencapai lebih dari 504.233 Agen BRILink di akhir 2020 atau meningkat 82.073 yoy," ujarnya.
Dia menggariskan, transformasi digital yang dilakukan BRI saat ini diarahkan kepada beberapa hal. Antara lain digitalisasi proses untuk memperoleh kecepatan proses, kemudahan, dan akurasi (ketepatan) menuju efisiensi. Selanjutnya ungkap dia, BRI menciptakan value baru dengan new business model.
"Serta menciptakan pola-pola distribution channel maupun ekosistem baru seperti membangun jaringan melalui prinsip-prinsip keagenan, dalam hal ini Agen BRILink," ucap Aestika.
Dalam catatan Inventure, adopsi digital yang masif selama pandemi terutama untuk aktivitas keuangan, menjadikan kantor cabang kurang relavan. Ini didasarkan pada terbatasnya mobilitas masyarakat karena khawatir terpapar Covid-19. Model layanan digital diperkirakan akan menjadi kebutuhan sehingga ke depan nasabah harus terbiasa melakukan self service guna mengurangi kontak fisik.
Ikhwal pengurangan fasilitas kantor cabang perbankan, diakui oleh Corporate Secretary PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Aestika Oryza Gunarto. Menurutnya, secara umum jumlah Unit Kerja BRI pada 2020 berjumlah 9.538 Unit Kerja. Jumlah tersebut berkurang 134 Unit Kerja dari sebelumnya 9.672 Unit Kerja pada 2019.
Aestika mengatakan, pengurangan terbanyak berasal dari Teras BRI yang berkurang 63 unit dan Kantor Kas berkurang sebanyak 62 kantor.
"Penurunan jumlah Unit Kerja BRI tersebut salah satunya dikarenakan tren peningkatan transaksi digital cukup signifikan. Salah satunya adalah meningkat pesatnya penggunaan BRIMo (mobile banking BRI) yang meningat lebih dari 660% sepanjang 2020 atau mencapai lebih dari 765 juta transaksi," kata Aestika kepada KORAN SINDO, di Jakarta, Sabtu (13/3) lalu.
Baca Juga
Namun demikian, tutur Aestika, Kantor Cabang BRI tetap masih diperlukan. Pasalnya, kata dia, masih banyak aktivitas perbankan lain yang dilakukan di kantor/outlet BRI. Hal ini menjadi bagian strategi pelayanan service excellence BRI, sehingga perpaduan keduanya yakni jaringan fisik dan digital tetap dibutuhkan dalam memenuhi karakter nasabah Indonesia.
"Di samping itu, layanan perbankan BRI di pelosok negeri tetap terus meningkat dengan meluasnya jaringan BRILink BRI hingga mencapai lebih dari 504.233 Agen BRILink di akhir 2020 atau meningkat 82.073 yoy," ujarnya.
Dia menggariskan, transformasi digital yang dilakukan BRI saat ini diarahkan kepada beberapa hal. Antara lain digitalisasi proses untuk memperoleh kecepatan proses, kemudahan, dan akurasi (ketepatan) menuju efisiensi. Selanjutnya ungkap dia, BRI menciptakan value baru dengan new business model.
"Serta menciptakan pola-pola distribution channel maupun ekosistem baru seperti membangun jaringan melalui prinsip-prinsip keagenan, dalam hal ini Agen BRILink," ucap Aestika.