Mau Cuan di Masa Pandemi? Yuk Smart Berinvestasi!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ada yang tahu apa itu cuan? Adakah rumus untuk tetap dapat cuan di tengah pandemi? Tanya Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Septriana Tangkary kepada peserta Webinar Creativetalks Pojok Literasi Cerdas Berinvestasi, Milenial Tetap Cuan di Tengah Pandemi.
Septriana mengajak generasi milenial untuk gunakan smartphone untuk menjadi entepreneur dan technopreneur. Caranya seperti apa? yaitu terus berinovasi dan berkreatifitas, salah satu contohnya dengan membuat video kreatif di media sosial.
"Ada dua jenis kegiatan menyimpan uang yang terlihat sama, tapi sebenarnya berbeda, yaitu menabung dan investasi. Menabung adalah kegiatan menyimpan uang yang umumnya dilakukan dalam jangka pendek. Investasi adalah kegiatan menyimpan uang untuk kebutuhan jangka panjang dengan tujuan utama mendapatkan keuntungan lebih," terang Septriana.
Dia menghimbau masyarakat untuk tidak melakukan investasi pada entitas yang tidak jelas legalitas dan pengawasannya. "Apabila menemukan penawaran investasi yang tidak jelas, Anda perlu memastikan bahwa entitas tersebut beserta investasi yang ditawarkan memiliki izin yang sah dari otoritas yang berwenang atau tidak melalui sikapiuangmu.ojk.go.id," terangnya.
Acara dibuka oleh Koordinator Informasi dan Komunikasi Perekonomian Satu, Kemenkominfo, Eko Slamet Riyanto sekaligus menyampaikan paparannya. "Di tengah Pandemi COVID-19, jumlah investor Pasar Modal Indonesia tetap meningkat pesat. Jumlah investor Pasar Modal Indonesia sesuai dengan data yang tercatat di KSEI per tanggal 29 Desember 2020 naik lebih dari 50% menjadi 3.871.248 dari sebelumnya 2.484.354 pada akhir tahun 2019", jelasnya.
Eko menerangkan dalam tiga tahun terakhir pertumbuhan investor pasar modal Indonesia didominasi kalangan anak muda terutama generasi milenial dan Gen-Z. pertumbuhan terbesar ada dari investor di bawah usia 25 tahun, kemudian pertumbuhan tertinggi berikutnya adalah investor di antara 26 sampai 30 tahun.
Hadir dalam webinar ini Direktur Literasi dan Edukasi Keuangan OJK, Horas V.M. Tarihoran, menyampaikan dua tips berinvestasi secara aman: Pertama tetapkan tujuan keuangan. Jangan berinvestasi tanpa tahu tujuan investasi. Kedua kenali diri sendiri. Ketahui profil risiko pribadi, apakah termasuk ke dalam tipe investor yang konservatif, moderat, atau agresif.
Horas juga menghimbau bahwa tidak ada satu investasi pun yang tidak berisiko. "Berhati-hatilah sebelum berinvestasi. Cek dahulu ke OJK melalui call center 157 atau whatsapp melalui 081157157157," terangnya.
Selanjutnya CFP Head of Advisory Finansialku, Robby Cristy menjelaskan sebelum berinvestasi, kumpulkan dana darurat terlebih dahulu. Dana darurat dihitung berdasarkan pengeluaran per bulan.
"Berikut perhitungan dana daruratnya: Single (6 bulan pengeluaran), menikah (9 bulan pengeluaran), memiliki anak (12 bulan pengeluaran)," terangnya.
"Bagaimana memulai bisnis?", tanya Founder PT. Nusantara Segar Global, Margareta Astaman. "Mulai dengan modal yang ada, sesuaikan skalanya. Dan yang perlu diingat, modal usaha tidak hanya uang tetapi ada modal sosial dan modal kemampuan. Kembangkan seluruh modal tersebut untuk memajukan usaha kalian," jelasnya.
Kegiatan Webinar Pojok Literasi ini diselenggarakan oleh Direktorat Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Kemenkominfo diikuti 30 orang peserta yang hadir secara offline dan 215 peserta daring.
Septriana mengajak generasi milenial untuk gunakan smartphone untuk menjadi entepreneur dan technopreneur. Caranya seperti apa? yaitu terus berinovasi dan berkreatifitas, salah satu contohnya dengan membuat video kreatif di media sosial.
"Ada dua jenis kegiatan menyimpan uang yang terlihat sama, tapi sebenarnya berbeda, yaitu menabung dan investasi. Menabung adalah kegiatan menyimpan uang yang umumnya dilakukan dalam jangka pendek. Investasi adalah kegiatan menyimpan uang untuk kebutuhan jangka panjang dengan tujuan utama mendapatkan keuntungan lebih," terang Septriana.
Dia menghimbau masyarakat untuk tidak melakukan investasi pada entitas yang tidak jelas legalitas dan pengawasannya. "Apabila menemukan penawaran investasi yang tidak jelas, Anda perlu memastikan bahwa entitas tersebut beserta investasi yang ditawarkan memiliki izin yang sah dari otoritas yang berwenang atau tidak melalui sikapiuangmu.ojk.go.id," terangnya.
Acara dibuka oleh Koordinator Informasi dan Komunikasi Perekonomian Satu, Kemenkominfo, Eko Slamet Riyanto sekaligus menyampaikan paparannya. "Di tengah Pandemi COVID-19, jumlah investor Pasar Modal Indonesia tetap meningkat pesat. Jumlah investor Pasar Modal Indonesia sesuai dengan data yang tercatat di KSEI per tanggal 29 Desember 2020 naik lebih dari 50% menjadi 3.871.248 dari sebelumnya 2.484.354 pada akhir tahun 2019", jelasnya.
Eko menerangkan dalam tiga tahun terakhir pertumbuhan investor pasar modal Indonesia didominasi kalangan anak muda terutama generasi milenial dan Gen-Z. pertumbuhan terbesar ada dari investor di bawah usia 25 tahun, kemudian pertumbuhan tertinggi berikutnya adalah investor di antara 26 sampai 30 tahun.
Hadir dalam webinar ini Direktur Literasi dan Edukasi Keuangan OJK, Horas V.M. Tarihoran, menyampaikan dua tips berinvestasi secara aman: Pertama tetapkan tujuan keuangan. Jangan berinvestasi tanpa tahu tujuan investasi. Kedua kenali diri sendiri. Ketahui profil risiko pribadi, apakah termasuk ke dalam tipe investor yang konservatif, moderat, atau agresif.
Horas juga menghimbau bahwa tidak ada satu investasi pun yang tidak berisiko. "Berhati-hatilah sebelum berinvestasi. Cek dahulu ke OJK melalui call center 157 atau whatsapp melalui 081157157157," terangnya.
Selanjutnya CFP Head of Advisory Finansialku, Robby Cristy menjelaskan sebelum berinvestasi, kumpulkan dana darurat terlebih dahulu. Dana darurat dihitung berdasarkan pengeluaran per bulan.
"Berikut perhitungan dana daruratnya: Single (6 bulan pengeluaran), menikah (9 bulan pengeluaran), memiliki anak (12 bulan pengeluaran)," terangnya.
"Bagaimana memulai bisnis?", tanya Founder PT. Nusantara Segar Global, Margareta Astaman. "Mulai dengan modal yang ada, sesuaikan skalanya. Dan yang perlu diingat, modal usaha tidak hanya uang tetapi ada modal sosial dan modal kemampuan. Kembangkan seluruh modal tersebut untuk memajukan usaha kalian," jelasnya.
Kegiatan Webinar Pojok Literasi ini diselenggarakan oleh Direktorat Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Kemenkominfo diikuti 30 orang peserta yang hadir secara offline dan 215 peserta daring.
(nng)