Kementan Tingkatkan Peran Penyuluh Pertanian untuk Dampingi Petani Sawit
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sistem penyuluhan efektif dan efisien bagi petani/pekebun kelapa sawit menjadi sangat penting untuk meningkatkan produktivitas sawit rakyat . Saat ini produktivitas sawit rakyat rata-rata masih sekitar 2,7 ton per hektare (ha), atau masih di bawah produktivitas rata-rata nasional yang telah mencapai 9 ton per ha.
Dalam keterangan tertulisnya, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi mengatakan untuk mendukung petani mengatasi masalah tersebut, diperlukan penguatan penyuluh, baik aparatur sipil negara atau ASN maupun penyuluh swadaya dan swasta.
(Baca juga:Gapki Bentuk Satgas Percepatan Peremajaan Sawit Rakyat)
“Fungsinya untuk mendorong peningkatan pengetahuan petani dan membangun kapasitas petani sawit,” kata Dedi Nursyamsi saat membuka rapat 'Rencana Aksi Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh Swadaya dan Swasta di Kawasan Perkebunan Sawit Rakyat (PSR) berbasis Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP).
Menurutnya, Kementan menyadari peran sawit menjadi penyumbang devisa negara dari nilai ekspor yang terus meningkat. Sawit, kata Dedi, juga sebagai penggerak perekonomian daerah, menyerap tenaga kerja dan mendukung pengentasan kemiskinan di perdesaan.
(Baca juga:Realisasi Peremajaan Sawit Rakyat PTPN V Capai 9.500 Ha, Terluas di Indonesia)
“Pada 2018, luas perkebunan sawit mencapai 14,7 juta ha dan 6 juta ha atau 40,9% di antaranya, merupakan perkebunan sawit rakyat,” kata Dedi.
Menurut Dedi sebagaimana instruksi dan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo petani sawit sangat berperan dalam peningkatan produktivitas sawit nasional. Komoditas ini berkontribusi dalam menggerakan ekonomi di sentra perkebunan sawit, terutama pada 31 kabupaten/kota, khususnya di Provinsi Riau dan sebagian wilayah di Kalimantan dan Sulawesi.
(Baca juga:Tingkatkan Produktivitas, 2,8 Juta Hektar Kebun Sawit Rakyat Perlu Diremajakan)
“Kebun sawit secara keseluruhan menyerap 8,2 juta orang tenaga kerja. Sawit juga sumber penghidupan 1,5 juta keluarga petani,” kata Dedi Nursyamsi didampingi Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah dan Government Advisor PT SMART Tbk, R Azis Hidayat.
Dia mengharapkan penyuluh swadaya dan swasta memanfaatkan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP Kostratani) sebagai sarana melakukan aktivitas pemberdayaan petani/pekebun sawit.
(Baca juga:Jalan Tengah Penyelesaian Sawit Rakyat dalam Kawasan Hutan)
Menurut Azis Hidayat, luas kebun sawit secara nasional mencapai 16,38 juta ha. Dari total kebun sawit tersebut, kebun sawit rakyat mencapai 6,72 juta ha. Dari 6,72 juta ha kebun sawit rakyat tersebut yang harus diremajakan/direplanting melalui program peremajaan sawit rakyat (PSR) seluas 2,78 juta ha. “2,27 juta ha di antaranya melalui plasma dan swadaya,” kata Azis Hidayat.
Target peremajaan PSR pada 2021, lanjut Azis Hidayat, sekitar 180.000 ha. Kebun sawit tersebut tersebar di 108 kabupaten di 21 provinsi. “Target terluas Riau sekitar 26.500 ha dan terkecil Bangka Belitung seluas 500 ha,” katanya.
Kriteria lahan peremajaan dengan dana hibah Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS). Mengacu Permentan No 7/2019, kebun yang bisa diremajakan melalui program ini harus milik rakyat dan usia tanaman sudah di atas umur ekonomis yakni 25 tahun.
“Produktivitas kurang atau sama dengan 10 ton TBS (tandan buah segar) per ha, minimal usia sawit tujuh tahun, dan kebun tanpa benih unggul, dengan umur tanaman minimal dua tahun,” kata Azis Hidayat.
Siti Munifah menegaskan komitmen BPPSDMP meningkatkan produktivitas PSR dan kesejahteraan petani sawit. Dukungan penyuluh, kata Siti Munifah, data Sistem Informasi Penyuluhan Pertanian (Simluhtan) per 31 Desember 2020 menyebut ada 25.707 orang penyuluh PNS, 11.749 penyuluh honorer (THL TBPP), 29.469 penyuluh swadaya dan 140 penyuluh swasta.
“Dari jumlah penyuluh swadaya tersebut, perlu dipetakan penyuluh swadaya yang wilayahnya berada di kawasan perkebunan kelapa sawit,” katanya didampingi Koordinator Substansi Perencanaan BPPSDMP, Dewi Darmayanti.
Menurut Siti Munifah, idealnya satu penyuluh swadaya/swasta membina 200 hingga 500 ha sawit, atau rata-rata 350 ha per penyuluh. Khusus PSR diperkirakan membutuhkan 17.244 orang penyuluh untuk menjangkau target 6 juta ha PSR.
Dalam keterangan tertulisnya, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi mengatakan untuk mendukung petani mengatasi masalah tersebut, diperlukan penguatan penyuluh, baik aparatur sipil negara atau ASN maupun penyuluh swadaya dan swasta.
(Baca juga:Gapki Bentuk Satgas Percepatan Peremajaan Sawit Rakyat)
“Fungsinya untuk mendorong peningkatan pengetahuan petani dan membangun kapasitas petani sawit,” kata Dedi Nursyamsi saat membuka rapat 'Rencana Aksi Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh Swadaya dan Swasta di Kawasan Perkebunan Sawit Rakyat (PSR) berbasis Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP).
Menurutnya, Kementan menyadari peran sawit menjadi penyumbang devisa negara dari nilai ekspor yang terus meningkat. Sawit, kata Dedi, juga sebagai penggerak perekonomian daerah, menyerap tenaga kerja dan mendukung pengentasan kemiskinan di perdesaan.
(Baca juga:Realisasi Peremajaan Sawit Rakyat PTPN V Capai 9.500 Ha, Terluas di Indonesia)
“Pada 2018, luas perkebunan sawit mencapai 14,7 juta ha dan 6 juta ha atau 40,9% di antaranya, merupakan perkebunan sawit rakyat,” kata Dedi.
Menurut Dedi sebagaimana instruksi dan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo petani sawit sangat berperan dalam peningkatan produktivitas sawit nasional. Komoditas ini berkontribusi dalam menggerakan ekonomi di sentra perkebunan sawit, terutama pada 31 kabupaten/kota, khususnya di Provinsi Riau dan sebagian wilayah di Kalimantan dan Sulawesi.
(Baca juga:Tingkatkan Produktivitas, 2,8 Juta Hektar Kebun Sawit Rakyat Perlu Diremajakan)
“Kebun sawit secara keseluruhan menyerap 8,2 juta orang tenaga kerja. Sawit juga sumber penghidupan 1,5 juta keluarga petani,” kata Dedi Nursyamsi didampingi Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah dan Government Advisor PT SMART Tbk, R Azis Hidayat.
Dia mengharapkan penyuluh swadaya dan swasta memanfaatkan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP Kostratani) sebagai sarana melakukan aktivitas pemberdayaan petani/pekebun sawit.
(Baca juga:Jalan Tengah Penyelesaian Sawit Rakyat dalam Kawasan Hutan)
Menurut Azis Hidayat, luas kebun sawit secara nasional mencapai 16,38 juta ha. Dari total kebun sawit tersebut, kebun sawit rakyat mencapai 6,72 juta ha. Dari 6,72 juta ha kebun sawit rakyat tersebut yang harus diremajakan/direplanting melalui program peremajaan sawit rakyat (PSR) seluas 2,78 juta ha. “2,27 juta ha di antaranya melalui plasma dan swadaya,” kata Azis Hidayat.
Target peremajaan PSR pada 2021, lanjut Azis Hidayat, sekitar 180.000 ha. Kebun sawit tersebut tersebar di 108 kabupaten di 21 provinsi. “Target terluas Riau sekitar 26.500 ha dan terkecil Bangka Belitung seluas 500 ha,” katanya.
Kriteria lahan peremajaan dengan dana hibah Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS). Mengacu Permentan No 7/2019, kebun yang bisa diremajakan melalui program ini harus milik rakyat dan usia tanaman sudah di atas umur ekonomis yakni 25 tahun.
“Produktivitas kurang atau sama dengan 10 ton TBS (tandan buah segar) per ha, minimal usia sawit tujuh tahun, dan kebun tanpa benih unggul, dengan umur tanaman minimal dua tahun,” kata Azis Hidayat.
Siti Munifah menegaskan komitmen BPPSDMP meningkatkan produktivitas PSR dan kesejahteraan petani sawit. Dukungan penyuluh, kata Siti Munifah, data Sistem Informasi Penyuluhan Pertanian (Simluhtan) per 31 Desember 2020 menyebut ada 25.707 orang penyuluh PNS, 11.749 penyuluh honorer (THL TBPP), 29.469 penyuluh swadaya dan 140 penyuluh swasta.
“Dari jumlah penyuluh swadaya tersebut, perlu dipetakan penyuluh swadaya yang wilayahnya berada di kawasan perkebunan kelapa sawit,” katanya didampingi Koordinator Substansi Perencanaan BPPSDMP, Dewi Darmayanti.
Menurut Siti Munifah, idealnya satu penyuluh swadaya/swasta membina 200 hingga 500 ha sawit, atau rata-rata 350 ha per penyuluh. Khusus PSR diperkirakan membutuhkan 17.244 orang penyuluh untuk menjangkau target 6 juta ha PSR.
(dar)